Produk emas, baik berupa emas batangan maupun perhiasan, telah lama menjadi instrumen investasi yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Stabilitas dan kecenderungan harga emas yang meningkat dari tahun ke tahun menjadikannya pilihan yang menguntungkan.
Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga mencapai USD547,5 juta pada tahun 2023, naik 67,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Di pasar internasional, harga emas juga mencatatkan angka tertinggi sepanjang sejarah, mencapai USD2.515 per troy ons.
Namun, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk emas, penting bagi perusahaan industri untuk memastikan bahwa produk emas yang diproduksi memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Salah satu standar yang menjadi acuan di Indonesia adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 8880:2020 untuk Barang-barang Emas. Standar ini merupakan upaya untuk memastikan bahwa produk emas yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang terjamin dan sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.
Jumlah Cadangan Emas Negara Asia Tenggara, Indonesia Peringkat Berapa?
Pentingnya SNI 8880:2020
SNI 8880:2020 yang diterapkan sejak 17 Juli 2020 ini mengatur persyaratan mutu untuk berbagai jenis produk emas, mulai dari 8 karat hingga 24 karat, bahkan untuk emas murni. Sistem karat ini mengukur tingkat kemurnian emas berdasarkan persentase kandungan emas murni dalam suatu produk.
Misalnya, emas 8 karat memiliki kandungan emas 33,33-37,49%, sedangkan emas 24 karat memiliki kandungan emas 99,90-99,98%. Untuk emas murni, kandungan emasnya harus mencapai 99,99% ke atas.
Menurut Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, penerapan SNI pada produk emas sangat penting karena konsumen tidak bisa langsung mengetahui kadar karat emas secara visual.
“Dengan mencantumkan logo SNI pada produk emas, konsumen akan sangat terbantu, terlebih bagi perusahaan industri juga akan menguatkan daya saing karena meningkatkan value produk emas itu sendiri,” ujarnya.
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?
Manfaat penerapan SNI Emas bagi industri dan konsumen
Penerapan SNI 8880:2020 pada produk emas tidak hanya bermanfaat bagi konsumen, tetapi juga memiliki dampak positif bagi industri emas di Indonesia. Standar ini mendorong utilisasi sektor industri perhiasan, yang pada akhirnya berkontribusi bagi perekonomian nasional.
Selain itu, penerapan SNI juga berfungsi sebagai penghalang teknis bagi produk impor yang tidak memenuhi standar, sehingga memberikan perlindungan bagi industri dalam negeri.
Di Indonesia, penerapan SNI pada produk emas masih bersifat sukarela, namun Kemenperin terus mendorong perusahaan-perusahaan industri emas untuk mematuhi standar ini.
Saat ini, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta telah menerbitkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) untuk 24 perusahaan industri emas di Indonesia.
Alkisah "Emas Hitam" Sawahlunto dan Kisah Orang Rantai
Proses untuk mendapatkan SPPT SNI emas mencakup beberapa tahap, mulai dari pengajuan dokumen permohonan, sertifikat merek, dokumen perizinan seperti NIB dan NPWP, hingga evaluasi lapangan yang terkait dengan lini produksi dan audit sistem manajemen (khusus untuk tipe 5).
LSPro BBSPJIKB sebagai lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi dengan Nomor LSPR-025-IDN untuk melakukan sertifikasi produk emas, menerapkan skema sertifikasi Tipe 3 atau 5
Skema ini mencakup seleksi, determinasi, pengujian produk, dan evaluasi lapangan yang terkait dengan lini produksi. Masa berlaku SPPT SNI adalah empat tahun dengan dua kali proses surveillance, di mana dilakukan pengujian dan evaluasi lapangan kembali.
Dengan standar yang jelas dan terukur, diharapkan produk emas Indonesia tidak hanya dapat bersaing di pasar domestik, tetapi juga di pasar internasional. Selain meningkatkan kepercayaan konsumen, penerapan SNI emas juga menjadi langkah untuk mendukung pertumbuhan industri emas dalam negeri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News