Perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali dimeriahkan dengan kehadiran salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk.
Selain menghadiri ajang perhelatan bertema air terbesar di dunia, pengusaha kelahiran Afrika Selatan tersebut juga meluncurkan usahanya barunya, Starlink, di Indonesia. Starlink akan bekerja sama dengan pemerintah sebagai penyedia internet bagi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Namun perhatian warganet Indonesia justru banyak tertuju pada penampilan sang pemilik media sosial X yang melokal dengan kemeja berbahan tenun tradisional.
Kemeja berwarna hijau terang tersebut dikenakan Elon saat peluncuran Starlink di Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod, Denpasar. Berpadu dengan kemeja hijau terang yang ia kenakan adalah kalung dari bunga kamboja, kenanga, dan mawar.

Bomba, Motif Tenun Asal Sulawesi Tengah
Menurut keterangan Instagram Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kemeja yang dikenakan Elon adalah tenun Bomba dengan motif berunsur flora dari Sulawesi Tengah (Sulteng).
Motif bomba yang berbentuk bunga merupakan salah satu motif populer dari tenun Donggala. Sarung Donggala, sebutan populer bagi kerajinan ini, dibuat oleh penenun di Sulteng khususnya dari Kabupaten Donggala. Alat tenun yang digunakan pun masih tradisional berupa gedogan dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Sarung Donggala umumnya memiliki motif yang terinspirasi dari alam seperti bermacam bunga serta ragam hias geometri. Sebagian suku Kaili di Kabupaten Donggala masih menggunakan sarung sebagai sarana dari adat pernikahan hingga kematian.
Kini tenun Donggala kerap dipilih sebagai cendera mata oleh wisatawan serta diaplikasikan dalam pakaian keseharian seperti kemeja yang dikenakan Elon. Pemerintah Kabupaten Donggala pun mendorong kelestarian wastra ini dengan mewajibkan pemakaian tenun sebagai pakaian kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap minggunya.
Intip Keunikan Pusat Laut Donggala, Sumur Raksasa Alami yang Sangat Mempesona
Kekayaan Sumber Daya Alam Sulteng jadi Alasan Pemilihan Bomba
Rupanya kemeja yang dikenakan Elon merupakan hadiah dari CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie. Dijelaskan oleh putra Aburizal Bakrie tersebut melalui Instagram pribadinya, kemeja dikirim dari Indonesia untuk Elon saat menjadi narasumber virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Business 20 (B20) Bali (14/10/ 2022).
Anindya menyinggung Sulawesi Tengah, provinsi asal Bomba, sebagai daerah penghasil nikel yang dibutuhkan untuk produksi baterai mobil listrik. Hal tersebut sejalan dengan tema perbincangan Anindya dengan Elon saat itu sekaligus status Elon sebagai pemilik perusahaan mobil listrik Tesla.
''Batik ini berasal dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil tempat di mana banyak nikel di sana. Maka mungkin anda perlu datang ke sana,'' terang Anindya sebagai moderator.
Elon rupanya masih menyimpan kemeja tersebut dan menggunakannya kembali saat bertandang ke Indonesia. Bukan hanya di puskesmas, sang pendiri Space X juga terlihat mengenakan kemeja bomba yang sama saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Anindya Bakrie di sela acara WWF.
Mengenal Kain Endek, Suvenir World Water Forum yang Dipakai Dior hingga Kepala Negara
Bomba: Tenun atau Batik? Bukti Keragaman Wastra Tradisional Indonesia
Sorotan terhadap tenun Bomba menjadi ajang promosi khususnya pada kerajinan tenun di Sulawesi Tengah dan secara luas terhadap keragaman wastra tradisional di Indonesia.
‘Harusnya batik parang atau kawung saja yang ikonik Indonesia..ini mah kelihatan kain bergambar jiplakan bunga berwarna doang,’’ ketik salah satu warganet Indonesia terkait kemeja bomba Elon di kolom komentar Instagram Kemenparekraf.
Komentar tersebut sekiranya menggambarkan asumsi di masyarakat jika batik adalah satu-satunya identitas wastra tradisional di Indonesia. Padahal batik yang kental dengan budaya Jawa ‘hanya’ satu dari keragaman wastra yang dimiliki seperti daerah dan etnis di Nusantara.
Dalam berbagai publikasi pun terdapat simpang siur mengenai wujud bomba yang dikenakan Elon. Kemenparekraf menerangkannya sebagai tenun sedangkan situs Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan Anindya Bakrie menyebutnya sebagai batik bomba.
Padahal terdapat perbedaan besar antara batik dan tenun. Tenun adalah proses menggabungkan benang pakan (horizontal) dan benang lungsi atau lusi (vertikal) menjadi selembar kain bermotif dengan alat tenun sementara batik adalah proses membuat motif dengan menorehkan lilin pada kain.
Diberitakan oleh Hery (2024), kemeja Elon adalah tenun Donggala dengan motif bomba atau bunga yang dibuat oleh rumah produksi di Jalan Mangga, Kota Palu. Proses pengerjaannya berkisar 4—5 hari dari tahap membuat motif dan warna pada benang, memintal, hingga menenun.
Istilah batik bomba sendiri merujuk pada merek dagang usaha pakaian di Palu yang telah dipatenkan Adi Pitoyo melalui Kemenkumham sejak 2015. Adi yang berasal dari Kota Batik Pekalongan membuat motif bomba bukan hanya melalui proses tenun tetapi juga dengan batik melalui metode tulis atau cap.
Kisah dan Pesona Wayang Citrawati dalam Kebaya Raline Shah di Festival Film Cannes
Referensi:
Hery. (2024, May 21). Dari Rumah Produksi Ini Batik Tenun Bomba Elon Musk Berasal. Likein. https://likein.id/story/dari-rumah-produksi-ini-batik-tenun-bomba-elon-musk-berasal-35295/
Rumah Tahanan Palu. (2024, May 21). Elon Musk Kenakan batik Bomba Donggala di World Water Forum 2024, Kemenkumham Sulteng: Kekayaan Intelektual Sulteng Mendunia. Rutanpalu Kemenkumham. https://rutanpalu.kemenkumham.go.id/berita-utama/elon-musk-kenakan-batik-bomba-donggala-di-world-water-forum-2024-kemenkumham-sulteng-kekayaan-intelektual-sulteng-mendunia
Soekirno, S. (2023, February 19). Gairah Artisan Tenun Sarung Donggala. Kompas.id. https://www.kompas.id/baca/gaya-hidup/2023/02/18/gairah-artisan-tenun-sarung-donggala
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News