Tradisi bersih desa masih banyak dilakukan oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Di Dusun Jenar, Desa Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri kerap mengadakan tradisi encekan.
Dimuat dari Solopos, tradisi ini diwajibkan setiap kepala keluarga membawa sesajen yang berupa nasi beserta lauknya. Sesajen tersebut diletakkan dalam wadah yang disebut encek yang terbuat dari debog atau kulit pohon pisang yang berisi nasi dan lauk pauk.
Cerita Kukuh Haryanto, Caleg Pengamen Asal Wonogiri dengan Modal Rp100 Ribu
Ketika warga datang, khususnya laki-laki mulai berbaris menuju balai desa setempat dengan mengenakan berbagai kostum tradisional upacara akan dimulai. Dari masyarakat yang tua hingga muda datang memanggul ambeng atau encek sebagai bentuk rasa syukur.
“Tradisi ini merupakan bentuk wujud syukur kepada Tuhan, atas limpahan rezekinya. Selain itu, dengan adanya ritual ini kita memohon agar desa kami terbebas dari segala penyakit dan marabahaya,” ungkap Camat Pracimantoro, Waskito.
Berdoa bersama
Sebelum memasuki gapura balai dusun, warga akan disambut para pemain reog. Pemain reog tersebut akan menghibur warga sebelum iring-iringan pembawa encek Hingga akhirnya masuk ke dalam ruangan.
Ketika sampai di balai desa, rombongan pembawa encek dari empat rukun tetangga (RT) menyerahkan encek kepada petugas untuk dikumpulkan jadi satu di meja besar yang terletak di tengah ruangan.
Kisah Bukit Tunggangan Wonogiri, Jalan Ekstrem yang Dihindari Para Pengendara
Para warga kemudian duduk bersila melingkari puluhan encek yang ditumpuk rapi. Nantinya mereka berdoa bersama agar diberi keberkahan dan limpahan rezeki. Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian acara bersih desa yang diselenggarakan Dusun Jenar.
Tradisi Encekan disebut juga oleh warga desa sebagai Rasulan. Tradisi ini diadakan setiap bulan Dzulhijjah atau bulan besar. Waskito berharap tradisi ini tetap bisa dilaksanakan setiap tahunnya.
“Ini merupakan aset budaya, yang harus dijaga kelestariannya, agar anak cucu kita masih dapat mengetahui adanya budaya adiluhung ini,” bebernya.
Pemersatu warga
Selain ritual Rasulan, tidak hanya tradisi encekan tetapi masih ada sejumlah acara lainnya seperti hiburan. Biasanya beberapa jam sebelum tradisi encekan digelar akan diawali dengan penampilan tarian reog, lalu wayang semalam suntuk.
Tari Kethek Ogleng, Ikon Budaya dan Wisata Kabupaten Wonogiri
“Rasulan ini juga merupakan media pemersatu antarwarga,” tandasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News