Saat berada di Kota Sragen, jajaran perbukitan akan terlihat saat memandang ke utara. Bukit-bukit ini berada di wilayah utara Bengawan Solo. Warga setempat menyebut bukit itu dengan sebutan gunung.
Salah satu bukit yang cukup terkenal bernama Gunung Kendeng. Gunung ini menjadi pembatas antara Desa Tanggan dan Desa Gesi di wilayah Kecamatan Gesi, tepatnya di Dukuh Jatisari RT 004/RW 001, Desa Tanggan, Gesi.
Bakso Bangkok Menjadi Makanan Favorit bagi Pengunjung di Jetis, Sragen
Nama ini sama dengan pegunungan yang membentang di bagian utara Jawa, yakni Pegunungan Kendeng. Pegiat Kebudayaan Gesi, Jarwanto mengungkapkan nama Kendeng di wilayah Gesi diyakini sebagai asal mula nama Pegunungan Kendeng.
“Konon dari cerita turun-temurun, kata Kendeng berasal dari adanya kabut yang berada di puncak bukit. Orang Jawa menyebut kabut itu seperti asap yang kemendeng (tebal). Dari sebutan kemudian disebut kendeng,” katanya yang dimuat dari Liputan6.
Tempat kabur dewa judi
Selain dinamakan Gunung Kendeng, gunung ini juga diberikan panggilan Gunung Morojoyo. Jarwanto menjelaskan nama Morojoyo berasal dari nama seorang tokoh yang dimakamkan di kaki gunung itu.
Dia mengungkapkan Morojoyo dikenal dengan Dewa Judi yang berasal dari Sragen. Dikatakan olehnya, Morojoyo dibunuh oleh musuhnya di Gunung Kendeng itu setelah berjudi di daerah Sragen.
Sukarni Menjadi Pengusaha Tempe Selama 21 Tahun, Melanjutkan Usaha Warisan Orang Tua
“Nama asli Morojoyo masih misteri. Morojoyo jadi sebutannya karena selalu menang judi. Motif pembunuhannya diyakini karena dendam musuhnya yang kalah berjudi,” katanya.
Pos pengintaian Belanda
Di puncak bukit itu juga terdapat sebuah tugu berbentuk segi empat dengan masing-masing sisinya berukuran 60 cm dan tinggi 2 meter. Jarwanto menjelaskan tugu itu dibangun pada zaman kolonial Belanda.
Dirinya menjelaskan tugu itu menjadi tanda sekaligus sebagai pos pengintaian dan komunikasi pada zaman kolonial Belanda. Bukit yang berada 350 meter di atas permukaan laut ini memang bisa memantau hampir seluruh wilayah Sragen.
Sejarah Petilasan Tratas Angin, Warisan Budaya Peninggalan Syekh Maulana Maghribi di Jetis
“Dari puncak Gunung Kendeng itu bisa melihat hampir seluruh wilayah Sragen karena merupakan puncak dataran tertinggi di Bumi Sukowati,” tuturnya.
Kabid Kesatuan dan Ketahanan Bangsa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Srgaen, Agus Endarto melakukan survei lokasi tugu tersebut. Dia menyebut tugu itu menjadi bukti jejak kolonial Belanda di Sragen.
“Ini puncak penuh harapan karena bisa memandang lepas Sragen dan sekitarnya.” kesannya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News