ini riwayat tongkat kiai cokro milik pangeran diponegoro konon yang pegang bisa jadi pemimpin - News | Good News From Indonesia 2024

Ini Riwayat Tongkat Kiai Cokro Milik Pangeran Diponegoro, Konon yang Pegang Bisa Jadi Pemimpin

Ini Riwayat Tongkat Kiai Cokro Milik Pangeran Diponegoro, Konon yang Pegang Bisa Jadi Pemimpin
images info

Pangeran Diponegoro semasa hidupnya memiliki sebuah tongkat yang selalu menemaninya bernama Kiai Cokro. Konon siapapun yang memegang tongkat ini akan menjadi seorang pemimpin besar.

Pada tahun 1834, tongkat ini dibawa ke Belanda untuk dijadikan sebagai hadiah. Selama ratusan tahun, tongkat ini dirawat oleh keluarga Braud yang berpengaruh di Belanda. Tetapi pada tahun 2015, tongkat ini diserahkan kembali ke Indonesia.

Kisah Rayuan Politik Jenderal De Kock kepada Diponegoro saat Momen Ramadan

Saat itu pemerintah Indonesia diwakili oleh Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pasalnya saat itu, Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Filipina. Anies kemudian menjadi sosok pertama yang memegang tongkat ini. 

Tongkat tersebut sejak berada di Belanda sudah menjadi buruan banyak kolektor. Karena itu, saat dibawa ke Indonesia dilakukan secara rahasia. Anies mengaku takjub karena pernah memegang tongkat milik Pangeran Diponegoro itu.

“Di situ, saya pertama kali melihat tongkat ini, Masya Allah, tongkatnya memang bagus, dan kayunya tua sekali berumur sekitar 200 tahun,” jelasnya.

Sejarah Kiai Cokro

Dimuat dari Detik, Pangeran Diponegoro telah memegang tongkat Kiai Cokro sejak 1815 atau 10 tahun sebelum pecah Perang Jawa. Diponegoro mendapatkan tongkat itu dari seorang warga biasa asal Jawa.

Tongkat itu dinamakan Tjokro atau Cakra karena ujungnya bulat seperti bulan. Simbol ini begitu penting bagi Pangeran Diponegoro karena Cakra adalah senjata Dewa Wisnu yang inkarnasinya ke 7 sebagai penguasa dunia.

Sosok Hakim Belanda dengan Lukisan Wajah Pangeran Diponegoro yang Abadi

Hal ini dikaitkan dengan mitologi Jawa dengan kedatangan Sang Ratu Adil atau Erucakra. Diponegoro memakai gelar ini di awal Perang Jawa dan menganggap perjuangannya sebagai perang suci.

Tetapi setelah Perang Jawa berakhir, tongkat itu jatuh ke tangan cucu komandan perempuan pasukan Diponegoro, Nyi Ageng Serang yakni Pangeran Adipati Notoprojo. Dari Notoprojo inilah tongkat itu sampai kepada JC Braud.

Karomah tongkat

Tongkat Kiai Cokro memiliki panjang sekitar 1,5 meter dengan bentuk bundar di bagian ujung atasnya, Tongkat ini dibuat menggunakan bahan kayu lawas, dan turut dibawa di sejumlah kegiatan spiritual dan perlawanan terhadap kolonial Belanda.

Sejarawan Peter Carey dalam Kuasa Ramalan Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 menjelaskan tongkat ini dibawa Pangeran Diponegoro melakukan tirakat di Gua Secang (Selarong) dengan membawa tongkat ini.

Penemuan Pedang Pangeran Diponegoro di Istana Belanda, Bagaimana Bentuknya?

“Dia juga membawa tongkat ziarah khusus yang telah diberikan kepadanya sekitar 1815 yang konon dibuat pada abad keenam belas untuk seorang Raja Demak,” ungkap Carey.

Karena kisah inilah, masyarakat Jawa mempercayai bahwa tongkat ini memiliki karomah yang kuat. Barang siapa yang memegangnya, maka diyakini bisa menjadi seorang pemimpin dalam banyak kesempatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.