tetap sehat saat puasa bagi penderita diabetes - News | Good News From Indonesia 2024

Tetap Sehat saat Berpuasa bagi Penderita Diabetes

Tetap Sehat saat Berpuasa bagi Penderita Diabetes
images info

Seperti yang Kawan GNFI ketahui, tentunya umat muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Ditambah lagi dengan puasa-puasa sunnah lainnya.

Di samping kewajiban untuk berpuasa bagi umat muslim, ternyata secara ilmiah puasa juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kadar gula darah tetap stabil meskipun asupan karbohidrat menurun saat puasa? Apakah yang sebenarnya terjadi pada tubuh seseorang ketika berpuasa?

Perlu Kawan ketahui, ketika berpuasa tubuh akan mengalami penurunan kadar gula dalam darah yang berdampak juga pada penurunan hormon insulin (hormon yang mengatur kadar gula darah agar tetap normal).

Meskipun demikian, menurut Santosa (2014) dalam Jurnal IKESMA, pada seseorang yang normal, ketika insulin menurun tubuh juga akan mengalami kenaikan glukagon (hormon yang diproduksi saat kadar gula darah rendah), sehingga terjadi proses yang dinamakan glukoneogenesis dan glikogenolisis. Proses itulah yang menyebabkan kadar gula darah akan tetap normal.

Baca juga: Anak Indonesia Darurat Diabetes, Pahami Gejala dan Pencegahannya

Amankah Puasa bagi Penderita Diabetes Melitus?

Bagaimana bila seseorang yang berpuasa mengalami Diabetes Melitus? Karena penderita penyakit ini telah mengalami kelainan pada produksi hormon insulin tersebut.

Santosa (2014) dalam Jurnal IKESMA, menyatakan bahwa penurunan insulin saat berpuasa yang dialami penderita Diabetes Melitus tidak diikuti juga dengan kenaikan glukagon sehingga kadar glukosa akan cenderung rendah. Menurut Rusdi (2020) dalam Journal Syifa Sciences and Clinical Research (JSSCR), hal ini akan menimbulkan risiko Hipoglikemia, jika kadar gula darah di bawah 70 mg/dl.

Dalam melaksanakan aktivitas puasa, penderita Diabetes Melitus juga dapat mengalami Hiperglikemia atau kondisi tubuh ketika kadar gula darah meningkat secara berlebihan, yang biasa terjadi setelah berbuka puasa (iftar).

Berdasarkan beberapa risiko yang telah disebutkan di atas, bukan berarti puasa berbahaya bagi penderita Diabetes Melitus. Kawan tidak perlu khawatir untuk melakukan puasa, terkhusus umat muslim yang memiliki kewajiban melaksanakan puasa ramadhan.

Faktanya, telah banyak studi yang menyatakan bahwa puasa justru memberikan dampak positif bagi penderita Diabetes Melitus. Di dalam Jurnal Penyakit Dalam Indonesia yang ditulis oleh Tahapary, Wafa, dan Harbuwono pada 2021, menyatakan bahwa studi meta analisis menunjukkan puasa dapat memperbaiki proses metabolisme penderita Diabetes Melitus.

Perbaikan metabolik tersebut berkaitan dengan kadar glukosa darah yang justru menjadi normal, menormalkan kadar lemak (lipid) tubuh, dan ada kaitannya dengan penurunan berat badan ke dalam angka normal. Semua manfaat tersebut dapat dirasakan, dengan catatan penderita melakukan aktivitas puasa dengan cara yang TEPAT.

Bagi Kawan yang menderita Diabetes Melitus atau ingin mengedukasi penderita lain, berikut penulis sajikan beberepa tips yang dapat dilakukan agar tetap aman dan merasakan manfaat puasa:

Baca juga: Peringatan Hari Diabetes Dunia, Ini Sejarah dan Cara Pencegahan

Awali dengan Memeriksakan Kondisi Tubuh ke Dokter

Kondisi tubuh setiap orang pasti berbeda-beda, sehingga pola hidup yang dijalankan agar tubuh tetap berada dalam kondisi normal akan berbeda pula. Begitupun dengan penderita Diabetes Melitus sangat diwajibkan untuk memeriksakan terlebih dahulu kondisi tubuhnya.

Dokter dapat memastikan kondisi tubuh pasien dalam keadaan baik dan siap untuk berpuasa, serta menyarankan pola hidup yang sesuai dengannya.

Mengelola Asupan Makanan dengan Baik

Salah satu pola hidup yang perlu dikelola oleh penderita Diabetes Melitus adalah pola makan. Mengingat penyakit ini berkaitan dengan kadar gula darah yang utamanya dipengaruhi oleh asupan karbohidrat ke dalam tubuh.

Berikut beberapa pola makan yang perlu dilakukan penderita diabetes selama menjalankan puasa:

Jangan Melewatkan Sahur dan Makanlah dengan Menu Gizi Seimbang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2014) yang termuat dalam Jurnal IKESMA, menyatakan bahwa risiko Hipoglikemia rentan terjadi setelah sahur. Kurangnya variasi menu makan saat sahur serta keadaan setelah bangun tidur menyebabkan banyak orang malas melaksanakannya.

Nafsu makan yang menurun ketika sahur menyebabkan asupan kalori lebih sedikit dibanding saat berbuka. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu melaksanakan sahur dengan memerhatikan kadar karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral pada makanan, sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing.

Tetap Jaga Hawa Nafsu ketika Berbuka Puasa (Iftar)

Kebanyakan dari orang kalap ketika berbuka puasa, sehingga apapun bisa dimakan tanpa memerhatikan kadar dan kandungan gizi dari makanan tersebut. Masih menurut Santosa (2014), menyatakan bahwa prosentasi kalori yang dikonsumsi saat berbuka dengan pola makan yang mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi dapat menimbulkan Hiperglikemiapost prandial.

Oleh karena itu perlu menjaga banyaknya asupan makanan saat berpuka puasa, terutama menghindari asupan karbohidrat berlebihan. Hindari makanan tinggi gula seperti sirup, minuman bersoda, es campur, dan lain sebagainya.

Kawan bisa menggantinya dengan buah-buahan tinggi serat yang juga membantu mengenyangkan tubuh lebih lama serta baik untuk pencernaan. Makanan tinggi serat juga dapat diperoleh dari sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, atau umbi-umbian.

Menjaga Kadar Cairan Tubuh

Mengutip dari pernyataan Arouj (2010) dalam Jurnal Diabetes Care, bahwa asupan cairan perlu ditingkatkan selama waktu tidak berpuasa yaitu saat sahur dan buka. Hal ini untuk menghindari risiko dehidrasi, gagal ginjal, dan gangguan penggumpalan yang terjadi pada sistem peredaran darah.

Tetap Melakukan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau berenang ringan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh serta tidak merasa lemas selama berpuasa. Istirahat yang cukup dan mengelola stres juga sangat diperlukan.

Memantau Kadar Gula Darah dan Mengatur Terapi Pengobatan bersama Dokter

Cek secara berkala kadar gula darah untuk memantau kestabilan tubuh dan menyesuaikan pola hidup selama berpuasa. Mengatur jadwal terapi pengobatan seperti injeksi insulin atau konsumsi obat anti diabetik dengan mengonsultasikan kepada dokter juga diperlukan, untuk menghindari adanya risiko akibat perubahan jadwal makan saat berpuasa.

Baca juga: Menerapkan Puasa Intermiten dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim ke-dua di dunia, sekaligus menduduki peringkat ke-lima sebagai negara dengan jumlah diabetes tertinggi sebanyak 19,5 juta di tahun 2021 dan diprediksi akan terus meningkat. Oleh karena itu, edukasi mengenai keterkaitan antara puasa dengan diabetes sangatlah diperlukan, agar muslim di Indonesia bisa tetap melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dalam keadaan sehat dan bugar.

 

Sumber:

Jurnal IKESMA (2014), Vol 10, No. 1, "Karakteristik Intake Kalori dan Gula Darah pada Penderita Diabetes II yang Berpuasa Ramadhan dan Tidak Berpuasa Ramadhan"

Jurnal Penyakit Indonesia (2021), Vol. 8, No. 1, "Puasa Ramadan dan Diabetes Melitus: Risiko, Manfaat dan Peluang Penelitian"

Journal Syifa Sciences and Clinical Research, (2020), Vol.2, No. 2, "Hipoglikemia pada Penderita Diabetes Melitus"

Diabetes Care, (2010), Vol. 33, No. 8, "Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan Update "

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.