Pernahkah Kawan GNFI mendengar istilah open house dalam beternak ayam? Jangan khawatir, aku pun baru pertama kali mengetahuinya saat tanpa sengaja bercengkerama dengan Ari, peternak ayam dengan sistem kandang open house.
Sore itu, aku bersama temanku bermaksud untuk mencari sekam padi untuk kebutuhan proker kami, yaitu uji coba pembuatan media tanam. Entah kebetulan atau bagaimana, hampir semua toko pertanian di sekitar kami pada saat itu tutup. Hanya satu hal yang terlintas di pikiran kami, kembali ke pondokan.
Di tengah perjalanan, dari kejauhan terlihat beberapa bangunan kandang ayam yang cukup luas di tengah sawah. Dengan rasa penasaran, kami memutuskan untuk mendekati area tersebut. Sesampainya di sana, kami disambut dengan ramah oleh seorang peternak muda bernama Ari.
Bangunan dari bambu yang dibentuk menyerupai rumah panggung itu berhasil menyita perhatian kami. Sisi samping bangunan itu terbuka dan sesekali ditutup dengan lembaran plastik layaknya tirai. Kami melihat banyak sekam yang terletak di bawah kandang itu.
Ya, benar sekali. Itu merupakan kandang ayam dengan sistem open house. Sambil mengajak kami berkeliling melihat kandang ayamnya, Ari menjelaskan bahwa sistem open house memberikan ruang yang cukup bagi ayam untuk bergerak bebas dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Lingkungan yang terbuka memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik sehingga tidak perlu memasang blower di dalamnya (ventilasi alami).
Ayam Cemani, Ayam Termahal di Dunia Asal Indonesia
Ari juga membahas secara singkat terkait kandang sistem lain, yaitu sistem close house. Menurut penuturannya, sebagian besar peternak di Desa Pandeyan merupakan peternak mitra dan menggunakan kandang sistem close house karena mampu menampung lebih banyak ayam.
Dengan permisalan ukuran kandang 1 m2, kandang sistem close house dapat diisi dengan 12 ekor ayam dewasa, sedangkan kandang sistem open house hanya dapat menampung 6 ekor ayam dewasa.
Meskipun kurang unggul dalam kapasitasnya, kandang open house memberikan lingkungan yang lebih alami untuk ayam, yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi stres. Adanya ventilasi alami juga dapat mencegah penumpukan gas berbahaya seperti amonia penyebab keracunan pada ayam yang bisa terjadi di kandang tertutup.
Ditinjau dari segi lingkungan, kandang open house mampu mengurangi jejak karbon karena tidak bergantung pada energi listrik untuk pendinginan dan pemanasan.
“Apa yang menjadi kendala terbesar dalam penerapan kandang open house?” tanyaku pada Ari.
Kendala terbesar kandang open house ada pada cuaca. Efektivitas kandang ini sangat bergantung pada kondisi cuaca. Pada cuaca ekstrem, suhu dalam kandang bisa sulit diatur. Apabila cuaca sangat panas, ayam akan mengalami kenaikan suhu tubuh cukup signifikan. Kemungkinan terburuk yang akan terjadi adalah ayam akan mengalami bocor jantung dan perlahan mulai mati.
Ari menyampaikan hal yang sangat menarik bahwa perawatan untuk ayam hampir sama dengan perawatan manusia. Sebelum mengalami bocor jantung, ayam dapat diberi paracetamol yang dicampur dengan minumannya.
Mengenal Karakteristik dan Keistimewaan Ayam Bangkok Ekor Lidi yang Banyak Diminati
Selain itu, Ari menjabarkan beberapa langkah penting dalam perawatan ayam, yaitu dengan vaksinasi rutin, menjaga kebersihan kandang dengan rutin mengganti sekam padi, dan membersihkan kotoran ayam untuk mengurangi kadar ammonia.
Di samping penggunaan obat-obatan modern, Ari juga menggunakan herbal dan suplemen alami, seperti jahe dan kunyit untuk meningkatkan kesehatan ayam secara keseluruhan dan mencegah penyakit. Ayam ternyata juga dapat mengalami stres yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Ari memastikan bahwa ayamnya tidak mengalami stres berlebih dengan menyediakan lingkungan yang nyaman dan tenang serta menghindari kepadatan kandang yang berlebihan.
Pengalaman Ari dalam merawat ayam menggunakan kandang open house memberikan wawasan yang sangat berharga. Siapa sangka, perjalanan yang ditujukan untuk mencari sekam padi berujung mendapatkan sorotan baru terkait sistem open house. Pengalaman ini benar-benar memperkaya pengetahuan dan semangat kami dalam menjalankan usaha peternakan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Penulis:
Beny Nabila Happy Fauziah
Nabila Putri Ariana
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News