Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan potensi gempa besar yang terjadi di sepanjang Pulau Sumatera dan Jawa. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai peringatan akan adanya gempa berkekuatan besar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hal potensi gempa besar di Indonesia, yuk, simak artikel berikut!
Apa Itu Megathrust dan Mengapa Harus Diwaspadai?
Secara harfiah, megathrust berarti patahan lempeng yang sangat besar. Di Indonesia, salah satu patahan lempeng besar berada di sepanjang pesisir Sumatera hingga Selatan Jawa. Lempeng ini adalah hasil pertemuan dari lempeng Indo-Australia di selatan dan lempeng Eurasia di utara.
Pertemuan kedua lempeng tersebut bertipe konvergen dan menghasilkan zona subduksi atau pemendaman lempeng, di mana lempeng Indo-Australia bergerak ke bawah dari lempeng Eurasia. Selain itu, terdapat zona bernama seismic gap yang berarti zona kekosongan gempa.
Zona tersebut menjadi pusat atau titik gempa karena energi yang dihasilkan akan sangat besar dan bersifat destruktif. Jika seismic gap tersebut patah, potensi gempa yang dihasilkan mencapai kekuatan 9,1 Mw (Moment Magnitude).
Jadi, gempa megathrust adalah gempa besar yang berasal dari pergeseran kedua lempeng tersebut.
Gempa Aceh pada 2004 dan Gempa Mentawai pada 2010 yang menghasilkan tsunami menjadi contoh dari gempa yang berasal dari pergeseran megathrust tersebut dan menjadi bukti nyata bahwa gempa besar dapat melanda kapanpun.
Sebuah studi yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berjudul Implications for megathrust earthquakes and tsunamis from seismic gaps south of Java Indonesia menjadi awal mula fenomena ini dibahas secara serius.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan pula kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika gempa megathrust melanda, yaitu tsunami setinggi maksimal 20 hingga 12 meter di selatan Barat dan Timur Jawa dan 4.5 meter diseluruh pesisir Jawa.
Melihat kekuatan gempa yang sangat besar dan ketinggian tsunami yang sangat tinggi, megathrust menjadi ancaman nyata untuk seluruh penduduk Pulau Jawa. Tidak menutup kemungkinan bahwa gempa ini akan berlangsung dalam durasi yang lama dan meliputi wilayah yang luas.
Masyarakat perlu membekali diri dengan berbagai pengetahuan terkait mitigasi bencana alam, terutama kegempaan dan tsunami agar siap menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Berbagai peralatan darurat harus disediakan mulai saat ini supaya tetap menunjang keselamatan sekalipun di keadaan yang mendesak.
Potensi Megathrust di Indonesia: Ancaman yang Nyata
Potensi gempa besar di Pulau Jawa menjadi topik yang sudah lama diperbincangkan. Pada 2021, BMKG pernah memberi peringatan kepada pemerintah Kabupaten Pacitan tentang gempa dan tsunami tinggi yang dapat melanda daerah itu.
Menurut catatan sejarah, Pacitan memang pernah dua kali dilanda tsunami besar yang terjadi pada tahun 1800-an silam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga memintah pemerintah setempat untuk memperhatikan 27 desa yang berisiko mengalami kerusakan parah karena terletak di dataran rendah dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Kondisi geografis Indonesia yang berada diantara dua lempeng menjadikan daerah ini rawan terhadap berbagai bencana, salah satunya adalah gempa bumi yang telah sering terjadi dan memakan banyak korban jiwa serta kerugian dalam nilai yang besar.
Pemerintah melalui BMKG mengemukakan topik ini agar masyarakat memahami bahwa mereka tidak melulu menempati lingkungan yang aman tanpa adanya ancaman bencana besar dan diminta bersiap agar nanti dapat menyelamatkan diri sendiri ketika bencana benar-benar terjadi.
Baca Juga: Teknologi Sirita, Upaya Indonesia Mitigasi Tsunami di Pesisir Selatan Jawa
Langkah-langkah Persiapan Menghadapi Megathrust
Gempa yang berasal dari megathrust dapat menghasilkan energi yang sangat kuat dan merusak seluruh daerah yang dilanda. Diperlukan langkah-langkah mitigasi bencana gempa bumi yang dimulai sebelum gempa terjadi, ketika sedang berlangsung, dan setelah gempa. Beberapa langkah tersebut, yaitu:
1. Prabencana
- Memetakan rencana penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.
- Melakukan latihan yang berkaitan dengan scenario yang akan dihadapi ketika gempa berlangsung, seperti merunduk, melindungi kepala dari reruntuhan, berpegangan pada pilar yang kokoh, dan bersembunyi di bawah meja.
- Menyediakan alat pemadam kebakaran, alat keselatan standar, kotak kecil P3K berisi obat-obatan dan peralatan perotolongan pertama pada luka.
- Membuat konstruksi rumah dengan fondasi yang kuat dan tahan terhadap guncangan gempa.
2. Saat Bencana
- Utamakan keselamatan diri sendiri dibandingkan orang lain atau barang-barang lainnya.
- Berlindung di bawah meja untuk menghindari kemungkinan tertimpa benda-benda yang jatuh dan puing-puing reruntuhan rumah.
- Tetap lindungi kepala dan bergegas menuju area atau lapangan terbuka dan jauh dari bangunan tinggi.
- Jika sedang di dalam bangunan, gunakan tangga darurat dan tetap tenang agar menghindari dorongan dan risiko jatuh.
- Tidak berdiri di dekat tiang atau sumber listrik, pohon, dan gedung tinggi yang mungkin roboh.
3. Pascabencana
- Memantau aktivitas dan informasi kegempaan melalui berbagai media sosial atau aplikasi BMKG agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.
- Tetap berada di area terbuka hingga keadaan sudah aman.
- Periksa keberadaan api agar kebakaran dapat dihindari.
- Jika tersiar potensi tsunami, segera pergi ke tebing, gedung, atau tempat-tempat yang lebih tinggi agar tidak terkena arus deras yang datang dari laut.
Tindakan Mitigasi Bencana yang Dapat Dilakukan di Rumah
Gempa berkekuatan besar biasanya akan mengundang tsunami dengan gelombang tinggi. Jika kedua bencana tersebut melanda ketika Kawan sedang berada di rumah, perhatikan langkah-langkah mitigasi berikut agar selamat.
- Jika terjadi gempa, segeralah berlindung dibawah meja yang kokoh dan tahan terhadap reruntuhan bangunan hingga berhenti.
- Bawa tas siaga berencana dan bergegas melarikan diri ke area yang lebih luas dan jauh dari bangunan tinggi agar tidak tertimpa bangunan atau material yang berpotensi jatuh.
- Jika peringatan tsunami dikeluarkan, pergilah ke dataran tinggi minimal setinggi tiga puluh meter di atas permukaan laut.
- Ulurkan bantuan evakuasi kepada anak-anak, ibu hamil, orang difabel, dan lansia.
- Laporkan kepada pihak berwajib atau komunitas siaga bencana agar dapat ditemukan dan dievakuasi ke tempat yang lebih aman ketika bencana sudah selesai melanda.
Baca Juga: Prosedur Keselamatan Diri Ketika Gempa Bumi dan Berpotensi Tsunami
Perlengkapan Darurat yang Wajib Dimiliki
Tas Siaga Bencana adalah tas yang harus disiapkan untuk mengantisipasi kondisi darurat saat bencana tiba. Tas tersebut berisi tujuh hingga sepuluh item yang terdiri dari,
- Makanan siap saji dan air bersih.
- Kotak P3K.
- Pakaian dan alat perlindungan.
- Alat penerangan.
- Alat komunikasi.
- Dokumen-dokumen penting.
- Uang tunai.
- Peralatan mandi.
- Jika memiliki bayi, siapkan diapers, susu dan makanan bayi, selimut bayi, dan obat-obatan.
Kondisi geografis Indonesia tidak hanya memberikan bentangan alam yang indah dan beragam, tetapi ancaman bencana alam yang mengerikan pun turut mengintai dan dapat terjadi kapanpun tanpa aba-aba.
Mari sebarkan artikel ini kepada seluruh keluarga, teman, dan kerabat Kawan GNFI agar kita dibekali ilmu dan kesiapan menghadapi bencana alam tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News