Gorontalo, 6 Agustus 2024—Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada Kota Barat mengunjungi MAN Insan Cendekia Gorontalo pada Rabu (31/7).
Kunjungan ini disambut hangat oleh siswa-siswi kelas 12 di Ruang Auditorium. Melalui tajuk “UGM Fair”, Tim KKN Kerabat Kota Barat mengenalkan program studi dan berbagai jalur masuk untuk calon mahasiswa.
“Kami mengundang adik-adik dari Universitas Gadjah Mada untuk mengisi kelas sosiologi dan memberikan motivasi serta gambaran terkait program studi sosial humaniora yang ada di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.” ucap Ahmad Iqbal, S.Sos., selaku Guru Pembimbing Sosiologi. Beliau ternyata merupakan alumni Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
Pada sesi ini, Tim Kerabat Kota Barat memberikan informasi tentang jalur masuk UGM dan pengenalan program studi di klaster sosial humaniora. Lebih dari 20 program studi dikenalkan kepada siswa-siswi MAN Insan Cendekia Gorontalo.
Selain itu, mahasiswa UGM juga membuka sesi diskusi dan tanya jawab terkait kuota, jalur masuk, beasiswa, organisasi, prospek kerja, tips and trick memilih jurusan, serta berbagi pengalaman berkuliah di UGM.
“Senang sekali diundang di MAN IC, apalagi sekolah ini merupakan sekolah dengan ranking 35 terbaik se-Indonesia. Senang juga bertemu dengan adik-adik yang antusias mendengarkan,” tutur Tasya, salah satu anggota KKN Kerabat Kota Barat.
Antusiasme siswa-siswi terlihat dari beragam pertanyaan yang diberikan, meliputi biaya pendidikan, tips belajar, saran kehidupan perkuliahan, Unit Kegiatan Mahasiswa UGM, dan lain-lain.
Sebagai salah satu sekolah dengan sistem boarding school, MAN IC memiliki banyak siswa yang berasal dari pulau Jawa. Beberapa dari mereka bahkan merantau sendiri untuk belajar di Gorontalo.
Ketika ditanya soal kuliah, beberapa menyatakan keraguan dan cemas akan lingkungan kuliah. “Banyak yang tanya kalau kuliah itu seperti apa mengatur waktunya, ada juga yang takut ospek,” tambah Tasya.
Tim KKN Kerabat Kota Barat pun menjelaskan berbagai prosedur yang dilakukan UGM untuk menjamin mutu pendidikan. Ospek UGM atau lebih dikenal dengan Pionir UGM telah berada di bawah pengawasan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM secara langsung.
UGM menjamin setiap mahasiswa baru akan menerima materi tentang budaya UGM dan pengembangan karakter. Koordinator tim KKN, Rifal menjelaskan bahwa perpeloncoan sudah lama dihapus dari sistem ospek kampusnya.
“Kampus UGM fokus memastikan mahasiswa baru memahami budaya UGM, termasuk pengembangan diri, kepemimpinan, sampai pengabdian masyarakat. Mahasiswa baru tidak perlu takut melewati masa ospek atau Pionir UGM,” papar Rifal. Selain perihal ospek, banyak siswa-siswi yang bertanya tentang biaya pendidikan UGM.
Sejak tahun 2023, UGM memberlakukan sistem uang pangkal bagi mahasiswa baru jalur mandiri. Adapun uang pangkal atau Sumbangan Sukarela Pengembangan Institusi (SSPI) tidak sepenuhnya dibayarkan oleh mahasiswa baru.
Terdapat subsidi dengan klasifikasi dan kriteria tertentu sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tua. Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau biaya pendidikan per semester masih secara konsisten diberlakukan sesuai dengan data ekonomi mahasiswa baru.
“Banyak beasiswa dan keringanan pembiayaan yang bisa didapatkan di UGM, seperti beasiswa pemerintah, swasta, dan Kagama. Kampus juga menjamin tidak ada mahasiswa yang tidak lulus akibat ketidakmampuan secara ekonomi,” jelas Rifal.
Setelah sesi tanya jawab, acara kunjungan ditutup dengan sesi foto bersama dan berbincang santai sebelum Tim KKN Kerabat Kota Barat kembali ke lokasi KKN. (/tsy)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News