Siapa nih, Kawan di sini yang pernah memainkan salah satu permainan tradisional yang bisa dijumpai di berbagai daerah Indonesia, yakni bentengan? Permainan yang dimainkan secara berkelompok ini memerlukan kerja sama antar pemainnya agar bisa menang dari tim lawan.
Permainan ini dulunya sering dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang sembari mencari hiburan. Akan tetapi, pada saat ini permainan bentengan sudah tidak dimainkan semasif dulu lagi.
Perkembangan teknologi yang pesat memberikan banyak alternatif hiburan bagi para generasi muda dalam mengisi waktu luangnya. Padahal banyak nilai positif yang bisa dimaknai dari permainan tradisional yang satu ini.
Kira-kira apa saja manfaat yang bisa Kawan dapatkan ketika memainkan permainan tradisional bentengan tersebut?
Eksistensi Permainan Egrang di Tengah Kemajuan Zaman
Mengenal Permainan Tradisional Bantengan
Sebelum mengetahui apa saja manfaat yang bisa didapatkan ketika bermain bentengan, Kawan mesti mengetahui terlebih dahulu penjelasan terkait permainan tradisional yang satu ini. Dikutip dari artikel Annisa Fathoni Abidah dkk. yang berjudul "Sikap Kerjasama Melalui Permainan Bentengan pada Anak Usia 5-6 Tahun," bentengan bisa didefinisikan sebagai permainan tradisional yang dimainkan oleh beberapa orang yang dibagi ke dalam dua kelompok yang natinya akan saling merebut dan mempertahankan bentengnya masing-masing untuk keluar sebagai pemenang.
Tidak diketahui secara pasti dari mana asal permainan tradisional yang satu ini. Sebab permainan bentengan hampir bisa dijumpai di berbagai daerah di Indonesia.
Akan tetapi, jika merujuk pada laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, bentengan diketahui sebagai permainan tradisional yang berasal dari kebudayaan betawi. Bahkan, permainan bentengan termasuk ke dalam salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang ditetapkan pada 2019 lalu.
Cara Bermain Bentengan
Secara umum, permainan bentengan dimainkan oleh empat hingga delapan orang pemain. Nantinya jumlah pemain ini akan dibagi menjadi dua buah kelompok yang akan saling berhadapan satu sama lain.
Permainan bentengan ini biasanya dimainkan di sebuah lapangan terbuka, seperti yang bisa Kawan lihat pada gambar di atas. Terdapat masing-masing pilar yang berada di sudut lapangan yang nantinya berfungsi sebagai benteng atau markas dari setiap kelompok.
Pilar yang digunakan sebagai benteng ini juga bisa berasal dari berbagai macam hal. Biasanya para pemain menggunakan pohon, tiang listrik, dan sejenisnya untuk menjadi benteng yang digunakan dalam permainan ini.
Nantinya setiap kelompok akan mengirim anggotanya untuk menyerang benteng lawan. Namun, pemain ini mesti menghindar dari sentuhan lawan agar tidak tertangkap tim lainnya.
Ketika seorang pemain berhasil tertangkap, maka dirinya akan dikeluarkan dari permainan dengan menjadi tawanan. Akan tetapi, pemain ini bisa kembali ke lapangan jika anggota tim lain berhasil menyentuhnya di posisi tempat ditahan.
Pemenang dari permainan ini ditentukan ketika terdapat anggota kelompok yang berhasil menyentuh benteng lawan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama dari setiap pemain agar bisa menjaga daerahnya masing-masing, sembari berusaha menyentuh benteng tim lawan.
Egrang Batok, Permainan Tradisional dengan Segudang Manfaat
Manfaat Permainan Bentengan
Banyak manfaat yang bisa didapatkan ketika memainkan permainan tradisional bentengan. Seperti yang sudah disinggung pada bagian sebelumnya, permainan bentengan bisa mengasah kerja sama setiap pemain yang berada dalam satu tim yang sama.
Selain itu, setiap pemain juga bisa saling memikirkan strategi terbaik agar bisa memenangkan permainan. Tidak hanya itu, kemampuan fisik juga bisa semakin terasah ketika memainkan permainan bentengan.
Sebab para pemain akan dituntut untuk berlari sembari menghindar dari tangkapan tim lawan. Oleh sebab itu, permainan bentengan ini bisa berdampak positif bagi kesehatan para pemainnya.
Sumber:
- Abidah, Annisa Fathoni, Rukayah, and Nurul Kusuma Dewi. "Sikap Kerjasama Melalui Permainan Bentengan pada Anak Usia 5-6 Tahun." Kumara Cendekia 7.2 (2019): 104-112.
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=1162
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News