Sejak mulai dibangun pada 2022, Ibu Kota Nusantara (IKN) punya banyak teknologi mutakhir yang tidak dimiliki wilayah lain di Indonesia. Misalnya dalam hal transportasi, IKN digadang akan memiliki taksi terbang atau sky taxi. Pengembangan taksi terbang ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman otorita IKN dengan Hyundai Motor Company di Bali saat B20 Summit tahun 2022.
Inovasi teknologi yang digunakan taksi terbang sejalan dengan prinsip IKN sebagai green city. Sebab, alih-alih menggunakan bahan bakar fosil, taksi terbang menggunakan 100% energi listrik. Selain berbahan bakar ramah lingkungan, berikut 5 fakta soal taksi terbang IKN:
1. Dibuat oleh Perusahaan Korea
Jika Kawan sering melihat drama atau film Korea, pasti tidak asing dengan merek Hyundai. Betul! Hyundai Motor Group adalah perusahaan yang bertanggung jawab memproduksi taksi terbang di IKN. Perusahaan konglomerat multinasional ini punya kantor di Seoul, Korea Selatan.
2. Sudah Diuji Coba
Pada Senin, 27 Juli 2024, taksi terbang sudah diuji coba di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur. Uji coba ini dilakukan pada 1 unit taksi terbang. Namun, uji coba ini masih berada di tahap proof of concept (PoC). PoC merupakan tahap uji kelayakan konsep sebelum akhirnya nanti diterapkan sepenuhnya.
Hasilnya, taksi terbang mampu bergerak tanpa awak. Saat diuji coba, taksi dapat terbang di atas ketinggian 50 meter dengan kecepatan 50 km/jam. Adapun lamanya pergerakan di udara adalah sekitar 10 menit.
Nantinya, kecepatan taksi terbang dapat mencapai 200 km/jam serta dapat terbang pada ketinggian hingga 80 meter. Taksi terbang juga akan memiliki daya angkut sampai 100 kg.
Baca juga: Taksi Terbang Tiba di Balikpapan, Dirakit Juni dan Uji Coba sebelum HUT RI
3. Tarif Taksi Terbang
Kawan pasti penasaran dengan berapa tarif naik taksi terbang di IKN. Menurut Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, tarif taksi terbang akan berkisar 50 US dollar atau sekitar Rp750.000. Nantinya, Kawan dapat mobilisasi dengan mudah dari IKN ke pulau lain menggunakan taksi terbang.
4. Gunakan Teknologi AAM
AAM atau Advanced Air Mobility merupakan teknologi transportasi yang menggabungkan teknologi penerbangan baru serta pesawat tanpa awak. AAM dinilai lebih ramah lingkungan karena menggunakan energi terbarukan sebagai sumber dayanya. Penggunaan energi terbarukan ini akan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan jika menggunakan bahan bakar fosil.
Selain mengurangi emisi karbon, teknologi AAM akan mempersingkat waktu dan jarak tempuh. AAM juga mampu mengurangi kemacetan lalu lintas udara dengan mengefisiensikan rute penerbangan. Daripada pesawat konvensional, AAM lebih minim polusi udara.
Baca juga: Perjalanan Futuristik: Filipina Jajaki Kolaborasi untuk Membuat Mobil Terbang
5. Dioperasionalkan Setelah 2030
Secara komersial, taksi terbang baru dapat beroperasi setelah tahun 2030. Hal ini karena perlu adanya kajian-kajian secara komprehensif sebelum taksi terbang benar-benar aman digunakan oleh masyarakat. Kajian-kajian itu akan berupa kajian ekonomi, lingkungan, sosial, teknologi, dan telaah hukum.
Kawan yang nantinya ingin menjajal taksi terbang harus memesan terlebih dahulu lewat aplikasi. Kemudian Kawan akan dijemput dari titik awal ke vertiport menggunakan menggunakan taksi atau bus berbasis listrik. Setelah sampai di vertiport atau terminal bandara mini, Kawan baru bisa menaiki taksi terbang.
Apakah Kawan tertarik mencoba taksi terbang?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News