PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di Indonesia. Sekitar 64 ribu panel surya terbentang di area Wilayah Kerja (WK) Rokan seluas 28 hektare yang mencakup Rumbai, Duri, dan Dumai.
Pada tahap pertama, PLTS Rokan memiliki kapasitas 25 Megawatt Peak (MWp). Pembangkit itu dibangun di atas tanah (ground mounted), sedangkan panel surya dipasang di atas atap (rooftop). Energi yang ditangkap panel surya bakal diubah melalui inverter, sehingga energi listriknya dapat dimanfaatkan untuk operasi PHR di WK Rokan. Proyek PLTS ini terlaksana atas kolaborasi dari subholding Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) dan subholdingupstream Pertamina Hulu Energi.
“PLTS 25 MWp ini merupakan tahap pertama. Pertamina akan melanjutkan pembangunan PLTS Rokan pada tahap kedua yang direncanakan hingga 200 MWp,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5/2024).
PLTS di IKN Beroperasi, Gunakan 21.600 Panel Surya
PLTS Rokan dirancang ramah lingkungan. Dalam jangka panjang, pembangkit ini akan menurunkan emisi karbon dioksida hingga 23 ribu ton per tahun dan mengurangi pemakaian bahan bakar gas sebesar 352 juta metrik standar kaki kubik (MMSCF) per tahun. Penggunaan energi ramah lingkungan berpotensi menghasilkan efisiensi hingga 4,3 juta dolar AS per tahun.
PLTS Rokan menjadi wujud komitmen Pertamina dalam mendukung target net zero emission Pemerintah Indonesia pada 2060. PLTS ini, kata Fadjar, menampilkan penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan yang juga bermanfaat dalam mendorong optimalisasi bisnis.
“PLTS tersebut kini beroperasi dalam mendukung ketahanan energi bagi Indonesia,” tandas Fadjar.
Batam Akan Punya PLTS Apung di Waduk Tembesi, Nilai Proyek Rp481 Miliar
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News