Tanggal 30 Agustus diperingati sebagai Hari Hiu Paus Internasional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kehidupan ikan hiu paus.
Menurut National Today, peringatan Hari Hiu Paus Internasional bermula di Isla Holbox Meksiko pada 2008. Saat itu diadakan Konferensi Hiu Paus Internasional yang menghadirkan 40 pakar, aktivis, dan ilmuwan.
Mereka membicarakan populasi hiu paus yang semakin menurun. Hingga akhirnya, Hari Hiu Paus dicetuskan sebagai momen untuk meningkatkan konservasi ekosistem lautan, terutama untuk pelestarian hiu paus.
Mengenal Hiu Paus
Hiu paus (Rhincodon typus) adalah hiu pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Ia dikenal juga dengan cucut geger lintang dalam bahasa Jawa, dan hiu tutul karena pola warna di punggungnya yang bertotol-totol.
Ikan ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat. Hiu paus dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Ilmuwan memperkirakan spesies ini berasal dari sekitar 60 juta tahun lalu.
Hiu paus diketahui beruaya setiap musim semi ke wilayah paparan benua di pesisir Australia barat. Secara musiman juga, ikan ini terlihat mencari makan di India, Filipina, hingga Indonesia.
Baca juga Melihat Kengerian Hiu Hantu, Ikan Purba yang Punya Sirip Berbulu
Makan dengan menyaring air laut
Dilansir dari BBC, makanan hiu paus berupa plankton, krill, larva kepiting pantai, makroalga, serta hewan-hewan kecil nekton seperti cumi-cumi. Ikan raksasa ini juga memangsa telur-telur ikan.
Hiu paus makan secara pasif dengan hanya membuka mulutnya sambil berenang perlahan-lahan. Ia membiarkan air laut masuk dan keluar di belakang rongga mulut melalui celah insang.
Sementara makanannya, akan tersaring oleh lembar-lembar penyaring di mulutnya. Namun, ada kalanya hiu paus makan secara aktif dengan membuka dan menutup mulutnya secara aktif.
Hiu paus, ikan yang jinak
Terlepas dari nama dan ukuran tubuhnya, hiu paus ternyata tidak berbahaya bagi manusia. Terkadang hiu paus membiarkan para penyelam menunggangi punggungnya—tindakan ini tidak dibenarkan oleh konservasionis.
Hiu paus muda dapat diajak bermain-main oleh para penyelam. Terlebih ikan ini berenang dengan sangat lambat sehingga kerap dijumpai penyelam di banyak wilayah, misalnya Thailand, Filipina, Indonesia, hingga Sri Lanka.
Populasi hiu paus terancam oleh aktivitas penangkapan secara sengaja maupun tak sengaja—terbawa jaring ikan. Di berbagai tempat seperti India dan Pakistan, ikan ini banyak diperdagangkan untuk dikonsumsi daging dan siripnya, serta diekstrak menjadi minyak liver.
Di Indonesia sendiri, keberadaan ikan hiu paus diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 18/Kepmen-KP/2013. Hal ini menandakan bahwa keberlangsungan hidup ikan hiu paus adalah hal yang serius untuk diperhatikan bersama.
Baca juga Prancis Beri Hibah 500 Ribu Euro untuk Konservasi Hiu Paus di Teluk Saleh
https://www.youtube.com/watch?v=ZKAQgk3mWLo&t=8s
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News