Padukuhan Gadung yang terletak di Kelurahan Bangunkerto, Turi, Sleman memiliki keunggulan di bidang pertanian hortikultura dan budidaya ikan nila. Mayoritas penduduk mengelola kebun untuk bertanam cabai, salak, padi, dan jagung.
Salah satu daya tarik wisata di Padukuhan Gadung yaitu Agrowisata Turi, yang merupakan kawasan berkonsep taman dengan atraksi utama embung dan kebun salak. Agrowisata Turi telah berdiri sejak tahun 1989 dan pada rencana awal pembangunan dibuat kolam renang dan taman anggrek.
Namun, terdapat penurunan pengunjung karena kurangnya perawatan pada wahana air, sehingga seiring waktu dilakukan alih fungsi kolam renang menjadi kolam ikan. Dibangun pula kawasan kampung ikan berupa petak-petak kolam milik warga Padukuhan Gadung.
Embung di kawasan tersebut dikelola oleh Kelompok Ikan “Mina Gadung” yang diketuai oleh Bapak Ambar Setiawan. Kelompok ikan mengelola embung budidaya ikan nila secara kolektif milik warga dusun. Pada bulan Mei 2024, Mina Gadung memperoleh hibah dari Pemerintah Kabupaten Sleman berupa bibit ikan nila sebanyak 3 kwintal.
Waduk yang Memisahkan, Jembatan yang Menyatukan, Kisah RT 8 di Dusun Pakuwon, Desa Darma
Namun, setelah pengelola kelompok perikanan menebar bibit ikan nila ke dalam embung, terjadi permasalahan kematian ikan nila pada jangka waktu 2 pekan setelah penebaran bibit.
Permasalahan kematian ikan nila ini sangat merugikan secara finansial bagi operasional embung. Adanya penyakit pada ikan nila (Oreochromis sp.) dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain:
- Kualitas air yang buruk: seperti tingginya kadar amonia, pH yang tidak seimbang, dan kadar oksigen yang rendah dapat menyebabkan ikan mengalami stress sehingga ikan lebih mudah terjangkit penyakit.
- Diet yang tidak seimbang: kurangnya nutrisi dapat menyebabkan penurunan sistem imun ikan.
- Kepadatan populasi tinggi: padatnya populasi dapat menyebabkan ikan stres sehingga lebih mudah terinfeksi penyakit.
- Stress lingkungan: perubahan suhu air yang drastis dapat meningkatkan risiko penyakit.
- Infeksi bakteri: infeksi bakteri pada ikan nila yang sering terjadi karena bakteri Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp.. Gejala klinis yang dapat dilihat berupa adanya luka berupa lesi hemoraghi pada permukaan tubuh dan kematian mendadak.
- Infeksi virus: menyebabkan kematian massal tanpa adanya gejala atau luka pada permukaan tubuhnya.
- Infeksi jamur: umumnya karena jenis jamur Saprolegnia yang dapat ditandai dengan lepisan putih seperti kapas pada permukaan tubuh dan insang ikan.
- Infeksi parasit: seperti Trichodina sp., Gyrodactylus, dan Ichthyophthirius. Menyebabkan kerusakan pada permukaan tubuh seperti kulit, insang, dan sirip ikan.
Meninjau faktor-faktor tersebut, kelompok KKN Turi Berdikari subunit 2 yang bertugas di Padukuhan Gadung berdiskusi dengan ketua kelompok ikan Mina Gadung dan mengambil sampel ikan nila yang mati sesuai dengan kriteria karantina ikan berpenyakit.
Pengambilan sampel dilakukan pada ikan dengan perkiraan waktu kematian di bawah 8 jam. Sampel kemudian dikirim ke Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Yogyakarta dan Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Yogyakarta untuk diuji laboratorium.
Menilik Pesona Waduk Sermo dari Bukit Pethu di Dusun Tegalrejo, Kulon Progo
Melalui pengujian laboratoris perihal faktor lingkungan diperoleh bahwa salah satu faktor penyebab kematian ikan nila, yaitu kondisi air kolam yang kekurangan oksigen. Sementara itu, faktor infeksi masih dalam proses pengujian laboratoris.
Dilakukan pemasangan turbin listrik untuk mengatur sirkulasi air masuk dan keluar sebagai langkah awal penanggulangan, meskipun belum dapat meniadakan risiko kematian ikan secara keseluruhan.
Diharapkan dengan diketahuinya faktor penyebab kematian ikan dapat menjadi panduan perawatan embung yang dapat mengurangi tingkat kematian ikan nila dan meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila di Padukuhan Gadung.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News