memento mori - News | Good News From Indonesia 2024

Memento Mori, Belajar dari Stoikisme

Memento Mori, Belajar dari Stoikisme
images info

“a remember that you must die”

Sebuah frasa Latin yang umum ditampilkan di batu nisan para pemukim Puritan sebagai pengingat akan kematian untuk mereka yang masih hidup. “Memento” artinya pengingat, sedangkan “Mori” artinya kematian. Dalam Stoikisme, memento mori mengingatkan bahwa makhluk hidup adalah fana.

Pesan ini dimaknai berbeda dalam berbagai kebudayaan dan transisi sosial. Menurut Mark Twain, ketakutan akan kematian adalah imbas dari ketakutan akan kehidupan di mana orang yang hidup sepenuhnya siap untuk mati kapan saja.

Di masa kini, penyanyi asal Norwegia, Aurora, bahkan memaknai kematian dengan rasa ingin tahu. Ia terobsesi dengan kematian yang dilihatnya sebagai piece of heaven. Ia bahkan berencana untuk merilis album setelah kematiannya.

Dalam budaya nenek moyang, fokus pada penghormatan kepada leluhur sering kali melampaui sekadar pengingat akan kematian. Upacara-upacara tersebut diyakini sebagai jalur pembuka “ruang sempit” bagi pertukaran roh hidup dan mati atau persembahan terhadap dewa-dewa yang terkait dengan kematian.

Filsafat Stoikisme dan Filsafat Jawa: Pemahaman Dalam Ketenangan dan Kebijaksanaan

Di kalangan Masyarakat Toraja dan Bali, kematian dianggap terjadi secara berangsur dan bersifat sosial. Mereka meyakini bahwa proses ini tidak mewakili perpisahan namun dipercayai bahwa yang telah meninggal akan terus melindungi keluarganya. Sedikit berbeda dengan mitologi Mesir kuno, kematian tidak menandai akhir melainkan awal perjalanan manusia di Duat (alam baka).

Dengan keyakinan tersebut, orang Mesir saat itu menghormati kematian dengan membangun bangunan monumental untuk menyimpan jasad yang sudah diawetkan serta berbagai makanan, wine, dan barang pribadi.

Penghormatan terhadap kematian ini juga dipraktekkan oleh bangsa Yunani, Romawi dan berbagai suku Indian di Amerika, dibuktikan dengan penemuan pemakaman dengan pola yang sama.

Di berbagai literatur, kematian sering kali dibalut dalam bingkisan roman picisan. Romantisme kematian popular pada akhir abad ke-17 yang dialegorikan dengan munculnya kupu-kupu dari kepompong mengilustrasikan kehidupan yang baru setelah mati.

Dalam beberapa drama Shakespeare, kematian digambarkan sebagai simbol cinta dan kesetiaan, terutama dalam tragedi Romeo dan Juliet. mana Romeo mengakhiri hidup setelah melihat tubuh kaku Juliet yang terlihat sudah mati dengan kata-kata terakhirnya, "Thus with a kiss I die."

Dalam mitologi Yunani, kematian Orpheus mengisahkan bahwa kehidupannya tidak berarti tanpa kehadiran kekasihnya Eurydice. Berbagai romansa fiksi memperkuat frasa bahwa cinta adalah kematian kecil.

Ataraxia: Cara Hidup Bahagia dan Tenang menurut Filsafat Stoikisme

Dalam personifikasinya, kematian kerap kali digambarkan sebagai perwujudan karakter laki-laki berhubungan dengan peran gender historis mereka. Personifikasi kematian umum digambarkan dalam berbagai bentuk seni kontemporer seperti komik, literatur, film, animasi, dan sebagainya.

Dalam komik Sandman karya Neil Gaiman, karakter Death of the Endless digambarkan sebagai wanita cantik dengan gaya gotik. Dalam mitologi Yunani kematian diilustrasikan sebagai dewa Thanatos, pemuda bersayap yang menawan, mewakili gagasan filosofis bahwa seseorang tidak perlu takut akan kematian.

Terlepas dari personifikasi berdasarkan gender, baik laki-laki maupun perempuan, kematian seringkali digambarkan sebagai sosok yang atraktif.

Di budaya Viking, kematian dalam pertempuran dianggap sesuatu yang mulia di mana para roh pejuang yang telah mati terbang menggunakan sayap mereka sendiri atau menunggang kuda menuju Valhalla. Mirip halnya Nux the Warrior Boy dalam film laga aksi Mad Max: Fury Road yang kerap kali meneriakkan tagline "I live, I die, I live again!".

Ini menandakan sumpah untuk melayani Immortan Jo sampai mati dan bergabung dengan saudara-saudara warrior boys lainnya di Valhalla. Tindakan-tindakan heroisme tersebut membuat tagline"die a hero" dalam film The Dark Knight terdengar membara terutama jika ditempatkan di medan perang.

Selama Perang Pasifik, Jepang menggunakan sentimen ini untuk menjalankan kampanye Kamikaze. Sebuah kampanye yang memberikan gelar patriot dan anumerta kepada para pilot yang berani untuk mati melawan musuh di akhir Perang Dunia II.

Namun, misi bunuh diri ini dilihat sebagai praktik manipulasi dibandingkan tindakan heroik, terutama karena Jepang merekrut mahasiswa yang tidak berpengalaman dan dibubuhi ideologi patriotisme. Dalam film Godzilla Minus One, mantan pilot Kamikaze, Shikishima Koichi, dianggap pengecut karena memanipulasi kerusakan pesawatnya untuk menghindari kematian.

Film tersebut berakhir dengan Shikishima menjalankan misi Kamikaze untuk menyerang Godzilla tanpa mengorbankan nyawanya, memberikan pelajaran bahwa menjadi pahlawan tidak berarti harus mengorbankan diri dengan sia-sia.

Filsafat Stoikisme dan Filsafat Jawa: Pemahaman Dalam Ketenangan dan Kebijaksanaan

Sekarang ini, kita hidup dalam masyarakat yang menghargai kehidupan. Serangkaian konflik, bencana ekologis, dan ancaman nuklir telah meningkatkan kesadaran akan kematian. Ketakutan ini telah membantu perkembangan paham perdamaian atau pasifisme, yang berasal dari kata "pacific" yang berarti perdamaian.

Pasifisme mempertanyakan moralitas perang, dengan menolak segala bentuk kekerasan dan pembunuhan, meskipun masih memunculkan pertanyaan etis apakah membunuh orang lain untuk menciptakan perdamaian yang abadi dapat dibenarkan. Perpektif terhadap kematian ini lebih terbuka terutama di abad ke-20 dengan meningkatnya sekularisasi.

Di satu sisi, transisi pemikiran ini menyebabkan penurunan kepercayaan intelektual terhadap doktrin agama. Namun, di sisi lain hal ini dilihat sebagai pertanda baik bagi kemajuan ilmu medis yang memberikan harapan hidup lebih panjang bagi masyarakat. Terlebih lagi, setelah berbagai wabah mematikan di periode awal kebudayaan Barat. Di mana masyarakat saat itu menerima kematian sebagai sesuatu yang kolektif.

Dengan berbagai perkembangan ilmu dan keterbukaan pemikiran, konsep kematian saat tersebut dianggap pengingat bahwa kehidupan adalah sesuatu yang temporer dan terbatas bagi manusia. Memberi makna pada kematian adalah tanda baik untuk menghargai sesama, setiap detik kehidupan, setiap momen, dan setiap bentuk eksistensi dalam kehidupan untuk melakukan perbuatan baik.

Di film "Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives," selain mengisahkan penyesalan Uncle Boonmee selama hidup, juga memutar memori imajiner dan kenangan bersama mendiang anak dan istrinya sebelum meninggal.

Dalam novel Raymond Chandler, "The Big Sleep", gagasan yang disampaikan adalah bahwa saat seseorang meninggal, yang tersisa hanyalah kenangan bahagia. Seperti yang diyakini oleh para stoik, daripada meratapi kematian, kita seharusnya menerima kematian sebagai bagian dari apa yang membuat segalanya indah.

“Everything seems meaningless but meaningful at the same time”, dirasa menjadi frasa yang tepat untuk menangkap sentimen tentang kematian.

Sumber:

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Kamikaze
  • https://medium.com/crossing-domains/personification-of-death-in-contemporary-visual-culture-fd9dac1b1d07
  • https://digitalcommons.nl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1028&context=faculty_publications#:~:text=In%20modern%20Western%20societies%2C%20death,when%20it%20touches%20their%20lives.
  • https://www.nytimes.com/2020/12/14/travel/torajan-death-rituals-indonesia.html
  • https://www.goodreads.com/quotes/5785-the-fear-of-death-follows-from-the-fear-of-life
  • https://medium.com/@rolendpetalcorin/why-we-shouldnt-fear-death-5835fab88d94#:~:text=It's%20so%20important%20to%20accept,what's%20just%20frivolous%20and%20inconsequential.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel inisepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

SH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.