festival akbar acara tabuik masyarakat pariaman - News | Good News From Indonesia 2023

Festival Akbar Acara Tabuik Masyarakat Pariaman

Festival Akbar Acara Tabuik Masyarakat Pariaman
images info

Tahun Baru Islam atau 1 Muharram memang istimewa.Tak heran jika masyarakat di banyak daerah melakukannya dengan gembira melalui tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun. Salah satunya di wilayah Sumatera

Masyarakat di Pariaman,Sumatera Barat, menyambut Tahun Baru Islam dengan upacara yang disebut Tabuik atau Tabut.Tradisi ini memperingati hari Asyura pada tanggal 10 Muharram.Acara ini berlangsung untuk memperingati wafatnya Imam Husain cucu Nabi Muhammad SAW. Ada tujuh tahapan program Tabuik dan Pariaman.Mulai dari mengambil tanah menebang pohon pisang mataam menjentikkan jari, menggulung rok menaiki tabuik dari pangkak ke hoyak tabuik dan membuang tabuik ke laut.Pada hari tertinggi Tabuik dilakukan tradisi Tabuik naik pangkek yang dilanjutkan dengan Hoyak Tabuik. Hoyak Tabuik merupakan upacara memperingati wafatnya Hasan pada pertempuran Gunung Karbala.Menurut Jurnalbpnbsumbar.kemdikbud.go.id, tradisi Tabuik berasal dari bahasa Arab “tabu” yang berarti kotak kayu. Nama tersebut mengacu pada mitos penampakan makhluk berbentuk kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq.Sebuah cerita populer menyebutkan, sepeninggal cucu Nabi Husein bin Ali seorang buraq melemparkan kotak kayu berisi jenazah Husein ke langit.Menurut legenda ini,masyarakat Pariaman mencontohkan buraq yang membawa busur di punggungnya setiap tahun.Sebagai sejarah yang tumbuh dalam masyarakat secara turun temurun kebudayaan Tabuik muncul di Pariaman sekitar tahun 1826-1828 Masehi.Kebudayaan Tabuik masa kini masih sangat dipengaruhi oleh pengaruh Timur Tengah yang dibawa oleh masyarakat Syiah India.Pada tahun 1910, terjadi kesepakatan antar masyarakat Nagari untuk menyesuaikan upacara Tabuik dengan budaya Minangkabau sehingga menjadi seperti sekarang ini.

Kebudayaan Tabuik ada dua jenis yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Keduanya berasal dari dua daerah berbeda di Kota Pariaman.Tabuik Pasa (pasar) merupakan kawasan di sisi selatan sungai yang memisahkan kota dengan tepi sungai Gandoriah.Sungai Gandoriah yang menjadi pusat perhatian seolah menjadi lautan manusia, apalagi sebelum rangkaian Tabuik dilakukan.Jadi meskipun prosesi ritual awal tetap dilakukan pada tanggal 1 muharram saat perayaan tahun islam tetapi pelaksanaan acara puncak dari tahun ke tahun selalu berubah-ubah tidak lagi harus pada tanggal 10 muharram.Rangkaian tradisi tabuik di Pariaman terdiri dari tujuh tahapan ritual tabuik yaitu mengambil tanah,menebang batang pisang,mataam,manggarak jari-jari,mangarak sorban,tabuik naiak pangkek,hoyak tabuik dan membuang tabuik ka laut dan hal tersebut dilaksanakan pada 1 muharram.Setiap tahunnya puncak gelaran tabuik selalu disaksikan pulahan ribu pengunjung yang datang dari berbagai pelosok sumatera barat.Tidak hanya masyarakat lokal saja tradisi ini pun mendapat banyak sorotan dari turis asing yang membuat acara ini menjadi acara perhelatan besar yang ditunggu-tunggu setiap tahun nya pantai gondoriah yang menjadi titik pusat perhatian seakan menjadi lautan manusia khususnya menjelang prosesi tabuik diarak menuju pantai.Festival ini diresmikan sebagai bagian dari pariwisata indonesia oleh indonesia oleh pemerintah setempat dengan demikian tujuan dari festival budaya tidak hanya untuk merangkul upacara adat menjadi lebih kukuh sebagai kekayaan dari budaya melainkan juga untuk merangkul wisatawan domestik dan internasional tujuan lebih luasnya untuk membuat semua orang dapat mempelajari dan menggali budaya pariaman itu sendiri.Sejak dipromosikan sebagai bagian wisata dari budaya pariaman.Ketikan festival budaya tabuik menjadi salah satu daya tarik maka tidak menutup kemungkinan bahwa arus turis luar negeri ke daerah ini akan semakin tinggi karna pesta budaya ini semakin populer dan digemari turis domestik maupun internasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.