tedong tedong kerang primadona sulawesi tengah yang kini terancam over eksploitasi - News | Good News From Indonesia 2024

Tedong-tedong, Kerang Primadona Sulawesi Tengah yang Kini Terancam Over Eksploitasi

Tedong-tedong, Kerang Primadona Sulawesi Tengah yang Kini Terancam Over Eksploitasi
images info

Biota laut yang menjadi sumber protein bukan hanya ikan. Masyarakat pesisir juga mengonsumsi kerang-kerangan untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Tedong-tedong adalah salah satu jenis kerang favorit masyarakat pesisir Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Bentuknya sangat unik dan mudah dikenali.

Berbeda dengan jenis kerang lain, tedong-tedong memiliki tonjolan memanjang berjarak seperti halnya gergaji, namun tumpul pada ujungnya. Ukurannya lebih besar dibandingkan kerang dara yang juga biasa dijadikan makanan.

Morfologi Tedong-tedong

Tedong-tedong memiliki cangkang berbentuk kumparan. Pada bibir mulut cangkangnya terdapat tonjolan panjang meruncing sebanyak 6–10 buah. Tonjolan ini belum ada saat usianya masih muda.

Warna cangkang tedong-tedong biasanya kuning kecoklatan dengan dihiasi lurik-lurik cokelat. Sekitar mulut cangkang dilapisi warna merah, jingga, cokelat muda, mengkilat seperti porselin.

Panjang cangkang berukuran antara 150–250 mm. Jenis tedong-tedong merupakan jenis Lambis terbesar dan dagingnya dapat dimakan, terutama jenis Lambis chiragra yang tonjolannya 6 buah. kerang ini tersebar di laut tropis daerah Indo-Pasifik.

Baca juga Ikan Goby dan Udang Pistol, Biota Laut yang Kompak Hidup Bersama di Satu ‘Rumah’

Tedong-tedong terancam over-eksploitasi

Penelitian di Desa Dwiwarna di Kecamatan Bandar, Kabupaten Maluku Tengah, oleh Budiono Senen, Jenny Abidin, dan Rahmat A., menyebutkan bahwa kerang tedong-tedong (Lambis-lambis) kerap ditemukan berasosiasi dengan padang lamun serta pada patahan karang mati.

Riset lain yang diterbitkan Jurnal Ilmu Perikanan & Masyarakat Pesisir (2022) memaparkan bahwa perkembangbiakan tedong-tedong sangat lambat. Sementara penangkapan di alam berjalan cepat. Hal ini berpotensi menyebabkan tekanan pada populasi tedong-tedong.

Kerang tedong-tedong disebut terindikasi mengalami over eksploitasi karena sangat digemari masyarakat. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena jika melihat dalam jangka panjang, keberadaannya di alam berkurang.

Baca juga Ikan Louhan, Ikan Hias Tangguh yang Ternyata Spesies ‘Buatan’ Manusia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.