berwisata di surakarta inilah 5 destinasi menarik yang wajib kamu kunjungi - News | Good News From Indonesia 2024

Berwisata di Surakarta, Inilah 5 Destinasi Menarik yang Wajib Kamu Kunjungi

Berwisata di Surakarta, Inilah 5 Destinasi Menarik yang Wajib Kamu Kunjungi
images info

Surakarta atau yang dikenal luas sebagai Solo menjadi salah satu kota di Indonesia yang kental dengan sejarah dan budaya. Kearifan lokal dan keramahan dari masyarakatnya membuat kota ini semakin diminati oleh wisatawan sebagai destinasi wisata alternatif.

Sejarah Singkat Kota Surakarta

Nama Solo berasal dari sebuah desa yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo bernama Sala yang dahulu dipilih Sunan Pakubuwono II untuk menjadi pusat ibu kota baru dari Kartasura. Di desa tersebut, dia kemudian membangun istana baru dan mulai memindahkan kekuasaannya di Desa Sala. Sejak saat itu, Desa Sala berkembang menjadi Surakarta Hadiningkrat.

Pada 1755, Perjanjian Giyanti membagi Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Kasunana Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pemerintahan di Surakarta kemudian terpecah lagi menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran melalui Perjanjian Salatiga pada tahun 1767 silam.

Kota Solo pun semakin berkembang dan melewati transisi di berbagai aspek. Modernitas terjadi, tapi tetap berakar pada budaya dan tradisi yang berlaku.

Slogan “The Spirit of Java” disematkan pada kota ini sebagai representasi dari karakter masyarakatnya yang hangat dan ramah, kekayaan adat, tradisi dan budaya, serta perdagangan dan industri yang tangguh.

Kota ini pun tumbuh semakin tangguh dan dikenal secara luas oleh masyarakat dari dalam maupun luar negeri. Penduduk dari kota-kota lain yang berada di sekitar Solo seperti Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri sering menyebut diri mereka sebagai orang Solo agar mudah dikenal.

Baca Juga: Cerita Kampung Mati di Lereng Gunung Merapi, Ditinggalkan Warga akibat Bencana Erupsi 2010

5 Rekomendasi Aktivitas di Kota Solo

Solo adalah rumah untuk berbagai destinasi wisata bertema sejarah, seni, budaya, hingga spiritual. Di balik hiruk-pikuk kota, tersembunyi berbagai destinasi menarik yang patut dikunjungi. Yuk, simak lima rekomendasi aktivitas menarik di kota ini!

1. Menjelajahi Warisan Budaya di Keraton Surakarta

Keraton Surakarta Hadiningrat. Sumber: Wonderful Images
info gambar

Sebagai awal mula dari peradaban di Kota Solo, Keraton Surakarta Hadiningrat tentunya menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Di dalamnya terdapat sebuah museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan keraton, senjata-senjata kuno yang pernah dugunakan keluarga kerjaan, peralatan kesenian, kereta kencana, hingga topi kebesaran para raja atau sunan.

Selain itu, pengunjung juga disuguhkan dengan keindahan arsitektur keraton yang khas dengan gaya bangunan khas Jawa dan juga sedikit sentuhan gaya Eropa. Ukiran-ukiran indah dengan dominasi warna putih dan biru semakin mempercantik keraton.

Sebelum berkunjung, pastikan bahwa Kawan sudah mengetahui semua peraturan yang berlaku mengingat keraton adalah tempat yang sakral dan dihormati, jadi para pengunjung diharapkan mematuhi seluruh peraturan yang telah ditetapkan.

Keraton Surakarta dikelilingi oleh alun-alun, Masjid Agung Surakarta, dan Pasar Klewer sehingga para wisatawan memiliki banyak opsi tempat untuk dikunjungi. Akses menuju keraton pun sudah sangat mudah dan tersedia dalam berbagai moda transportasi.

Untuk Kawan yang ingin berkunjung, Keraton Surakarta mulai dibuka pada puku 09.00 – 14.00 WIB. Pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp. 35.000.

2. Berburu Barang Antik di Pasar Triwindu

Pasar Barang Antik Triwindu. Sumber: Wonderful Images
info gambar

Tak jauh dari Pura Mangkunegaran, terdapat sebuah pasar yang menjual barang-barang antik dan ornamen khas Jawa yang indah, yaitu Pasar Triwindu. Ketika Adipati Sri Mangkunegaran VII naik tahta, pasar ini dibangun sebagai bentuk perayaan dari kenaikan tahta tersebut. Pasar ini berdiri sejak 1939 untuk memperingati 24 tahun kepemimpinan Mangkunegaran VII.

Sudah sejak dahulu menawarkan berbagai koleksi barang antik hingga uang kuno yang digunakan di tahun 1800-an silam. Pasar Triwindu menjadi destinasi yang wajib dikunjungi oleh para pecinta atau kolektor barang antik.

Letaknya yang berada di tengah kota membuat pasar ini mudah diakses oleh para pengunjung. Terdapat berbagai macam moda transportasi yang dapat digunakan untuk menjangkau Pasar Triwindu.

Pasar Triwindu mulai beroperasi dari pagi hingga sore hari. Untuk pengunjung yang gemar hunting foto, pasar ini menjadi tempat yang tepat karena nuansa klasik terasa sangat hidup di sini.

3. Mengagumi Keindahan Batik di Museum Danar Hadi

Museum Danar Hadi. Sumber: Wonderful Image
info gambar

Industri batik Danar Hadi dimulai pada 1967 dan berasal dari industri batik rumahan yang kemudian berkembang menjadi bisnis yang lebih besar hingga memiliki cabang di berbagai kota di luar Solo, seperti Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang.

Perjalanan dan koleksi batik dapat dilihat melalui House of Danar Hadi yang memadukan konsep cagar budaya dan museum batik. Arsitektur dan dekorasi bernuansa Jawa kuno bercampur gaya Eropa melekat di bangunan ini. Pengunjung dibuat terkesima dengan kemewahan yang elegan dari tempat ini.

Terdapat lebih dari 10.000 helai kain batik yang menjadi koleksi dari House of Danar Hadi dan sudah diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Kain-kain batik ini berasal dari periode dan pengaruh budaya yang beragam, mulai dari batik Belanda, batik Djawa Hokokai, batik Cina, batik Sudagran, dan lainnya.

Sebelum berkunjung, sebaiknya perhatikan jadwal operasional dan harga tiket masuk. Pengunjung akan dikenakan biaya Rp. 40.000 yang sudah termasuk tiket masuk dan parkir kendaraan. House of Danar Hadi beroperasi dari pukul 09.00 – 16.30 WIB.

4. Bersenang-senang di Taman Sriwedari

Pertunjukan Wayang Orang Taman Sriwedari. Sumber: Wonderful Image
info gambar

Perkembangan kesenian dan kebudayaan di Kota Solo tidak terlepas dari Taman Sriwedari yang menjadi pusat kebudayaan seniman di kota tersebut. Awalnya, taman ini dibuat oleh Raja Pakubuwono X sebagai tempat kegiatan dan rekreasi keluarga keraton pada 1887.

Seiring berjalannya waktu, taman ini kemudian berkembang menjadi pusat hiburan dan wisata masyarakat. Komunitas-komunitas seni di kota ini pun sering memilih Taman Sriwedari sebagai pusat kegiatannya.

Di dalam taman ini terdapat gedung pertunjukkan yang sering menyajikan wayang orang dan menjadi salah satu gedung pertunjukan tertua di Indonesia. Warga Kota Solo pun menikmati pertunjukan tersebut dan hingga sekarang masih menjadi salah satu kegiatan rutin.

Taman ini terletak di Jalan Slamet Riyadi, salah satu jalan protokol di Kota Solo sehingga sangat mudah untuk diakses oleh pengunjung dari berbagai arah. Taman Sriwedari beroperasi setiap hari selama 24 jam.

Untuk dapat melihat pertunjukan wayang orang, pengunjung bisa melihat jadwal kegiatannya melalui akun Instagram @wayang_orang_sriwedari. Tiket dibanderol dengan harga Rp. 20.000 untuk wisatawan domestik hingga Rp. 50.000 untuk wisatawan mancanegara.

5. Berpetualang di Alam: Candi Sukuh dan Candi Cetho

Candi Cetho. Sumber: Wonderful Image
info gambar

Sedikit melipir ke Kabupaten Karanganyar, pengunjung bisa menemui Candi Sukuh dan Candi Cetho yang juga menjadi saksi peradaban masyarakat Jawa di zaman dahulu. Kedua candi peninggalan agama Hindu tersebut memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda.

Kedua candi yang teletak di kaki Gunung Lawu memberikan nuansa lingkungan yang sejuk dan menenangkan serta pemandangan alam yang menakjubkan sehingga pengunjung pun betah berlama-lama di sini.

Bangunan candinya memiliki gaya arsitektur serupa dengan kebudayaan Maya di Meksiko dan Inca di Peru. Candi Sukuh terkenal dengan tema kesuburan, seperti Lingga dan Yoni yang tergambar di relief dan patungnya. Kisah mitologi Hindu, Mahabharata pun tersaji dalam candi ini.

Jam operasional Candi Sukuh dimulai pada 07.00 – 17.00 WIB dengan harga tiket Rp. 10.000 untuk wisatawan domestik dan Rp. 30.000 untuk wisatawan mancanegara.

Baca Juga: Wajah Baru Pasar Jongke, Bergaya Kolonial dengan Campuran Jawa yang Habiskan Rp138 Miliar

Serupa dengan Candi Sukuh, relief-relief yang terdapat di lingkungan Candi Cetho juga memiliki tema kesuburan dan pemurnian spiritual. Dari dulu hingga kini, Candi Cetho masih sering digunakan umat Hindu untuk mengadakan upacara atau ibadah.

Untuk jam operasional serta harga tiket pun serupa dengan Candi Sukuh, tetapi di Candi Cetho sudah menggunakan sistem E-Ticketing.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
HZ
KG
AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.