bukan hanya mulyono jadi jokowi presiden republik indonesia lain ternyata pernah ganti nama - News | Good News From Indonesia 2024

Bukan Hanya Mulyono Jadi Jokowi, Presiden Republik Indonesia Lain Ternyata Pernah Ganti Nama

Bukan Hanya Mulyono Jadi Jokowi, Presiden Republik Indonesia Lain Ternyata Pernah Ganti Nama
images info

Pada saat demonstrasi RUU Pilkada, Kamis (22/8/2024) yang digelar di Gedung DPR RI tidak hanya riuh di jalan. Tetapi di media sosial juga ramai dengan kritikan kepada Presiden Jokowi beserta koalisi pemerintah.

Hal yang menarik adalah munculnya nama kecil Presiden Jokowi yang ternyata adalah Mulyono. Diketahui Joko Widodo merupakan nama pengganti dari Mulyono, karena Jokowi saat kecil sakit-sakitan.

Mengenal Istana Kepresidenan Tampak Siring yang Bebas Bau Kolonial

“Joko Widodo lahir di Solo pada 21 Juni 1961 dari pasangan Widjiatno Notomihardjo dan Sujiatmi. Ketika lahir awalnya diberi nama Mulyono,” tulis Kompas.

Tetapi bukan hanya Jokowi, seorang Presiden Indonesia yang berganti nama kecil. Ada beberapa Presiden Indonesia yang ternyata berganti nama, siapa saja:

  1. Soekarno

Soekarno adalah proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia. Namun sebelum memiliki nama Soekarno, dia memiliki nama kecil yang berbeda dengan yang dikenal orang.

Ketika dilahirkan pada 6 Juni 1901, Soekarno diberi nama Kusno oleh ayahnya, Raden Sukemi Sosrodiharjo. Tetapi sewaktu kecil Kusno merupakan anak yang sering mendapat penyakit seperti malaria, disentri, dan penyakit lain.

Bahkan ketika berumur 11 tahun Kusno kecil sempat terkena penyakit tifus selama dua setengah bulan. Karena itulah, Raden Sukemi melakukan tirakat, tidur di bawah ranjang anaknya yang terbaring lemah.

Setelah Kusno sembuh, Raden Sukemi pun berinisiatif untuk mengubah nama Kusno menjadi Soekarno. Dalam wawancara dengan Cindy Adams, Bung Karno menceritakan momen tersebut.

“Namanya tidak cocok. Kita harus memberinya nama lain supaya tidak sakit-sakitan lagi,” kata Soekarno menirukan sang ayah.

2. Soeharto

Presiden Soeharto pada masa-masa akhir kekuasaannya begitu dekat dengan Islam. Dirinya merestui terbentuknya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada 1990 dan melonggarkan pengenaan jilbab di sekolah-sekolah.

Bahkan, pada Juni 1991, Soeharto mengumumkan dirinya dan keluarga akan menunaikan rukun Islam kelima, naik haji. Soeharto mengaku sudah ingin naik haji sejak Pelita I, ketika mulai memimpin Orde Baru.

“Tapi belum kesampaian juga sehubungan kehadiran saya di Tanah Air sangat diperlukan untuk memimpin pembangunan,” kata Soeharto.

Soeharto bersama Tien Soeharto dan sanak keluarga tiba di Jeddah, Arab Saudi untuk menunaikan haji pada 17 Juni 1991. Meski ini perjalanan pribadi, pihak Arab Saudi memberikan pelayanan khusus.

Gubernur Mekah Pangeran Majid bin Abdul Aziz yang mewakili Raja Fahd menyambut Soeharto dan rombongan. Di ujung perjalanan haji, Raja Fahd memberikan nama baru untuk Soeharto: Mohammad Soeharto.

“Naik hajinya Soeharto kemudian mengubah kebijakan dan konstelasi politik di Tanah Air. Kebijakan Soeharto, yang terlanjur dianggap anti-Islam, secara perlahan mulai merangkul masyarakat Islam.”

Presiden Jokowi Ngantor di IKN Mulai Hari Ini, Siapkan Rapat Perdana

3. BJ. Habibie

Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie merupakan presiden ketiga Republik Indonesia. Ternyata saat kecil, presiden yang terkenal dengan kepintarannya dalam bidang pesawat ini tidak dipanggil Habibie, tetapi Rudy.

Saat usia tiga tahun, Rudy sudah pandai membaca Alquran karena sering mendengar ayahnya. Agar Rudy bisa lancar mambaca Alquran, orang tuanya memanggilkan guru mengaji untuk mengajari Rudy dengan saudara-saudaranya.

“Melihat saya mulai bisa baca Alquran, orang tua saya memanggilkan guru mengaji untuk mengajari saya, kakak, dan adik saya, kami memanggilnya Kapten Arab,” tulisnya dalam buku biografinya.

Guru ngaji yang berjuluk Kapten Arab itulah yang kemudian sering memanggilnya dengan sebutan Habibie. Setelah itu, nama Rudy kemudian hilang dari namanya berganti dengan nama Habibie.

“Saat dia panggil Habibie, semuanya nengok, tapi kapten bilang, yang dimaksud Habibie adalah saya.” lanjutnya

4. Abdurrahman Wahid/Gus Dur

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah presiden ke-4 Republik Indonesia. Gus Dur terkenal sebagai pribadi yang cerdas, bahkan bisa melihat sesuatu dengan berbagai perspektif.

Gus Dur lahir di Denanyar Jombang, Jawa Timur pada 4 Agustus 1040 (Red: kalender yang digunakan oleh keluarga Gus Dur adalah kalender Islam sehingga lahirnya diperingati pada 4 Sya’ban atau 7 September).

Saat lahir, Gus Dur diberikan nama Abdurrahman Addakhil yang berarti Sang Penakluk, tetapi nama ini tidak begitu terkenal di lingkungannya. Karena itulah namanya diganti menjadi Wahid sehingga menjadi Abdurrahman Wahid.

5. Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri adalah presiden kelima Republik Indonesia. Selain sebagai Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati adalah anak dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Tetapi saat kecil, Bung Karno menyematkan nama Megawati dengan nama Sukarnaputri. Tetapi wartawan ketika itu sering salah tulis menjadi Soekarnoputri, hal yang membuat Bung Karno begitu marah.

“Guntur Sukarnaputra. He wartawan, kenapa wartawan itu selalu salah tulis, Guntur Soekarnoputra, salah! Sukarnaputra. Begitu pula Megawati Sukarnaputri. Bukan Soekarnoputri, meskipun namaku adalah Sukarno.” tulsi Bung Karno dalam Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965-Pelengkap Nawaksara yang dimuat Historia.

Dicatat dalam buku terbitan resmi Kementerian Penerangan tahun 1957 memang menyebut Megawati Sukarnaputri. Hal yang sama juga pada buku asing terbitan tahun 2000-an juga menulis Megawati Sukarnaputri.

Disiapkan Langsung oleh Tetua Adat, Ini Elemen Pakaian Adat Baduy yang Dikenakan Presiden Jokowi

6. SBY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan presiden keenam Republik Indonesia. Dirinya lahir di Kabupaten Pacitan, 9 September 1949 dari orang tua Raden Soekotjo dan Siti Habibah,

SBY pernah bercerita soal pemberian nama oleh orang tuanya yang penuh doa dan harapan. Tetapi pada tahun 2004, namanya yang panjang diubah oleh wartawan menjadi SBY.

“Di negara kita ada tren politik, ternyata kalau di samping memiliki nama, kalau namanya dipendekkan, suka membawa berkah. Misalnya saya, Susilo Bambang Yudhoyono, 2004 diubah sama wartawan jadi SBY, alhamdulilah menjadi berkah,” ungkap SBY ketika itu.

7. Jokowi

Joko Widodo atau Jokowi merupakan presiden ketujuh Republik Indonesia. Karir Jokowi melejit setelah terjun ke ranah politik sebagai Wali Kota Surakarta, lalu terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI sejak 2014-2024.

Jokowi yang lahir pada 21 Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulya, Surakarta ini ternyata diberi nama Mulyono. Tetapi karena Mulyono kecil sering sakit-sakitan, namanya kemudian diganti dengan Joko Widodo.

Dalam bahasa Jawa, Joko berarti anak laki-laki sedangkan Widodo bermakna sejahtera, sehat selalu dan selamat. Nama baru ini memiliki harapan agar sang anak tumbuh sehat, selamat, serta memperoleh kehidupan yang sejahtera.

Presiden Jokowi sendiri membenarkan bahwa nama kecilnya adalah Mulyono. Pada tayangan Channel Youtube Merdeka, Jokowi mengakui dirinya memang memiliki nama kecil Mulyono.

“Apakah benar Pak Jokowi memiliki nama lain Mulyono? tanya pembawa acara Retno Pinasti.

“Iya betul. Waktu kecil. Lahir saya diberi nama Mulyono,” jawab Jokowi.

Jokowi mengatakan alasan penggantian nama itu karena Mulyono kecil sering sakit-sakitan hingga ganti nama. Jokowi menjelaskan hal ini sudah lumrah terjadi di lingkungan masyarakat Jawa.

“Oh ini mungkin keberatan nama (Mulyono) sehingga diganti yang lebih sedikit enteng (Joko Widodo) mungkin seperti itu,” tambahnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.