Cucukan, 7 Juli 2024 - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPK Ormawa) menyelenggarakan kegiatan edukasi hidroponik dan praktik penyemaian benih di Desa Cucukan Klaten.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bercocok tanam dengan metode hidroponik, yang mana kini semakin diminati. Sebab, efektivitas dan efisiensinya dalam bercocok tanam.
Pengenalan Hidroponik
Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuh. Pada sistem ini, tanaman ditanam dalam larutan nutrisi yang kaya akan mineral dan air. Metode tersebut dianggap lebih efisien karena penggunaan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode konvensional, serta dapat dilakukan di lahan sempit atau bahkan di dalam ruangan.
Garuda UG-20 Karya Anak UNY Diperlombakan di Shell Eco-marathon 2021
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini, para Tim PPK Ormawa UKM Penelitian UNY memperkenalkan berbagai macam sistem hidroponik, seperti NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique), dan wick system. Sistem NFT dan DFT sering digunakan karena cocok untuk skala rumah tangga hingga komersial, sementara wick system lebih sederhana dan ideal untuk pemula.
Istilah dalam Hidroponik
HSS: Hari Setelah Semai
HST: Hari Setelah Tanam
Netpot: Wadah tanaman semai
Lajur: Satu baris tanaman
PPM: Part per million (kandungan zat dalam nutrisi)
TDS: Alat ukur nutrisi
PH Meter: Alat ukur PH air
Aerasi: Udara/oksigen terlarut dalam air
Edukasi dan Praktik Penyemaian
Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh 48 yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan karang taruna. Kegiatan edukasi dimulai dengan sesi edukasi yang dipandu oleh Muhamad Latif Abdullah, S.E., M.E., seorang pengusaha hidroponik di Jogja.
Dalam sesi ini, Latif memberikan edukasi hidroponik mulai dari sistem, kelebihan, kekurangan, dan diakhiri dengan praktik penyemaian benih selada. Salah satu poin penting yang ditekankan adalah pentingnya pemantauan dan perawatan rutin pada sistem hidroponik, seperti menjaga keseimbangan pH dan kadar nutrisi dalam larutan.
Inovasi Terbaru dari Mahasiswa UNY, Cat Tembok berbahan Sabut Kelapa. Kok Bisa?
Kandungan nutrisi yang terlarut di dalam air kisaran 700—1000 PPM (Tanaman selada). Apabila nutrisi yang terlarut kurang dari 700 PPM akan mengakibatkan tanaman menjadi kuning.
Setelah sesi edukasi, peserta diajak langsung untuk melakukan praktik penyemaian benih menggunakan sistem hidroponik. Proses penyemaian benih dimulai dengan pemotongan rockwool menjadi kubus-kubus kecil. Kemudian, peserta diajarkan bagaimana cara menyusun benih pada rockwool tersebut. Pada proses menyusun benih ini, satu kubus rockwool hanya dimasukkan 1 benih selada.
Tahap proses persemaian hidroponik terbagi menjadi beberapa tahap, Pra-Semai 0 hss (tempat gelap), meja semai 1 hss-11/14 hss, meja remaja 15-28 hss, meja dewasa 29-45 hss.H
Dampak Positif Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan keterampilan bercocok tanam dengan metode yang lebih modern dan efisien. Menurut Kepala Desa Cucukan, Heru Pramana, aktivitas ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru. Namun, juga untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
“Saya berharap setelah mengikuti kegiatan ini, ibu-ibu dan mas mbak semua dapat mempraktikkan hidroponik di rumah masing-masing dengan sistem yang sederhana dan bahkan dapat menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan,” ujar Heru Pramana.
Kegiatan edukasi hidroponik dan praktik penyemaian benih yang dilaksanakan oleh PPK Ormawa UKM Penelitian UNY ini berhasil menarik perhatian dan minat masyarakat Desa Cucukan.
Kisah Akrom, Mahasiswa UNY yang Buka Jasa Servis Jam Tangan
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan masyarakat semakin paham tentang manfaat dan teknik bercocok tanam dengan hidroponik. Dengan begitu, dapat meningkatkan kesejahteraan mereka melalui produksi pangan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Penulis : Sabna Az-zahra Wahyudi Putri, Wahyullah
Foto : Isa Asma’ul Husna
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News