Menteri Agama Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, menerima kunjungan Wakil Grand Syaikh Universitas Al Azhar, Mesir, Mohamed Ad Duweiny. Kunjungan ini membahas kerjasama antara Al Azhar dengan Kementerian Agama RI terkait pendaftaran calon mahasiswa asal Indonesia.
Dalam pertemuan ini, Mohamed meminta agar seleksi pendaftaran calon mahasiswa dari Indonesia, khususnya yang berijazah non-Muadalah dapat dipusatkan melalui Kementerian Agama.
Pihaknya menyebut, pemusatan ini harus disertai dengan standarisasi kelulusan yang sepenuhnya ditetapkan oleh Markaz Tahwir Universitas Al Azhar.
Cegah Calon Mahasiswa yang Tidak Layak

Banyaknya calon mahasiswa asal Indonesia yang berminat berkuliah di Mesir membuat segelintir oknum nekat memberangkatkan mereka ke Mesir, tanpa kualitas yang layak, sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan pihak universitas.
"Pusat pengembangan pendidikan di Al-Azhar itu satu-satunya adalah Markaz Tahwir yang menjadi standar bisa diterima atau tidak seorang calon mahasiswa ke Universitas Al-Azhar. Markaz Tahwir disiapkan untuk mereka bisa mendapatkan pendidikan Bahasa Arab yang cukup sebagai bekal bagi mereka bisa melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar," ungkap Mohamed melalui portal resmi Kemenag.
Baca juga: Indonesia Punya Bandara Terbaik Kedua di ASEAN
Dalam keterangannya, Mohamed juga menegaskan, seleksi bertujuan untuk memastikan level mahasiswa. Selain itu, seleksi uji kelayakan calon mahasiswa ini juga dapat dilakukan secara online.
Wajib Miliki Ijazah dari Kemenag
Calon mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Mesir harus mendapatkan legalisasi dari Kemenag dan Kedutaan Mesir di Indonesia. Apabila calon mahasiswa tidak memiliki ijazah dengan cap resmi tersebut, maka ia dianggap tidak layak.
Pihak Al Azhar ingin memastikan bahwa seluruh mahasiswa Indonesia di Mesir datang dengan legalitas resmi dari negara. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh segilintir oknum di luar universitas.
Sementara itu, Menteri Agama RI, mengapresiasi inisiatif Universitas Al Azhar, terutama jika seleksi standarisasi dilaksanakan secara daring.
"Kita tahu minat anak-anak Indonesia untuk kuliah di Al-Azhar itu sangat tinggi sekali. Kesempatan untuk dilakukan secara online itu menarik, karena tentu ini sangat mempermudah anak-anak Indonesia untuk mengakses pendidikan di Al-Azhar," papar menteri yang akrab disapa Gus Yaqut ini.
Baca juga: Brent Draper, Juara MasterChef Australia yang Ikut Jaga Persahabatan Australia-Indonesia
Gus Yaqut berkomitmen untuk membahas penerimaan calon mahasiswa dengan lebih detail. Pihaknya juga akan mengirimkan delegasi khusus dari Kemenag ke Universitas Al Azhar.
"Al-Azhar memiliki jasa yang sangat istimewa bagi Indonesia. Tokoh-tokoh besar banyak lahir dari Al-Azhar. Kami akan sangat serius untuk memproses ini dengan benar," tutupnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News