Desa Tulakan memiliki potensi lingkungan yang besar, tetapi tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan volume sampah rumah tangga. Salah satu masalah utama adalah penumpukan sampah organik, yaitu sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup seperti sisa makanan, daun, dan limbah dapur. Sampah organik yang tidak diolah dengan baik dapat menjadi sumber masalah lingkungan, seperti bau tidak sedap dan pencemaran tanah.
Sebagai solusi, program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tulakan menginisiasi kegiatan pembuatan pupuk kompos dari sampah rumah tangga dengan menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL). Program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga sekaligus memanfaatkan sampah tersebut menjadi pupuk yang bermanfaat bagi pertanian dan kebun warga.
Mengenal Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Perannya dalam Pembuatan Pupuk Kompos
Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan sekumpulan mikroorganisme yang ditemukan di lingkungan sekitar dan dimanfaatkan untuk proses fermentasi. MOL berperan sebagai starter atau pemercepat proses dekomposisi bahan organik menjadi kompos.
Keunggulan dari MOL adalah ketersediaannya yang melimpah di alam dan kemampuannya untuk mengolah bahan organik secara efisien, sehingga dapat menghasilkan kompos berkualitas tinggi.
Proses pembuatan MOL cukup sederhana, yaitu melalui fermentasi dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar, seperti karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.
Karbohidrat dapat berasal dari sisa nasi, tepung, atau umbi-umbian, sedangkan glukosa bisa didapatkan dari gula merah atau gula pasir. Mikroorganisme bisa diperoleh dari bahan organik yang sudah membusuk, seperti daun busuk atau lumpur sawah.
Pembuatan Mineral Block untuk Ternak di Desa Tulakan
Langkah-Langkah Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Pelaksanaan program pembuatan MOL ini diawali dengan kegiatan survei lapangan dan analisis permasalahan yang ada di Desa Tulakan. Dari hasil survei, didapatkan bahwa banyak warga yang belum memanfaatkan sampah organik secara optimal, sehingga terjadi penumpukan sampah di beberapa titik.
Setelah data dan analisis permasalahan dikumpulkan, mahasiswa KKN melakukan persiapan alat dan bahan untuk pelatihan pembuatan MOL. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan MOL:
- Persiapan Bahan-Bahan:
- Karbohidrat (misalnya nasi basi, sisa roti, atau tepung)
- Glukosa (gula merah atau gula pasir)
- Bahan sumber mikroorganisme (seperti daun busuk, lumpur sawah, atau sisa sayuran)
- Proses Fermentasi: Semua bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup untuk proses fermentasi. Wadah tersebut harus disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari langsung. Proses fermentasi ini berlangsung selama sekitar tiga minggu. Selama masa fermentasi, mikroorganisme akan berkembang biak dan memecah bahan organik menjadi pupuk organik cair yang kaya akan nutrisi.
- Penyimpanan dan Penggunaan: Setelah proses fermentasi selesai, cairan MOL yang dihasilkan dapat digunakan sebagai activator dalam pembuatan kompos. Cairan MOL ini dicampurkan dengan bahan-bahan organik lainnya, seperti sisa makanan dan daun kering, untuk mempercepat proses pembusukan dan pembentukan kompos.
Pelatihan dan Pengaplikasian di Lapangan
Program pembuatan pupuk kompos dengan MOL ini tidak hanya bertujuan untuk mengolah sampah organik, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat Desa Tulakan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN mengadakan pelatihan bagi warga, khususnya para ibu rumah tangga, yang merupakan penghasil utama sampah rumah tangga.
Pelatihan ini diawali dengan sosialisasi mengenai pentingnya pengolahan sampah organik dan manfaat MOL dalam pembuatan kompos. Selanjutnya, para peserta diajak untuk mempraktikkan langsung cara pembuatan MOL, mulai dari persiapan bahan hingga proses fermentasi. Para peserta juga diajarkan cara mengaplikasikan MOL sebagai activator dalam pembuatan kompos dan pestisida alami cair.
Festival Apangi Gorontalo tetap Diadakan Setelah Musibah Melanda Masyarakat
Manfaat Program Pembuatan Pupuk Kompos dengan MOL
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Desa Tulakan, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Beberapa manfaat yang dihasilkan dari program ini antara lain:
- Pengurangan Sampah Rumah Tangga: Dengan mengolah sampah organik menjadi kompos, jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dapat berkurang secara signifikan. Ini membantu mengurangi beban lingkungan dan menjaga kebersihan desa.
- Peningkatan Kualitas Tanah dan Hasil Pertanian: Pupuk kompos yang dihasilkan dari MOL mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas lahan pertanian. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada hasil pertanian warga Desa Tulakan.
- Pemberdayaan Masyarakat: Melalui pelatihan pembuatan MOL, warga desa mendapatkan keterampilan baru dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk yang bernilai ekonomis. Keterampilan ini dapat dikembangkan menjadi usaha mandiri yang berpotensi meningkatkan pendapatan keluarga.
- Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang sederhana namun efektif, seperti mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos.
Kesimpulan
Program pembuatan pupuk kompos dari sampah rumah tangga dengan menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) sebagai bagian dari program kerja KKN di Desa Tulakan adalah langkah inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah organik sekaligus memberdayakan masyarakat.
Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, seperti sampah rumah tangga dan mikroorganisme alami, program ini tidak hanya memberikan solusi lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi warga desa.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, limbah rumah tangga yang selama ini dianggap sebagai masalah dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Diharapkan program ini dapat terus berkembang dan diadopsi oleh lebih banyak masyarakat, sehingga tercipta desa yang lebih bersih, sehat, dan mandiri secara ekonomi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News