Presiden Soekarno pernah merasakan tahanan pada era kolonial yaitu di tahun 1929. Orator ulung itu dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy karena dianggap melakukan gerakan pemberontakan terhadap kolonialisme.
Tetapi sebelum menjadi penjara, kawasan Banceuy mulanya adalah pusat kandang kuda di Bandung. Di sana pernah terjadi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan fungsi hewan kuda sebagai moda transportasi.
Dimuat dari Kamus Basa Sunda (2015) karya R.A Danadibrata, Banceuy memiliki arti melamun tak bicara sepatah kata. Tetapi dalam Kamus Umum Basa Sunda (1992) diartikan sebagai kampung tempat istal dan orang yang mengurus kereta kuda zaman dulu.
Hal ini berkaitan dengan pembangunan Jalan Raya Pos atau De Groote Postweg oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Jalan yang terbentang sejauh 1000 kilometer ini hanya bisa dilalui kendaraan yang ditarik hewan, salah satunya kuda.
“Kuda-kuda yang kelelahan karena mengangkut manusia dan barang bawaan setiap 10 pal diganti kuda-kuda yang masih segar di kampung-kampung kecil yang bernama Banceuy,” jelas Haryanto Kunto dalam Seabad Grand Hotel Preanger yang dinukil dari Tirto.
Tempat istirahat
Kasijanto Sastrodinomo dalam “Mil, Kilometer, dan Pal” mengatakan Banceuy juga dijadikan tempat istirahat oleh para kusir untuk melepas lelah dan penat. Apalagi setelah menempuh perjalanan panjang di atas Jalan Raya.
Dalam bentangan Jalan Raya Pos sepanjang 1.000 kilometer, banyak dijumpai kampung kecil seperti penamaan yang berbeda-beda. Di Kota Bandung, kampung kecil ini berada di satu pojok simpang jalan yang terhubung dengan ruas Jalan Raya Pos.
“Ruas jalan ini kemudian dinamakan Jalan Banceuy dengan panjang kurang lebih 600 meter,” katanya.
Kawasan Banceuy menjadi tempat para kusir untuk berganti shit. Karena jarak yang ditempuh jauh, kasir tentunya perlu bergantian dengan temannya. Di sisi lain, pemilik kuda juga perlu memperhatikan kondisi hewannya.
Agar sampai tempat tujuan, kuda-kuda yang kelelahan akan ditukar dengan kuda yang sehat dan selesai beristirahat. Tak main-main, karena jarak tempuh terjauh bisa hingga wilayah Semarang yang bisa memakan waktu berhari-hari.
Jejak sudah hilang
Di Banceuy juga dibangun tempat tinggal dari para kusir. Hal ini agar perputaran barang dan surat berjalan optimal. Pengemudi kuda ini bisa beristirahat sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan untuk mendistribusikan barang.
Tetapi jejak kandang kuda dan pos pergantian kereta kuda logistik ini sudah tidak berbekas. Hanya tersisa bangunan penjara yang dulu dijadikan tempat pengasingan Soekarno dan anggota PNI.
Saat ini bekas penjara Soekarno itu telah menjadi museum. Untuk bangunan penjara, kini juga telah digantikan dengan deretan ruko dan bangunan rumah warga. Tetapi saking lekatnya nama Banceuy, kompleks ini tetap tidak diganti.
“Wali Kota (Bandung) waktu itu berdalih letak penjara di tengah pusat kota tersebut dianggap tidak sesuai dengan tata kota,” tulis Her Suganda dalam wisata Paris van Java (2011).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


