Pariaman, Sumatra Barat – Dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal, Pemerintah Kota Pariaman meluncurkan program "Bioskop Keliling" yang menampilkan film dokumenter tentang budaya Sumatra Barat.
Program ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi sekaligus hiburan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai warisan budaya yang kaya dan beragam.
Program Bioskop Keliling ini merupakan inisiatif dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman yang bekerja sama dengan sejumlah sineas lokal.
Film-film yang ditayangkan mengangkat berbagai aspek budaya Sumatra Barat, mulai dari tarian tradisional, adat istiadat, upacara keagamaan, hingga kerajinan tangan yang khas.
Terdapat 5 film dokumenter yang diputar, yaitu "Pabaruak", "Pertemanan yang Sesungguhnya", Ada Janji di Tembilahan, "Lentera Di Tangan Dian", serta Kawin Bajapuik.
1. "Pabaruak"
Film "Pabaruak" mengeksplorasi tradisi pencak silat Minangkabau yang tidak hanya dikenal sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai filosofis.
Film ini menggambarkan bagaimana generasi muda di Minangkabau menjaga dan melestarikan tradisi ini melalui latihan dan pertunjukan rutin.
Implementasi SDGs Kesehatan pada Kegiatan Posyandu di Desa Mlorah, Nganjuk
2. "Pertemanan yang Sesungguhnya"
"Pertemanan Yang Sesungguhnya" menceritakan kisah persahabatan yang kuat antara dua pemuda dari latar belakang yang berbeda. Film ini menyoroti nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas yang ada dalam masyarakat Minangkabau, serta bagaimana budaya lokal memperkuat ikatan sosial di antara warganya.
3. "Ada Janji Di Tembilahan"
Film dokumenter ini mengisahkan perjalanan seorang perantau Minang yang kembali ke kampung halamannya di Tembilahan, membawa serta cerita-cerita dan pengalaman hidupnya di tanah rantau.
Film ini menggambarkan betapa kuatnya ikatan antara perantau dan kampung halaman, serta janji yang selalu terpatri untuk pulang.
4. "Lentera Di Tangan Dian"
"Lentera Di Tangan Dian" adalah sebuah film yang mengangkat kehidupan seorang guru perempuan di sebuah desa terpencil di Sumatra Barat.
Film ini menunjukkan dedikasi dan perjuangan sang guru dalam mendidik anak-anak desa, serta bagaimana pendidikan menjadi lentera yang menerangi masa depan mereka.
Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Bagikan Buku Resep Kepada Ibu-ibu Posyandu
5. "Kawin Bajapuik"
"Kawin Bajapuik" menyoroti tradisi pernikahan unik di Minangkabau, di mana pihak perempuan yang melamar pihak laki-laki. Film ini memberikan pandangan mendalam tentang prosesi adat ini, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Wali Kota Pariaman, H. Genius Umar, dalam sambutannya saat peluncuran program ini, menyatakan bahwa Bioskop Keliling ini bertujuan untuk memperkuat rasa cinta dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya lokal.
"Melalui film dokumenter ini, kita ingin masyarakat, terutama generasi muda, lebih mengenal dan mencintai budaya kita sendiri. Budaya adalah identitas kita, dan kita harus menjaga serta melestarikannya," ujarnya.
Program Bioskop Keliling ini akan menjangkau berbagai pelosok kota Pariaman, termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas hiburan modern.
Dengan menggunakan kendaraan khusus yang dilengkapi dengan peralatan pemutaran film, tim Bioskop Keliling akan berkeliling dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya, mengadakan pemutaran film di lapangan-lapangan terbuka, balai desa, dan tempat-tempat lainnya yang memungkinkan.
Masyarakat Pariaman menyambut baik program ini. Bilal, seorang warga Pariaman, mengaku sangat antusias dengan adanya Bioskop Keliling ini.
"Saya senang sekali ada program seperti ini. Selain bisa menonton film yang edukatif dan menghibur, kami juga bisa belajar lebih banyak tentang budaya kita," katanya. "Anak-anak juga jadi lebih mengenal tradisi dan sejarah daerah kita."
Selain menayangkan film dokumenter, program Bioskop Keliling juga menyelenggarakan diskusi dan workshop yang melibatkan para pembuat film, budayawan, dan tokoh masyarakat. Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi film dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penonton.
Workshop yang diadakan meliputi pelatihan pembuatan film dokumenter, teknik pengambilan gambar, dan editing, sehingga diharapkan dapat melahirkan sineas-sineas muda berbakat dari Pariaman.
Cegah Stunting! Mahasiswa KKN Demonstrasikan Pembuatan Egg Roll Kepada Ibu-ibu Posyandu
Keberhasilan program Bioskop Keliling ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa dalam upaya pelestarian budaya lokal.
Dengan semakin maraknya globalisasi, penting bagi setiap daerah untuk menjaga dan memperkenalkan budaya mereka kepada generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman.
"Budaya adalah warisan yang tak ternilai harganya. Melalui Bioskop Keliling ini, kita berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap budaya kita, serta mendorong partisipasi aktif dalam upaya pelestariannya," tutup Wali Kota Genius Umar.
Dengan adanya program ini, Kota Pariaman tidak hanya menjadi pusat kebudayaan yang hidup dan dinamis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberagaman budaya Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News