produksi beras diperkirakan meningkat signifikan pada agustus oktober anomali yang jadi harapan untuk swasembada pangan - News | Good News From Indonesia 2024

Produksi Beras Diperkirakan Meningkat Signifikan pada Agustus-Oktober, Anomali yang Jadi Harapan untuk Swasembada Pangan

Produksi Beras Diperkirakan Meningkat Signifikan pada Agustus-Oktober, Anomali yang Jadi Harapan untuk Swasembada Pangan
images info

Produksi beras di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan pada periode Agustus hingga Oktober 2024.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras pada bulan-bulan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebuah tren yang dianggap sebagai anomali oleh para ahli.

Riyanto, Peneliti Senior dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), menyebut peningkatan produksi beras ini sebagai anomali yang jarang terjadi.

“Ini boleh disebut anomali karena kalau kita bandingkan dengan data enam tahun terakhir, tren produksi tahun ini untuk bulan Agustus - Oktober, hasilnya sangat baik,” ungkap Riyanto sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.

Efek Domino Kenaikan Harga Beras, Seperti Apa?

Pompanisasi turut membantu?

Berdasarkan data BPS, produksi beras pada bulan Agustus 2024 mencapai 2,84 juta ton, diikuti oleh 2,87 juta ton pada bulan September. Sementara itu, produksi beras pada bulan Oktober diproyeksikan akan mencapai 2,59 juta ton.

Jika proyeksi ini tepat, maka capaian produksi pada Oktober 2024 akan menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.

Sepanjang tahun 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengalokasikan sebanyak 62.091 unit pompa air di seluruh Indonesia.

Program pompanisasi ini difokuskan untuk mempercepat irigasi di wilayah-wilayah sentra pertanian seperti Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Hasil dari program ini sangat jelas, dengan peningkatan produksi beras yang jauh melampaui pencapaian sepuluh tahun terakhir.

"Hasilnya produksi melejit dibandingkan 10 tahun terakhir. Saya kira peningkatan produksi yang terjadi saat ini menjadi berkah yang luar biasa dan sangat baik bagi Indonesia ke depannya," jelas Riyanto.

Lebih lanjut, Riyanto menambahkan bahwa jika 63 ribu pompa air yang telah disediakan oleh pemerintah mampu mengairi 1,1 juta hektar lahan tadah hujan dan kekeringan, maka produksi beras nasional ke depan akan mengalami surplus.

Bahkan, menurutnya, bukan hal yang mustahil jika Indonesia bisa kembali mencapai swasembada beras pada tahun berikutnya.

"Pompanisasi ini menjadi harapan bagi lahan-lahan tadah hujan kita yang hanya bisa bertanam sekali setahun, menjadi mampu 2-3 kali setahun karena air cukup. Irigasi adalah kunci produksi, begitu pula pupuk bersubsidi yang cukup. Saya senang pemerintah mempunyai kebijakan anggaran yang tepat seperti saat ini," ujarnya.

Usai Impor Beras, RI Bersiap Ekspor 490 Ribu Ton Pupuk ke Kamboja

Bantu tingkatkan indeks pertanaman

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sebelumnya menyatakan bahwa program pompanisasi merupakan langkah strategis untuk menghadapi kekeringan panjang yang disebabkan oleh gelombang panas dunia.

Menurutnya, distribusi pompa air yang merata di seluruh wilayah Indonesia akan meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun.

"Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dunia," kata Amran.

Mentan juga menyampaikan apresiasinya kepada para petani di seluruh Indonesia yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, bahkan di tengah krisis multidimensi yang melanda dunia.

Dengan proyeksi yang positif untuk bulan Oktober 2024, Indonesia berpotensi tidak hanya mencapai swasembada, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia. Hal ini tentunya akan menjadi pencapaian besar bagi sektor pertanian Indonesia dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Mengenal Kampung Adat Cireundeu, Kampung Tahan Pangan Berkat Pantang Makan Nasi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.