Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi banyak dibicarakan oleh masyarakat umum sejak tahun 2022 dengan dirilisnya ChatGPT. Model kecerdasan buatan tersebut dapat diakses oleh semua orang secara gratis sehingga popularitasnya meningkat secara pesat.
Sampai saat ini, ChatGPT banyak dimanfaatkan dalam berbagai hal, mulai dari menjawab pertanyaan sederhana, analisis data, produksi karya kreatif, hingga dijadikan sebagai tempat berkeluh kesah.
Meskipun sampai kini masih ada kontroversi mengenai hak cipta dari hasil jawabannya, ChatGPT tentu saja masih dapat digunakan secara aman untuk urusan-urusan administratif yang tidak berhubungan dengan kreasi.
Bidang pengajaran adalah satu bidang yang dapat banyak terbantu oleh kecerdasan buatan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa terdapat banyak guru di Indonesia yang merasa terbebani oleh urusan administratif yang diberikan oleh pihak sekolah.
Oleh karena itu, dengan membawa masalah ini sebagai latar belakang, tim KKN-PPM UGM Puding Besar 2024 menyusun sebuah rangkaian kegiatan yang dapat membantu mengenalkan para guru dengan ChatGPT sebagai pembantu dalam pengajaran.
Dalam kegiatan ini, tim KKN menyasar para guru dari SD Negeri 10 Puding Besar.
Pada tanggal 6 Agustus 2024, kegiatan sosialisasi ChatGPT kepada para guru SD dilaksanakan. Serombongan tim KKN mendatangi SD Negeri 10 Puding Besar sejak jam 8 pagi. Para guru telah mempersiapkan diri dan lokasi untuk menerima sosialisasi. Tim KKN disambut dengan baik oleh seluruh tenaga pendidik.
Narasumber untuk sosialisasi ChatGPT adalah Giga Hidjrika Aura Adkhy, mahasiswa dari Program Studi Teknologi Informasi. Sambil menampilkan tampilan awalnya, Giga menjelaskan alamat tautan untuk mengakses ChatGPT, yakni chatgpt.com.
Ia juga menuturkan bagaimana cara mendaftarkan atau memasukkan akun ke situs ini. Setelah itu, ChatGPT dapat langsung diakses. Model dari kecerdasan buatan yang dipakai adalah GPT-4.o, yakni model yang terbaru.
Model ini lebih cerdas dibandingkan dari model-model sebelumnya karena memiliki pemahaman kontekstual yang lebih tinggi serta pemahaman visual yang lebih baik.
Respons yang ditunjukkan oleh para guru adalah antusias karena mereka mengaku bahwa mereka belum pernah diperkenalkan dengan kecerdasan buatan sebelumnya.
Giga mendemonstrasikan cara memasukkan perintah ke dalam kolom ChatGPT. Perintah ini dapat mencakup berbagai hal, mulai dari membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat soal-soal, hingga membuat kunci jawaban dengan penjelasan yang detail.
Selain itu, kecerdasan buatan ini juga dapat diprogram untuk memunculkan ide-ide baru untuk metode pembelajaran, misalnya membuat sebuah inovasi permainan yang bisa digunakan untuk memfokuskan atensi para siswa di kelas sambil belajar bahasa Inggris. Kuncinya, penulisan perintah harus sespesifik mungkin.
Keunggulan dari menggunakan ChatGPT adalah akurasinya yang tinggi, hasilnya yang lengkap dan mudah dipahami, serta prosesnya yang cepat. Kekurangan dari ChatGPT adalah terbatasnya perintah yang dapat dimasukkan untuk akun yang gratis (tidak premium).
Meskipun begitu, kuota untuk akun yang gratis masih sangat cukup untuk digunakan sehari-hari. Apabila pihak sekolah tertarik untuk membeli akun premium pun, biaya yang perlu dikeluarkan juga relatif terjangkau.
Manfaat yang didapatkan apabila ChatGPT dimanfaatkan semaksimal mungkin adalah beban administratif yang diemban oleh para guru dapat berkurang sehingga mereka dapat mengalihkan energi dan fokusnya untuk hal-hal yang lebih penting, misalnya meningkatkan kualitas dan kuantitas interaksi dengan para siswa.
Selain itu, apabila inovasi pembelajaran yang dimunculkan oleh ChatGPT dapat diterima dengan baik oleh para siswa, motivasi belajar mereka bisa meningkat. Kedua hal tersebut tentu saja berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, yakni sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) nomor 4 yang ditetapkan oleh PBB, yakni pendidikan berkualitas.
Sebagai pondasi dari segala pembangunan, pendidikan perlu dimajukan secara intens, salah satunya dapat diakselerasi oleh teknologi kecerdasan buatan.
Setelah sosialisasi selesai dilaksanakan, para guru mendapatkan modul penggunaan ChatGPT yang telah dirancang oleh tim KKN-PPM UGM Puding Besar 2024. Harapannya, meskipun sosialisasi telah berakhir, ilmu yang diberikan masih dapat dipelajari kembali.
Penulis: Virna Amrita
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News