hasil konferensi meja bundar kmb latar belakang dan dampaknya kepada republik indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), Latar Belakang dan Dampaknya kepada Republik Indonesia

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), Latar Belakang dan Dampaknya kepada Republik Indonesia
images info

Setelah proklamasi Indonesia selesai dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak langsung membuat negara ini berdaulat. Belanda dengan segala cara berusaha memulihkan kembali kekuasaannya di Indonesia.

Berbagai cara ditempuh oleh Pemerintah Belanda untuk terus memojokan pemerintah Republik Indonesia dengan tuduhan sebagai pemberontak, pembunuh, dan pengacau. Belanda menganggap semua itu dianggap sebagai perilaku buruk republikan.

Kisah Rawa Jombor Klaten: Permukiman yang Ditenggelamkan oleh Belanda

Diplomasi yang berlangsung antara tahun 1945 - 1950 telah banyak mengubah arus perpolitikan Indonesia. Dimulai dari Konferensi Malino yang dilakukan oleh Van Mook yang kemudian menghasilkan negara federal.

Selanjutnya dilakukan perundingan Linggarjati yang dilaksanakan di daerah Cirebon pada 10 November - 15 November 1946. Tetapi perjanjian ini dilanggar oleh Belanda melalui agresi militer yang dilakukan pada 20 Juli 1947.

Karena itulah, Dewan Keamanan PBB untuk turun tangan dengan membentuk Komite Jasa Baik yang terdiri dari perwakilan dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia untuk menyelesaikan masalah tersebut yang dikenal dengan nama Komisi Tiga Negara (KTN).

Menuju KMB

Setelah mendapatkan kecaman, Belanda melakukan perundingan kembali dengan Indonesia yang selanjutnya dikenal dengan perundingan Renville. Tetapi Belanda kembali melanggar hal ini dengan melakukan Agresi Militer Belanda ke 2.

Setelah ditangkapnya Soekarno - Hatta, perjuangan mempertahankan kemerdekaan berada di titik persimpangan. Dengan bantuan KTN, Indonesia mampu untuk melakukan perundingan Royem-Royen yang menjadi sebab terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB),

Cerita Klenik Soal Tumbal Proyek, Benarkah Sudah Ada Sejak Zaman Belanda?

KMB merupakan pertemuan antara Belanda, Indonesia dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus hingga 2 November 1949.

KMB menjadi titik terang dalam upaya mempertahankan kemerdekaan RI. Penyelesaian masalah berfokus pada penyerahan Negara Indonesia Serikat (NIS) sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati sebelumnya.

Hasil KMB

KMB berhasil mencapai kesepakatan yang mengakhiri konflik antara Indonesia dan Belanda. Berikut rincian hasil dari perundingan KMB:

Penyerahan Kedaulatan Penuh dari Belanda ke Republik Indonesia Serikat (RIS)

Salah satu hasil utama KMB adalah kesepakatan bahwa Belanda akan menyerahkan kedaulatan sepenuhnya atas Hindia Belanda kepada RIS. Penyerahan kedaulatan ini bersifat final dan tidak dapat dicabut kembali. Batas waktu penyerahan kedaulatan ditetapkan selambat-lambatnya hingga tanggal 30 Desember 1949.

Penyelesaian masalah Irian Barat

KMB juga mencapai kesepakatan untuk masalah Irian Barat setelah satu tahun dari penyerahan kedaulatan. Ini berarti bahwa status Irian Barat akan ditentukan dalam waktu yang lebih lanjut, setelah Indonesia memperoleh kedaulatan sepenuhnya. Setelah itu, RIS dan Kerajaan Belanda terikat dalam hubungan Uni Indonesia-Belanda yang akan dikepalai oleh Ratu Belanda.

Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia, Diminta Kembalikan Rp504 Triliun?

Pengembalian kapal perang Belanda

Kesepakatan KMB mencakup pengembalian kapal-kapal perang Belanda dari Indonesia. Namun, ada catatan bahwa beberapa kapal perang kecil (korvet) akan diserahkan kepada RIS

Pemilihan Presiden RIS

Untuk melanjutkan implementasi hasil KMB, diadakan pemilihan Presiden RIS pada tanggal 16 Desember 1949. Dalam pemilihan tersebut, Ir. Soekarno terpilih sebagai Presiden RIS dan dilantik pada tanggal 17 Desember 1949.

Acara penyerahan kedaulatan

Berkat KMB, Indonesia akhirnya mendapatkan kedaulatan kembali. Acara penyerahan kedaulatan ini berlangsung pada tanggal 27 Desember 1949. Penandatangan naskah penyerahan kedaulatan dilakukan di dua kota berbeda, yakni Amsterdam dan Jakarta

Penandatangan naskah penyerahan kedaulatan

Naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh Ratu Juliana dari Belanda dan Mohammad Hatta dari Indonesia di Amsterdam. Sementara itu, di Jakarta, naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh AHJ Lovink dari Belanda dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.