Nonton bioskop merupakan salah satu alternatif hiburan yang menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia pada saat ini. Banyak bioskop yang bisa Kawan jumpai di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Namun tahukah Kawan bahwasanya nonton bioskop ini merupakan salah satu alternatif hiburan baru bagi masyarakat Batavia di masa lalu, khususnya pada awal abad ke-20? Meskipun terbilang baru, setiap lapisan masyarakat bisa menikmati hiburan yang satu ini, mulai dari kelas atas hingga golongan bawah.
Sebelum mengenal bioskop, hiburan masyarakat Batavia biasanya hanya terbatas pada pertunjukan tradisional saja, seperti wayang, lenong, dan lainnya. Kehadiran beberapa bioskop yang muncul pada awal abad ke-20 justru memberikan pilihan hiburan baru bagi masyarakat Batavia.
Lantas bagaimana cerita tentang kehadiran bioskop yang menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat Batavia pada awal abad ke-20?
Menilik Kembali Rajawali, Bioskop Legendaris di Purwokerto
Kehadiran Bioskop di Batavia
Nurmalia dkk. dalam artikel "Membuka Pintu Hiburan di Era Kolonial: Sejarah Perkembangan Bioskop di Batavia, 1900-1942" menjelaskan bahwa bioskop pertama yang ada di Batavia diketahui pertama kali muncul pada 5 Desember 1900. Pada saat itu, bioskop pertama yang ada di Batavia tersebut berada di Tanah Abang dan berlokasi di rumah Tuan Sharwz.
Setiap malam bioskop ini akan memutar sebuah film, yang nantinya dikenal oleh orang-orang bumiputera dengan sebutan 'gambar idoep' atau gambar bergerak. Seiring berjalannya waktu, rumah Tuan Sharwz ini nantinya dikenal sebagai bioskop yang bernama The Rijal Bioscope.
Pada periode awal ini, keberadaan bioskop di Batavia sebenarnya bisa dibagi ke dalam dua kelompok berbeda, yakni yang diperuntukkan bagi kalangan atas dan golongan menengah ke bawah.
Bioskop yang diperuntukkan bagi kelas atas ini memiliki harga tiket masuk yang mahal. Beberapa jenis bioskop yang ditujukan bagi kalangan elite ini adalah Elita dan Globe Bioscope.
Di sisi lain, bioskop yang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke bawah biasanya memiliki harga tiket yang lebih terjangkau. Salah satu bioskop yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Batavia kalangan menengah ke bawah adalah Capital.
Selain harga, perbedaan lain antara jenis bioskop ini terletak pada film-film yang diputarnya. Setiap bioskop biasanya memutar film yang berbeda-beda di masing-masing tempat.
Situasi ini berbeda dengan apa yang bisa Kawan jumpai pada saat ini, di mana setiap bioskop di seluruh Indonesia akan memutar film yang sama menurut jadwal tayangnya.
Perbedaan lain yang bisa Kawan jumpai dari bioskop yang ada di Batavia juga bisa dilihat dari fasilitas yang ada di dalamnya. Gedung bioskop yang biasanya diperuntukkan bagi kalangan atas memiliki fasilitas yang lengkap dan bisa dinikmati oleh para penonton yang datang.
Terdapat beberapa fasilitas yang bisa dinikmati oleh para pengunjung, salah satunya pendingin udara yang ada di dalamnya. Akan tetapi, kenyamanan ini juga selaras dengan harga tiket yang dijual oleh bioskop tersebut.
Sementara itu, masyarakat kalangan menengah ke bawah tidak bisa menikmati fasilitas mewah tersebut. Biasanya masyarakat golongan ini hanya bisa membeli tiket dari bioskop biasa yang tidak menawarkan fasilitas mewah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
De Majestic Bandung, Bioskop yang Pertama Kali Tampilkan Film Indonesia
Keterlibatan Elit Tionghoa
Kehadiran bioskop di Batavia sebenarnya tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan elit Tionghoa yang ada pada periode waktu tersebut. Bioskop merupakan salah satu sarana hiburan yang sangat disukai oleh masyarakat etnis Tionghoa.
Kesukaan inilah yang menjadi awal etnis Tionghoa mulai mendirikan bioskop yang memutar film-film dengan berbagai genre, mulai dari legenda hingga romance. Bahkan pada 1925, para pengusaha etnis Tionghoa sudah menguasai pasar bioskop yang ada di Batavia. Beberapa bioskop terkenal yang dimiliki oleh etnis Tionghoa pada masa itu adalah Bioskop Orion dan Bioskop Sanghai.
Sumber:
- Agustin, Nurmalia, Deby Ayu Ismawati, and Mustasyifa Fauziah. "Membuka Pintu Hiburan di Era Kolonial: Sejarah Perkembangan Bioskop di Batavia, 1900-1942." Warisan: Journal of History and Cultural Heritage 4.1 (2023): 27-37.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News