larung sesaji upaya pelestarian kultur yang melegenda di desa bululawang blitar - News | Good News From Indonesia 2024

Larung Sesaji, Upaya Pelestarian Kultur yang Melegenda di Desa Bululawang, Blitar

Larung Sesaji, Upaya Pelestarian Kultur yang Melegenda di Desa Bululawang, Blitar
images info

Desa Bululawang yang terletak di Kabupaten Blitar ini terkenal dengan tradisi maupun budaya yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang mereka jaga dengan penuh makna adalah upacara adat Larung Sesaji. Upacara ini tidak hanya memiliki nilai spiritual dan keagamaan yang mendalam, tetapi juga memiliki daya tarik wisata budaya yang menarik banyak pengunjung setiap tahunnya.

Upacara adat Larung Sesaji di Desa Bululawang merupakan tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dari budaya masyarakat pesisir selatan Blitar. Ritual ini biasanya dilaksanakan di Pantai Pasur, yang terletak di Dusun Kedung Biru, Desa Bululawang, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

Larung Sesaji di Pantai Pasur dilakukan dua kali dalam satu bulan, yaitu pada tanggal 1 dan 7 Suro atau Muharam dalam penanggalan Jawa. Pelarungan pada tanggal 1 Muharam dilakukan oleh seluruh masyarakat Desa Bululawang untuk menyambut tahun baru Muharam. Lain halnya dengan pelarungan pada tanggal 7 Muharam yang mana dikenal sebagai ritual Petik Laut. Ini dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki hasil laut.

Mengenal Pujawali, Upacara Sakral dalam Agama Hindu

Prosesi Acara

Prosesi upacara Larung Sesaji dimulai dengan persiapan sesaji yang terdiri dari tumpeng, aneka lauk pauk, hasil bumi, dan sebagainya. Pada hari pelaksanaan, ritual dimulai dengan berkumpulnya seluruh warga desa di tempat yang telah ditentukan, biasanya di tepi sungai atau laut.

Suasana upacara penuh dengan nuansa sakral dan khidmat. Pemimpin adat atau sesepuh desa akan memimpin doa dan mantra untuk memohon keselamatan dan berkah. Setelah itu, sesaji yang telah dipersiapkan akan dihanyutkan ke sungai atau laut sebagai simbol pelepasan dan pengorbanan kepada alam semesta.

Sesaji ini kemudian diarak menuju bibir pantai dan dinaikkan ke atas perahu. Perahu tersebut akan berputar sebanyak tiga kali mengelilingi teluk sebelum kemudian sesaji dibawa ke tengah laut untuk dilarung atau ditenggelamkan.

Selain itu, upacara ini juga diiringi dengan berbagai kegiatan seni dan budaya. Sebagai contoh, pagelaran seni pada malam sebelum upacara dan iring-iringan kesenian Jaranan yang menambah suasana magis dan sakral.

Mengenal Upacara Adat Buang Jong dari Bangka Belitung, Merawat Laut dan Tradisi Leluhur

Makna dan Filosofi

Upacara Larung Sesaji tidak hanya memiliki makna spiritual dan keagamaan, tetapi juga memberikan dampak sosial dan budaya yang positif bagi masyarakat Desa Bululawang. Tradisi ini mampu mempererat tali persaudaraan dan gotong royong antarwarga desa.

Setiap anggota masyarakat memiliki peran dan kontribusi masing-masing dalam pelaksanaan upacara. Dengan demikian, tercipta rasa kebersamaan dan solidaritas yang kuat. Dalam upacara adat ini, ada banyak sekali pemaknaan filosofis yang terkandung didalamnya yakni berupa ucapan syukur, harapan, dan pelesatarian budaya.

Memang dalam upacara adat, menyiratkan makna ucapan syukur atas Tuhan yang telah memberikan masyarakat Desa Bululawang limpahan rezeki. Hal ini membuat masyarakat juga memberikannya kembali kepada alam.

Dalam Larung Sesaji juga terselip sebuah doa untuk satu tahun ke depan agar bisa tetap makmur dan sentosa.

Diharapkan ritual tersebut bisa selalu diwariskan agar tetap terjaga. Sebab, ini merupakan turunan dari leluhur-leluhur Desa Bululawang.

Sudah sepantasnya masyarakat Bululawang, khususnya para pemuda, bisa menjaga sebuah budaya yang ditinggalkan oleh leluhur mereka. Dengan mempertahankan kebudayaan Larung sesaji, membuat Desa Bululawang memiliki sebuah ciri khas.

Upacara Adat Ngalaksa Tahun Ini Digelar, Sekaligus Penyerahan Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.