mengenal sejarah dan tradisi desa tegowanuh kaloran - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Sejarah dan Tradisi Desa Tegowanuh, Kaloran

Mengenal Sejarah dan Tradisi Desa Tegowanuh, Kaloran
images info

Desa Tegowanuh yang terletak di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang sejak masa Pemerintahan Brawijaya. Sejarah desa ini berkaitan dengan masuknya peradaban Islam di Tanah Jawa dan penjajahan VOC. Bukti sejarah tersebut masih dapat ditemukan di desa ini, seperti prasasti sapi gemarang, punden berundak, batu ledek, sisa-sisa batu bata, yoni (batu bulat berlubang di tengah) dan perhiasan-perhiasan yang menggambarkan masa peradaban Hindu.

Selain itu, Masjid Tegowanuh juga memiliki cerita menarik, di mana konon terdapat uang VOC di bawah tiang saka saat dibangun.

Kisah tentang Desa Tegowanuh juga tidak lepas dari legenda Joko Kliwon, seorang pemuda yang merupakan putra dari Pak Pahing. Joko Kliwon mengalami berbagai peristiwa penting dalam hidupnya, termasuk pertemuannya dengan begal yang akhirnya membawanya untuk melakukan pertapaan dan belajar di pesantren.

Ia kemudian menjadi santri yang cerdas dan rajin hingga diterima di Kerajaan Majapahit sebagai senopati dan menikahi putri Raja Brawijaya, Dewi Wanuhwati. Dalam perjalanan hidupnya, Joko Kliwon juga membangun kadipaten di bumi kelahirannya dan bertemu kembali dengan ayahnya, Pahing.

Sejarah Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Aroma Kolonial

Salah satu situs penting di Desa Tegowanuh adalah Sumur Blandung. Sumur ini dianggap keramat oleh warga setempat dan memiliki sejarah yang panjang. Sumur Blandung diduga telah ada sejak masa Kerajaan Majapahit Kuno, sekitar abad ke-13 Masehi. Sumur ini dibuat oleh Joko Kliwon, putra Pahing, dengan tujuan menyediakan air bagi warga sekitar.

Keunikan dari Sumur Blandung adalah letaknya yang berada di atas bebatuan, yang biasanya tidak memungkinkan untuk dibuat sumur. Namun, sumur ini mengeluarkan banyak air dan tidak pernah kering, bahkan saat musim kemarau. Hal ini disebabkan adanya mata air yang berada di sumur tersebut.

Air dari Sumur Blandung memiliki keistimewaan yang sulit dijelaskan dengan akal sehat. Cerita dari seorang warga, air sumur ini jika direbus atau dipanaskan tidak pernah bisa mendidih. Seorang pengunjung pernah mencoba membawa pulang air sumur tersebut dan saat dipanaskan, air tersebut benar-benar tidak mendidih.

Bahkan, saat air digunakan untuk mandi, pengunjung tersebut mengalami luka melepuh seperti tersiram air panas. Air Sumur Blandung juga sering digunakan untuk mencuci pusaka pada malam 1 Suro, yang dipercaya memiliki efek baik bagi benda-benda bertuah.

Di sekitar lokasi Sumur Blandung, terdapat artefak-artefak peninggalan kerajaan seperti Lumpang (Yoni) dan Alu (Lingga). Artefak-artefak ini digunakan dalam ritual penyembuhan orang sakit pada zaman dahulu. Sumur Blandung dianggap memiliki kekuatan penyembuhan, di mana air dari sumur ini dapat menghilangkan penyakit setelah diminum.

Tradisi kuras sumur adalah salah satu acara penting yang dilakukan oleh warga Desa Tegowanuh. Tradisi yang dilaksanakan setahun sekali, tepatnya pada 1 Muharram atau 1 Suro tidak hanya bertujuan untuk membersihkan sumur, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur atas karunia air yang melimpah.

Warga, terutama laki-laki datang berbondong-bondong membawa alat bersih-bersih seperti sapu lidi atau ember kecil. Mereka membuat rantaian panjang untuk menguras air sumur yang keruh dan mengisinya kembali dengan air jernih.

Tradisi kuras sumur di Desa Tegowanuh bukan hanya sekadar warisan leluhur, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga jiwa gotong royong dan kebersamaan antarwarga desa.

Setelah sumur selesai dikuras dan area sekitarnya dibersihkan, warga desa berkumpul untuk makan bersama. Mereka membawa berbagai bekal makanan dari rumah yang akan disantap bersama setelah doa syukur.

Sejarah Sibolga, Kota Terkecil di Indonesia yang Pernah Jadi Pusat Dagang Kompeni

Melalui tradisi ini, warga Desa Tegowanuh memperkuat rasa kebersamaan dan saling membantu, yang menjadi nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Tradisi itu tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga mempererat hubungan sosial antar warga desa. Nilai-nilai inilah yang mencoba untuk terus dilestarikan oleh para pejabat desa dan seluruh elemen masyarakatnya.

Desa Tegowanuh, dengan sejarah dan tradisi yang kaya, merupakan contoh nyata bagaimana warisan budaya dan sejarah dapat terus hidup dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Sumur Blandung dan tradisi kuras sumur adalah salah satu simbol dari rasa syukur dan kebersamaan yang kuat di desa ini, yang terus terjaga dari generasi ke generasi.

Referensi:

  • https://www.merdeka.com/travel/tradisi-kuras-sumur-keramat-blandung-warisan-kerajaan-yang-airnya-tak-bisa-mendidih.html
  • https://tani-temanggung.blogspot.com/2017/04/legenda-desa-tegowanuh-dan-gandulan.html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.