Pada tanggal 15 Juni 2024, AIESEC In Unila kembali mengadakan Impact Circle dengan lebih dari 230 pendaftar. Impact Circle merupakan sebuah platform yang dapat membuat anak muda sadar untuk membuat kota dan komunitas yang berkelanjutan, menciptakan kesadaran di kalangan anak muda.
Impact Circle 9.0 kali ini berupa seminar dan FGD yang diselenggarakan di Gedung D 1.1 Fakultas Hukum Universitas Lampung, dengan tema "Green YOUth Own Space: Crafting Sustainable for Better Cities" dan berkaitan dengan SDGs nomor 11, yaitu Making Cities and Communities Sustainable.

Tema ini bertujuan untuk mengedukasi, meningkatkan kesadaran dan membekali generasi muda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang SDGs 11 khususnya target 11.7 akses publik terhadap ruang hijau dan juga dampak dari tindakan individu. Serta diharapkan dapat berkontribusi untuk mendukung SDGs, berkontribusi untuk membuat ruang hijau sendiri dan mendorong kaum muda untuk merangkul inovasi mereka ke kota kita.
Impact Circle 7.0 AIESEC in UNJ, Membangun Karier yang Membanggakan
Acara tersebut dimulai dengan perkenalan diri oleh Arief Rahmansyah sebagai Master of Ceremony, yang dilanjut dengan pembacaan peraturan acara, pembacaan agenda, sambutan dari A. Dzaky Nurrahman sebagai Local Committee President of AIESEC in Unila, Muhammad Adib Zaidan Yaafi sebagai Person in Charge (PIC),dan Callista Ratu Fatimah Azahra sebagai Organizing Committee President (OCP). Adapun rundown dilanjutkan dengan perkenalan moderator yang menghadirkan Putri Alifia Fitra yang merupakan Putri Hijab Lampung Intelegensia 2024.
Acara inti dimulai dengan moderator mempersilahkan pembicara pertama, Merylia, S.T., M.T., M.sc, yang merupakan sub-koordinator bidang perencanaan infrastruktur wilayah III BAPPEDA Provinsi Lampung. Ia membawakan topik "Membangun Masa Depan Kota Hijau: Mengungkap Kekuatan SDGs 11 di Lampung".

Pada sesi ini, pembicara menjelaskan SDGs secara umum dan kaitannya dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Lampung. Pemateri juga memaparkan opini pembicara betapa penting bagi pemuda untuk mengetahui RTH dan fungsi RTH. Pembicara menegaskan bahwa RTH memiliki batas ambang minimal sebesar 30%, yaitu 20% RTH Publik dan 10% RTH Private. Sementara itu, di Provinsi Lampung hanya memiliki 4,5% RTH yang di mana sangat jauh untuk memenuhi standar nasional ruang terbuka hijau.
Tak hanya itu, pembicara juga memberikan solusi dan saran kepada para peserta agar senantiasa menjaga lingkungan sekitar. Setelah sesi dengan pembicara pertama kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Selanjutnya, sesi kedua mengangkat topik "Hijaukan Ruang Anda Sendiri: Urban Hortikultura untuk Komunitas dan Kesejahteraan yang Berkelanjutan'' oleh Wahidin selaku pemilik hidroponik lampung. Pada sesi ini, pembicara menjelaskan tentang bagaimana pemuda dapat membuat RTH (Ruang Terbuka Hijau) sendiri dengan alat sederhana dan lahan yang terbatas dengan membuat hidroponik.
Dengan demikian, diharapkan para pemuda dapat membuat RTH Private dengan cara yang mudah di halaman rumah masing-masing sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap RTH.

Setelah pemaparan materi oleh para pembicara di setiap sesi, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kepada para pembicara melalui sesi tanya jawab. Sehingga sesi tersebut berlangsung interaktif.
Impact Circle oleh AIESEC in UGM dan Wardah, Menemukan Keunikan Diri di Masa Keberlanjutan
Setelah sesi seminar dengan para pembicara,para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang telah ditentukan dan ditugaskan untuk menggambar taman publik dan privat dengan tetap memprioritaskan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 11 dan budaya hidroponik.
Sesi ini bertujuan untuk mendorong para peserta untuk berkreasi dan berinovasi untuk memberikan ide yang dapat dilakukan terkait RTH publik dan RTH private. Di akhir sesi, kelompok-kelompok tersebut mempresentasikan hasil karya mereka.
Impact Circle 9.0 ‘’Green YOUth Own Space: Crafting Sustainable for Better Cities” ditutup dengan acara dokumentasi. Sesi dilanjutkan oleh MC dengan pengumuman Call to Action yang harus dilakukan oleh peserta dan diunggah ke Instagram story menggunakan template yang telah disediakan panitia. Selain itu juga ada pengumuman Reward and Recognition bagi para peserta yang terpilih. Selanjutnya, peserta diminta mengisi form feedback yang tersedia di layar berupa QR code dan tautan.

Dengan menyelenggarakan Impact Circle 9.0, tim berharap bahwa isu-isu yang diangkat dan solusi yang diusulkan oleh para pembicara dapat diimplementasikan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian, para pemuda dapat berkontribusi lebih untuk mewujudkan SDGs 11, khususnya ruang terbuka hijau. Impact Circle 9.0 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran yang komprehensif tentang pentingnya pelestarian lingkungan bagi kelangsungan hidup kita di masa depan.
AIESEC In Untan membantu Meningkatkan Skill Pemuda Melalui AIESEC Future Leaders
Melalui kesuksesan acara ini, tim berharap dapat membuka jalan bagi AIESEC in Unila untuk menyelenggarakan acara-acara yang lebih berdampak dan bermanfaat bagi lingkungan di masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News