teknologi binary cycle di pembangkit listrik tenaga panas bumi dieng - News | Good News From Indonesia 2024

Teknologi Binary Cycle di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Dieng

Teknologi Binary Cycle di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Dieng
images info

Dieng terletak di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut dan merupakan area vulkanik aktif. Kawasan ini dikelilingi oleh gunung-gunung berapi, dengan banyaknya kawah, fumarol, dan sumber air panas.

Aktivitas vulkanik ini menjadi indikator adanya sumber panas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi geotermal. Dataran tinggi Dieng dianugerahi potensi panas bumi yang cukup banyak. Panas bumi di Dieng ditemukan pada tahun 1928. Sejak tahun tersebut dilakukan studi terkait mengenai panas bumi atau geotermal.

Pada tahun 1990-an, terdapat sebuah anak perusahan dari California Energy untuk melakukan pengelolaan panas bumi di Dieng. Pada tahun 2002, didirikan PT Geo Dipa Energi (Persero) untuk mengelola panas bumi di Dieng ini.

General Manager PT Geo Dipa Energi Unit Dieng, Puguh Wintoro, menambahkan potensi energi yang bisa dihasilkan oleh panas bumi Dieng mencapai 400 MW.

Dengan adanya panas bumi ini, didirikanlah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). PLTP Dieng untuk saat ini sudah bisa menghasilkan sebesar 70 MW. Dari pihak Geo Dipa sendiri akan berusaha untuk memaksimalkan panas bumi untuk energi yang bersih di Indonesia.

Terbesar di Asia Tenggara, Segini Kapasitas PLTA Kayan Cascade di Kaltara

PLTP ini menggunakan binary cycle, yakni sebuah sistem pembangkit listrik yang menggunakan dua jenis fluida untuk menghasilkan energi. Fluida utama, yang berasal dari sumber geotermal, digunakan untuk memanaskan fluida sekunder dengan titik didih rendah, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin.

Keuntungan dari sistem ini adalah kemampuannya untuk memanfaatkan sumber panas dengan suhu lebih rendah, sehingga memperluas potensi pengembangan geotermal.

Proses Kerja binary cycle ini terdiri dari 5 tahap:

  1. Pengambilan Fluida Panas Bumi: Air panas atau uap diekstraksi dari sumur panas bumi.
  2. Pemanasan Fluida Sekunder: Air panas atau uap digunakan untuk memanaskan fluida sekunder dengan titik didih rendah dalam sebuah heat exchanger.
  3. Penggerakan Turbin: Fluida sekunder yang menguap menggerakkan turbin, yang pada akhirnya akan menghasilkan listrik.
  4. Kondensasi: Setelah melewati turbin, fluida sekunder dikondensasikan kembali menjadi cairan untuk digunakan lagi dalam siklus.
  5. Reinjeksi: Air yang sudah digunakan dalam proses, diinjeksikan kembali ke dalam reservoir panas bumi guna menjaga keseimbangan lingkungan.

Binary cycle ini memiliki beberapa keunggulan utama, yaitu:

  1. Efisiensi Tinggi: Sistem binary cycle mampu memanfaatkan sumber panas yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan dengan sistem konvensional. Ini membuatnya sangat efisien untuk digunakan di lokasi dengan suhu geotermal yang tidak terlalu tinggi.
  2. Ramah Lingkungan: Karena menggunakan fluida sekunder yang tidak berbahaya, teknologi ini meminimalkan emisi gas rumah kaca dan dampak negatif terhadap lingkungan. Proses reinjeksi juga membantu menjaga tekanan reservoir dan mengurangi risiko penurunan.
  3. Fleksibilitas: Binary cycle dapat diterapkan di berbagai lokasi dengan karakteristik geotermal yang berbeda, membuatnya ideal untuk digunakan di Dieng yang memiliki potensi geotermal yang beragam.
Dibangun Sejak 1994, Kapan PLTA Pertama di Aceh Beroperasi?

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng memiliki potensi besar dalam penyediaan energi terbarukan. Namun, proyek ini juga menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensinya. Pembangunan infrastruktur PLTP memerlukan biaya yang signifikan.

Proses eksplorasi, pengeboran, dan pembangunan fasilitas pembangkit membutuhkan investasi awal yang besar, yang sering kali menjadi kendala bagi investor. Meskipun lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber energi fosil, pengembangan geotermal tetap memiliki potensi dampak lingkungan, seperti perubahan ekosistem dan penggunaan sumber air yang berlebihan.

Proses perizinan yang panjang dan kompleks seringnya menjadi hambatan dalam pengembangan proyek. Kebijakan yang tidak konsisten atau perubahan regulasi dapat mengganggu kelancaran operasional.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, investor, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang tepat, PLTP Dieng dapat terus berkontribusi pada penyediaan energi terbarukan dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.

Dari Irigasi hingga PLTA, Inilah Peran Bendungan untuk Ketahanan Air dan Pangan Nasional

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.