mitos tabuik di pariaman diyakini sebagai perwujudan arak arakan malaikat dan buraq - News | Good News From Indonesia 2024

Mitos Tabuik di Pariaman, Diyakini Sebagai Perwujudan Arak-arakan Malaikat dan Burak

Mitos Tabuik di Pariaman, Diyakini Sebagai Perwujudan Arak-arakan Malaikat dan Burak
images info

Tabuik merupakan salah satu tradisi yang berkembang di tengah masyarakat Pariaman, Sumatra Barat yang rutin diadakan setiap tahunnya. Tahukah Kawan ternyata ada mitos yang berkembang terkait acara tabuik yang diadakan di Pariaman tersebut?

Mitos yang berkembang dalam tradisi ini berkaitan dengan bentuk tabuik yang digunakan dalam acara ini. Tabuik tersebut diyakini sebagai perwujudan arak-arakan dari malaikat dan burak.

Lantas bagaimana pembahasan lebih lanjut tentang mitos tabuik yang ada di Pariaman ini?

Sekilas tentang Tabuik Pariaman

Penting bagi Kawan untuk memahami terlebih dahulu terkait tradisi tabuik yang ada di Pariaman sebelum mengetahui mitos yang ada di dalamnya. Seperti yang sudah disinggung pada bagian sebelumnya, tabuik merupakan salah satu tradisi yang masih digelar rutin oleh masyarakat Pariaman setiap tahunnya.

Tradisi tabuik ini mirip dengan gelaran tabot yang diadakan di Bengkulu. Bahkan beberapa sumber menjelaskan bahwa munculnya tradisi tabuik di Pariaman ini juga dipengaruhi oleh tabot yang ada di Bengkulu tersebut.

Biasanya gelaran tradisi tabuik diadakan pada 1 hingga 10 Muharam setiap tahunnya. Akan tetapi, waktu pelaksanaan tradisi ini sudah mulai bergeser dan tidak selalu diadakan dalam jangka waktu tersebut.

Sejarah Kebudayaan Tabuik sebagai Warisan Turun Temurun Daerah Pariaman

Contohnya saja bisa Kawan lihat pada helatan tradisi tabuik yang diadakan pada tahun ini. Pada tahun ini, tradisi tabuik akan dilaksanakan pada 1 hingga 15 Muharam, atau pada 7 hingga 21 Juli 2024.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Pariaman, acara puncak helatan yang bertajuk "Puncak Hoyak Tabuik" ini akan diadakan pada Minggu, 21 Juli 2024. Pada acara puncak ini, tabuik nantinya akan diarak bersama-sama oleh semua masyarakat sebelum dibuang ke laut pada akhir acara.

Mitos Tabuik Pariaman

Menurut riwayat, gelaran tradisi tabuik ini diyakini memiliki hubungan dengan salah satu sejarah kelam umat Islam di masa lalu, yakni Perang Karbala. Pada peperangan yang terjadi di Karbala, Irak ini mempertemukan pasukan Husain dan Yazid bin Muawiyah.

Pada pertempuran tersebut, pasukan Husain dikalahkan oleh Yazid bin Muawiyah. Tidak hanya itu, Husain yang merupakan cucu dari Nabi Muhammad SAW juga terbunuh pada saat pertempuran tersebut.

Peristiwa sejarah inilah yang menjadi dasar diadakannya tradisi tabuik di Pariaman tersebut. Namun, Asril dalam artikelnya yang berjudul "Perayaan Tabuik dan Tabot: Jejak Ritual Keagamaan Islam Syi’ah di Pesisir Barat Sumatra" menjelaskan bahwa peristiwa bersejarah tersebut tidak diserap begitu saja.

Masyarakat juga memunculkan cerita atau mitos tersendiri dalam menafsirkan peristiwa tersebut. Mitos inilah yang nantinya mengilhami wujud tabuik yang digunakan dalam prosesi tradisi tersebut.

Mitos tabuik pada dasarnya ini masih menceritakan tentang situasi yang terjadi di Perang Karbala. Pada saat Husain dan pengikutnya dikuburkan, terdapat sebuah arak-arakan malaikat dan burak yang turun dari langit.

Arak-arakan malaikat dan burak ini membawa ornamen dan wewangian dari surga. Sesampainya di lokasi, para malaikat memasukkan tubuh Husain ke dalam sebuah peti dan meletakkannya di punggung burak.

Festival Akbar Acara Tabuik Masyarakat Pariaman

Kemudian rombongan arak-arakan ini kembali terbang menuju langit. Namun, di tengah perjalanan para malaikat mencium adanya bau manusia di tengah arak-arakan tersebut.

Bau manusia ini ternyata sisa prajurit Husain yang masih selamat dan bergantung di tubuh burak untuk ikut dalam arak-arakan tersebut. Mereka memohon kepada para malaikat agar diizinkan untuk ikut bersama jasad Husain.

Akan tetapi malaikat tidak mengizinkan mereka untuk ikut. Malaikat memberikan petuah kepada para pengikut Husain ini untuk melaksanakan tradisi yang persis seperti arak-arakan yang mereka lihat sebagai pengingat kejadian tersebut.

Gambaran tentang arak-arakan inilah yang diyakini sebagai dasar diadakannya tradisi tabuik di Pariaman hingga saat sekarang.

Sumber:
- https://www.pariamankota.go.id/berita/dishub-kota-pariaman-siapkan-13-kantong-parkir-jelang-tabuik-pariaman-2024
- Asril, Asril. "Perayaan Tabuik dan Tabot: Jejak Ritual Keagamaan Islam Syi'ah di Pesisir Barat Sumatra." Panggung 23.3 (2013): 309-320.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.