Tahun Baru Islam 1446 H yang jatuh pada tanggal 7 Juli 2024 disambut meriah oleh warga Desa Kotawaringin, Kabupaten Bangka. Sejak beberapa hari sebelumnya, warga setempat telah menunjukkan antusiasme dengan mengumpulkan potongan-potongan kayu bambu, minyak tanah, serta tali tampar untuk membuat lebih dari 250 obor
Pembuatan obor ini tidak hanya diikuti oleh bapak-bapak, tetapi juga oleh anak-anak dan mahasiswa KKN-PPM UGM. Obor-obor tersebut sengaja disiapkan untuk pawai yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Juli 2024.
Pawai obor diawali di Musala Al-Aziz yang berlokasi tepat di depan Kantor Desa Kotawaringin. Para warga berbaris di halaman musala sembari dibagikan obor-obor yang telah disiapkan.
Ramainya Pawai Obor Perayaan 1 Muharram di Dua Dusun di Desa Baginda
Sebagian dari tim koordinator, yakni dari organisasi Remaja Masjid Desa Kotawaringin, telah menyiapkan speaker yang digunakan untuk menyiarkan lagu-lagu islami. Setelah siap, pemimpin pawai memberikan instruksi untuk memulai perjalanan ke arah timur Kotawaringin hingga ke perbatasan desa.
Para peserta pawai berjalan sambil mengangkat obor dan melantunkan nyanyian. Setelah sampai di perbatasan timur desa, rombongan berbalik arah dan melanjutkan pawai hingga ke ujung barat desa.
Pawai diakhiri di Musala Al-Aziz dengan obor-obor yang masih menerangi jalanan Kotawaringin. Keseluruhan aktivitas ini berlangsung dari jam 19.30—21.30 WIB.
Setelah mengeluarkan banyak energi untuk berjalan, para peserta pawai obor dimanjakan dengan bubur kacang hijau yang telah disiapkan oleh tim koordinator.
Pada saat inilah para mahasiswa KKN-PPM UGM banyak bersosialisasi dengan para warga setempat sambil menikmati bubur kacang hijau yang telah dihidangkan. Tim KKN-PPM disambut hangat oleh para warga setempat, mulai dari diajari berbahasa Bangka, berdiskusi mengenai pengalaman selama di Bangka, hingga membahas mengenai program kerja yang akan dilaksanakan saat periode KKN-PPM tahun ini.
Pawai Alegoris: Pembuktian Tidak Hanya Utara, Yogyakarta Bagian Selatan pun Banyak Wisata
Pada pukul 22.30, para warga secara berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Pawai obor untuk menyambut bulan Muharram merupakan tradisi yang baru dimulai pada tahun 2024 ini. Para remaja masjid desa mengharapkan bahwa tradisi tersebut dapat membuat Tahun Baru Islam lebih meriah dan diingat oleh para warga Desa Kotawaringin.
Tidak hanya itu, rangkaian kegiatan pawai ini juga tentu saja dapat merekatkan ikatan di antara warga dan memberikan hiburan bagi anak-anak setempat.
Di luar Kotawaringin, tradisi pawai obor telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Pontianak yang melaksanakan pawai menjelang bulan Ramadan dan Purwakarta yang menggelar pawai setiap tahun untuk memperingati tahun baru Islam 1 Muharram.
Di Jakarta, pawai obor sering diadakan untuk menyambut bulan Ramadan dan Hari Besar Islam lainnya. Kota-kota lain seperti Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Bandung juga melaksanakan pawai obor untuk merayakan 1 Muharram dan bulan Ramadan.
Ini menunjukkan keragaman budaya dan semangat kebersamaan dalam merayakan peristiwa penting dalam kalender Islam. Tujuan dan manfaat tradisi pawai obor adalah sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi dan merayakan Hari Besar Islam 1 Muharram, dengan melibatkan generasi muda untuk mempererat kebersamaan dan menciptakan kedamaian dalam menyambut perayaan tersebut.
Pawai obor bukan hanya sekadar kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga memiliki banyak manfaat sosial, seperti mempererat hubungan antarwarga dan menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis.
Pawai Tatung di Festival Cap Go Meh, Wujudkan Pelestarian Budaya di Kota Singkawang
Penulis : Virna Amrita
Editor : Putri Diah Syafitri
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News