pentingnya pemahaman moderasi beragama dalam zaman modern - News | Good News From Indonesia 2024

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama dalam Zaman Modern

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama dalam Zaman Modern
images info

Indonesia dikenal sebagai negara yang multikultural dengan berbagai macam keberagaman, hal ini terlihat dari keberagaman budaya, bahasa, suku, ras, dan agama. Selain itu, Islam juga merupakan agama dakwah yang disebarlukaskan sejak dari Nabi sampai kepada umat yang sekarang.

Dengan berkembangnya Islam, dunia terus mengalami perkembangan dalam berbagai aspek. Fasilitas atau modernisasi di segala bidang terjadi di seluruh dunia dan menyebar dengan cepat. Hal tersebut tampaknya kita tidak bisa menolak, tetapi jika kita menerimanya berarti kita harus siap dengan segala akibat yang akan ditimbulkan.

Padahal dampak kemajuannya tidak haya positif, tetapi juga ada dampak negatif. Johan Willem Schoorl mengartikan modernisasi sebagai penerapan ilmu pengetahuan pada seluruh bidang dan aspek masyarakat. Aspek yang paling menonjoldalam perkembangan proses modernisasi yaitu pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Banyak dampak positif dari modernisasi, seperti kemajuan teknologi di segala bidang, pertimbangan ilmiah dalam pengambilan keputusan di segala bidang, serta kemudahan akses dan pengadaan barang. Dengan segala kemajuan zaman modern, manusia pun memasuki era baru.

Pesantren Ramadhan di Kota Padang, Sarana bagi Siswa Sekolah untuk Dalami Agama Islam

Menurut Harvey Cox disebut kota sekuler, munculnya era ini merupakan salah satu dampak modernisasi. Era tersebut ditandai dengan pemujaan terhadap materialisme yang memaksa manusia melakukan segala sesuatu demi kepentingan dirinya sendiri, hedonisme, dan saling menindas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menyebabkan munculnya berbagai aliran pemikiran (Rofiq, 2018).

Dari sekolah yang pemahamannya sedang hingga sekolah yang pemahamannya mendasar. Selain itu, kemudahan yang dibawa oleh teknologi juga menyebabkan munculnya berbagai kejahatan dalam masyarakat modern, seperti anti-sosialisme, hacking, pornografi, misinformasi, dan ujaran kebencian, serta masyarakat modern yang semakin jauh dari nilai-nilai Tuhan saya rasakan.

Jadi, inilah pengendali dan penghalang yang kita perlukan untuk mengatasi semua kebingungan ini.

Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat beragam, keberagamannya terdiri dari keberagaman suku, bangsa, bahasa, adat istiadat dan agama, sayangnya belakangan ini seringkali diterpa isu tentang radikalisme. Gerakan-gerakan yang mengatasnamakan kelompok tertentu ini semakin hari terus berkembang dan semakin berani secara terang-terangan menyuarakan ideologi mereka, serangan teroris, penculikan, pembunuhan, bahkan pengeboman juga semakin sering terjadi (Tantizul, 2021).

Moderasi beragama yaitu cara kita dapat menghayati nilai-nilai luhur ajaran agama yang diyakini dalam hidup di tengah masyarakat yang majemuk dan kompleks. Konsep agama yang perlu kita pahami bukanlah tentang mengamalkannya, melainkan tentang memaksakan kehendak atau memaksakan pemahaman kita terhadap agama kepada orang lain. Itu adalah pemahaman keliru yang perlu kita klarifikasi. Tidak ada kesalahpahaman dalam memaknai konsep moderasi beragama.

Secara bahasa “moderasi” berasal dari bahasa latin yaitu “Moderatio”, yang berarti moderat atau tidak kelebihan dan kekurangan. Sedangkan secara istilah, moderasi merupakan sikap atau cara pandang yang tidak berlebihan, tidak ekstrim dan radikal (tatharruf).

Al-Qur'an mengajarkan keseimbangan antara keinginan manusia, tidak hanya keseimbangan kebutuhan material. Namun, juga aspek spiritual dan kebutuhan batin berkaitan yang dengan kehadiran Tuhan.

Kata beragama secara bahasa berarti menganut atau memeluk, beribadat, serta sangat memuja-muja.Sedangkan secara istilah benebar menebar kebaikan dan kasih sayang, kapanpun dimanapun dan kepada siapapun. Tujuan agama bukan untuk menyeragamkan keberagaman, melainkan menyikapi keberagaman tersebut dengan cara kebijaksanaan.

Mengenal Madrasah Diniyah: Lembaga Pendidikan Agama Islam Sejak Dini

Dalam penerapan moderasi beragama terdapat beberapa sikap-sikap yang harus diterapkan, di antaranya:

Tawazun

Tawazun adalah kemampuan untuk berpikir seimbang, moderat serta tidak ekstrim kanan atau kiri. Dalam ilmu kalam, tawazun dapat diartikan sebagai paham yang menggabungkan antara pengakuan terhadap kekuasaan Tuhan dan kemampuan atau usaha manusia.

I’tidal

I’tidal berati sikap tegak atau tidak condong, berarti menempatkan sesuatu sesuai porsi, hak dan kewajibannya.

Tasamuh

Tasamuh merupakan toleransi atau menghormati sesame manusia.

Musawah

Musawah yaitu kesetaraan.

Aulawiyah

Alawiyah merupakan kemampuan seseorang untuk membedakan mana skala prioritasnya dan manakah hal yang harus ia pentingkan daripada hal lain.

Thadhdhur (berkeadaban)

Berkeadaban di sini artinya seseorang harus menjunjung tinggi akhlakul karimah.

Tathawwur wa ibtikar

Tathawwur wa ibtikar dapat diartikan sebagai dinamis, kreatif, dan inovatif.

Di Indonesia yang dikenal sebab keberagamannya,seseorang tidak dapat mengakui kebenaran atau keselamata hanya dari salah satu kepercayaan, hal ini tentu akan sangat rawan menjadi penyebab konflik. Selain itu, keberagaman yang eksklusif dan persaingan guna mencari suara atau dukungan antarumat beragama yang tidak dilandasi oleh sikap toleransi juga di anggap sebagai salah satu pemicu terkuat terjadinya disintegrasi bangsa (Akhmadi, 2019).

Hal ini telah terbukti terjadi di masa lalu, di mana terjadi persaingan antarkelompok ekstrim kiri (komunis) dan kelompok ekstrim kanan (islamisme). Namun sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman sumber konflik tidak hanya sebab persaingan antar kelompok tetapi juga globalisasi dan islamisme.

Bukan Cuma Islam, KUA Bakal Jadi Tempat Pencatatan Nikah Semua Agama

Salah satu cara untuk mengatasi disharmoni kehidupan Masyarakat Indonesia, khususnya dalam kehidupan beragama yaitu dengan moderasi beragama. Dalam mengatasi masalah, moderasi beragama berusaha melakukan pendekatan kompromi dengan cara tetap berada ditengah antara berbagai perbedaan dan permasalahan tersebut.

Dengan moderasi suatu masalah akan diatasi dengan tetap menjunjung tinggi nilai toleransi, saling menghargai dan tetap saling meyakini kepercayaan atau pegangan masing-masing madzhab,agama atau kelompok tanpa ingin lebih unggul satu sama lain. Selain itu, moderasi beragama tidak hanya menekankan pada agama dan bangsa, tetapi juga toleransi terhadap perbedaan dan prinsip persaudaraan.

Pada titik ini, keduanya bertemu dan tercapai pada jalan yang moderaat.

Penerapan karakteristik atau sikap moderasi beragama mempunyai impliksi atau pengaruh pada zaman modern ini, salah santunya adalah penerapan Tathawwur wa Ibtikar (dinamis,kreatif,inovatif). Hal ini sangat diperlukan karena untuk mempersiapkan diri menghadapi pesaingan dunia modern yang tidak hanya bersaing dengan manusia, tetapi juga dengan teknologi.

Sehingga moderasi melalui tathawwur wa ibtikar dapat menciptakan generasi yang unggul dalam menghadapi modernisasi,yaitu generasi yang dinamis, kreatif, serta inovatif. Dengan terciptanya generasi dengan 3 kecerdasan tersebut, Indonesia tidak akan khawatir tertinggal oleh negara lain.

Perkembangan generasi muda tidak hanya memerlukan peran dan dukungan pendidikan dan lingkungan, namun juga pemerintah. Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk membina generasi muda yang akan membawa masa depan negaranya, namun di dunia sekarang ini, dimana persaingan ekonomi dan gaya hidup hedonis semakin populer, pemerintah tidak lagi peduli terhadap rakyatnya memprioritaskan realisasi.

Pemerintah tidak hanya harus melindungi posisinya sendiri, tetapi juga memperhatikan tanggung jawab yang diembannya. Selain itu, penguasa tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada rakyat dan tidak boleh bersikap otoriter atau eksploitatif. Pemimpin yang memahami konsep moderasi, musawa (egaliter dan non-diskriminatif), tidak melakukan hal tersebut.

Sebab, dia paham antara pemerintah dan rakyat tidak ada yang lebih baik satu sama lain dan harus ada rasa saling menghargai. Oleh karena itu, moderasi menurut Musawa sebenarnya berfungsi untuk mengontrol munculnya hal-hal tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZZ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.