mas dama dan kopi dari tlodas - News | Good News From Indonesia 2024

Mas Dama dan Kopi dari Tlodas

Mas Dama dan Kopi dari Tlodas
images info

Madama Istakana Habakti atau yang kerap disapa Mas Dama merupakan penggiat kopi muda di Desa Sarwodadi yang saat ini memiliki usaha bernama TLD Kopi dan Ahza Coffee.

Ia merupakan pemuda yang gigih dan pandai mencari peluang. Tak hanya menjualkan produk kopi yang sudah jadi, tangannya juga sangat telaten dalam memanen biji kopi merah pilihan dari ladang keluarganya sendiri yang kemudian diolah menjadi produk kopi bubuk kemasan dan sajian kopi yang dijual di kedai sederhananya, yaitu Ahza Coffee.

Mas Dama membawa nama “TLD” yang berarti “Tlodas” ke dalam merek dagangnya untuk diketahui ke masyarakat luas dan memperkenalkan cita rasa kopi Banjarnegara kepada khalayak luar. Pada awalnya, Mas Dama bukanlah seorang penggiat kopi.

Namun, karena berbagai dorongan dari keluarga serta lingkungannya, ia mulai tertarik untuk menggali potensi kopi yang ada di Desa Sarwodadi. 

Berawal pada satu tahun setelah lulus SMA, dirinya mulai merasa tergerak untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bagi petani kopi Desa Sarwodadi yang pada saat itu masih memetik buah kopi hijau.

Oleh karena itu, ia berkolaborasi bersama Kelompok Usaha Kopi untuk memberikan edukasi terkait ilmu perkopian kepada warga di tiap RT Desa Sarwodadi. 

Pada saat itu, kelompok usaha yang membersamai Mas Dama beranggotakan 4 orang yang perlahan-lahan mereka mulai meninggalkan kelompok tersebut karena sibuk dengan urusannya masing-masing. Pada akhirnya, di tahun 2017 Mas Dama mulai menggiatkan lagi kemampuan dan ilmunya terhadap kopi yang dituangkan ke dalam bisnis pertamanya yaitu TLD Kopi. 

Mas Dama mampu mengembangkan usaha produksi kopinya sendiri mulai dari pembelian alat operasional hingga ke penjualan. Keberhasilan atas penjualan yang menggunakan metode mulut ke mulut ini ternyata membuktikan ketertarikan masyarakat terhadap cita rasa kopi olahan Mas Dama.

Menurutnya, yang membedakan rasa kopi satu dengan lainnya padahal pengolahannya sama yaitu 30% diperoleh dari kualitas tanah, 30% lagi dari proses panen, 30% roasting, dan 10% dari proses penyeduhan. Dirinya memiliki cara tersendiri dalam merawat ladang kopi hingga mengolah biji kopi merah tersebut menjadi olahan kopi yang disenangi masyarakat.

Mas Dama Menggiling Kopi © Arum Lintang Alim
info gambar

“Akan tetapi, hasil panen dari ladang saya sendiri belum bisa memenuhi semua permintaan pasar,” ujar Mas Dama. 

Mas Dama sendiri pernah sampai membeli kopi di ladang lain untuk diolah dengan tekniknya sendiri demi memenuhi keinginan pasar kopi buatannya. Sampai sekarang, Ahza Coffee masih menjadi salah satu tempat terbaik bagi para anak muda untuk berkunjung dan bercengkerama. 

Mas Dama merupakan seorang yang sederhana. Saat ini, dirinya sudah merasa puas dan cukup karena apa yang telah dia usahakan dapat membuahkan hasil. Mas Dama memiliki cara tersendiri agar produk kopinya laris di pasaran.

Contohnya, ketika penjualan produk kopi kemasan di pasar menurun, hal tersebut justru menjadi motivasi Mas Dama agar tetap terus giat dan semangat menjualkan produk kopinya tanpa henti sehingga Mas Dama akan terus memproduksi kopi kemasan walaupun kemasan sebelumnya belum terjual.

Membicarakan harapan masa depan, Mas Dama ingin produk kopinya bisa memperoleh jangkauan pasar yang lebih luas dan bisnisnya mampu menghasilkan keuntungan yang meningkat.

Madama Istakana Habakti telah membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kemauan untuk belajar, potensi lokal dapat berkembang dan memberikan manfaat yang besar. Desa Sarwodadi kini tidak hanya dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas, tetapi juga sebagai contoh pemberdayaan ekonomi lokal melalui usaha yang dijalankan dengan penuh semangat dan dedikasi.

Melalui usahanya, Mas Dama telah mengangkat potensi kopi lokal Desa Sarwodadi ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi komunitas mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.