Masyarakat Flores menggelar acara Festival Genang Era di Kampung Leworook, Desa Leraboleng, Kecamatan Titehena pada 15-17 November 2023. Festival ini digelar untuk menggali dan mewariskan pangan lokal.
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Ratna Yunarsih berharap penyelenggaraan festival ini bisa berkelanjutan. Terutama untuk melestarikan pangan lokal.
“Apresiasi kepada pandu budaya Flores Timur yang sangat antusias menyelenggarakan Festival Genang Era yang bertempat di Kampung Leworok. Swadaya, mandiri, dan upaya berkelanjutan dalam melestarikan pangan lokal,” ungkap Ratna yang dimuat dari Liputan6.
Benteng Lohayong Flores, Rebutan Belanda dan Portugis yang Ditinggalkan karena Gempa
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur Emanuel Lamuri mendukung tumbuh kembangnya 10 objek pemajuan budaya. Menurutnya kearifan lokal masyarakat adat desa Leraboleng telah menempatkan benih pada tempat yang layak.
“Festival Genang Era secara tidak langsung telah mendukung tumbuh kembangnya sepuluh objek pemajuan kebudayaan walau kita tahu masih ada sisi lemah dari sisi sumber daya dan pembiayaan,” katanya.
Mewariskan benih
Pendamping Pandu Budaya Flores Timur, Silvester Petara Hurit mengatakan Genang Era dalam bahasa Lamaholot adalah mewariskan benih. Karena itu tradisi ini menegaskan semangat anak muda untuk menggali keragaman pangan lokal.
Benih pangan lokal telah teruji melewati tantangan alam. Karena itu mesti dijaga dan diwariskan. Tetapi ketergantungan terhadap beras pasokan dari luar menyebabkan minimnya pengetahuan generasi muda kepada pangan lokal.
Rangkuk Alu, Tarian Tradisional Dari Manggarai, Flores, NTT
Karena itu Festival Genang Era merupakan jalan untuk mengenali dan menegaskan pangan lokal sebagai solusi dalam menghadapi persoalan pangan. Komunitas adat menjadi rumah belajar yang tepat bagi orang muda.
“Pangan bukan sebatas apa yang dimakan melainkan lebih dari itu menyimpan kekayaan kerohanian, pengetahuan dan ungkapan cita rasa seni masyarakatnya,” katanya.
Menjaga tradisi
Silvester menjelaskan terpilihnya kampung ini karena masyarakatnya masih kuat menjalankan tradisi ritus siklus pertanian yang berkaitan dengan pangan lokal. Misalnya warga masih menjalankan ritus mendinginkan tanah sebelum ditanami benih.
Festival ini juga dipublikasikan Balai Media Kebudayaan sehingga menjadi tontonan kegiatan budaya edukatif kepada masyarakat luas. Hal ini untuk menambah cakrawala pengetahuan kebudayaan nasional.
Wato Lota, Batuan Unik yang Dijaga Kelestariannya oleh Warga Adat Flores
Kepala BMK, Retno Raswaty menuturkan Festival Genang Era menjadi program yang mempublikasikan nilai-nilai budaya dan ritual tradisi pengolahan pertanian dan pangan di Flores Timur.
“Nilai-nilai budaya sebagai identitas lokal perlu disebarkan melalui berbagai kegiatan dan dipublikasikan melalui berbagai media agar dapat diketahui masyarakat luas,” ucap Retno.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News