Regina Safri adalah fotografer alam liar Indonesia yang sudah dikenal akan banyak karya fotografinya. Karena objek fotonya alam liar, berbagai satwa liar yang hidup di rimba
Kepedulian Regina terhadap satwa liar tinggi. Ia merasa harus berbuat sesuatu setelah melihat pembantaian orangutan yang terjadi pada 2011 lalu.
Setelah terpanggil dengan kasus orangutan, Regina melihat satwa liar yang lain. Harimau dan gajah Sumatra kerap didapatinya mengalami nasib yang buruk karena ulah manusia. Pengalaman Regina memotret berbagai kondisi satwa liar itu pun terkumpul dalam buku berjudul: Hope.
Berharap Lewat Hope
Regina dibekali kepandaian dalam menulis mengingat ia juga berprofesi sebagai jurnalis. Lewat menulis, beberapa karya berupa buku pun berhasil dituliskannya. Terbaru ia merilis buku berjudul Hope yang terinspirasi dari penelitian tesis saat berkuliah di Sekolah Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Indonesia.
“Ini terinspirasi dari tesisku kemarin. Jadi waktu aku ngambil S2, tesisku tentang konflik manusia sama satwa liar. Orangutan sih waktu itu, karena aku dulu ‘berpikir kok bisa ya orang jahat gitu?’,” ucap Regina kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Sebelum menulis Hope, Regina sudah menulis buku Orangutan: Rhyme & Blues (2012) dan Before Too Late: Sumatera Forest Expedition (2019). Kekuatan yang menonjol dari ketiga buku itu sama, yakni menampilkan beragam foto kehidupan satwa liar di Indonesia.
Sebelum membuka isi bukunya, pesan yang kuat bahwa nasib satwa liar sedang terancam sudah terlihat di cover-nya. Di buku Hope misalnya, Regina menampilkan harimau Sumatra yang kehilangan kaki depannya karena jerat yang dipasang manusia.
“Setelah lulus aku mencoba membuat photobook lagi kayak yang sebelumnya. Ini dengan cover harimau putus kakinya. Dia kena jerat juga di Aceh. Harimau ketika bagian depannya ada yang putus, dia enggak bisa dilepas di hutan karena (alat) mata pencahariannya di depan, buat nerkam, buat lari, buat ngejar, buat manjat, buat cari makan. Jadi di dalam (buku) ini banyak sedih,” ujar sosok yang kerap disapa Rere itu.
Penulisan buku Hope dilakukan Regina selama empat tahun di sela-sela kesibukannya sebagai fotografer dan mahasiswa S2. Ia pun berharap lewat buku itu banyak orang tersadar betapa gentingnya nasib satwa liar di Indonesia.
“Berharap dari buku-buku ini setidaknya bisa menggugah hati orang-orang yang melihatnya,” kata Regina.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News