Presiden Jokowi hadir dalam helatan gala dinner 10th World Water Forum atau WWF10 pada Minggu, 19 Mei 2024.
Dalam acara yang digelar di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana tersebut, Presiden Jokowi hadir dengan mengenakan kemeja berbahan dasar tenun Sintang yang merupakan salah satu kebudayaan khas dari Kalimantan Barat.
Selain Presiden Jokowi, kepala negara lain yang turut hadir dalam helatan 10th World Water Forum juga mengenakan seragam berbahan dasar sama.
Lantas apakah Kawan sudah mengetahui tentang tenun Sintang tersebut?
Simak pembahasan tentang tenun Sintang khas dari masyarakat Suku Dayak ini pada bagian berikut.
Sejarah Tenun Ikat Sintang
.jpg)
Tenun Sintang atau tenun ikat Sintang merupakan salah satu produk budaya yang berasal dari Kalimantan Barat dan termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda di Indonesia.
Pada saat ini, keberadaan dari tenun ikat Sintang diketahui hampir terancam punah.
Proses pembuatan tenun Sintang yang tidak bisa dibuat pada sembarang waktu menjadi salah satu faktor mengapa hal ini bisa terjadi.
Perkembangan tenun Sintang diketahui berkembang dalam masyarakat Suku Dayak sejak kurun waktu lama.
Lisyawati Nurcahyani dalam artikelnya yang terbit di Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan bahwa perkembangan tenun Sintang diketahui diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat Dayak.
Terlebih perkembangan tenun hanya ditemui di beberapa daerah di Kalimantan Barat, salah satunya ada di Kabupaten Sintang.
Pada awalnya, proses pembuatan tenun ini hanya dilakukan dengan cara yang sangat sederhana.
Masyarakat hanya memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar untuk menciptakan tenun tersebut.
Namun dari hal sederhana inilah yang menjadi pembeda dan ciri khas tersendiri dari tenun satu daerah dengan daerah lainnya.
Tenun Ikat Sintang, Kerajinan Kalimantan Barat yang Hanya Boleh Dikerjakan Kaum Perempuan
Teknik Pembuatan Tenun Ikat Sintang
Salah satu hal unik yang mesti Kawan ketahui terkait tenun ikat Sintang adalah proses pembuatannya.
Diketahui hanya wanita saja yang diperbolehkan untuk melakukan proses penenunan ini.
Sebab dalam kepercayaan masyarakat Dayak Sintang, jika laki-laki ikut dalam aktivitas menenun, maka mereka dikhawatirkan akan mengalami kemandulan.
Selain itu jika laki-laki ikut serta dalam proses pembuatan tenun Sintang, maka diyakini mereka akan mengalami sakit di sekujur badan.
Berdasarkan kepercayaan inilah seluruh proses pembuatan tenun Sintang dari awal hingga akhir dikerjakan oleh wanita saja.
Dalam proses pembuatannya, teknik menenun pada tenun Sintang menggunakan pola kain yang dibuat dengan cara mengikatkan sebuah benang dengan benang penahan celup lainnya.
Nantinya benang yang sudah diikat tersebut akan dicelupkan berulang kali tergantung dengan pola yang ingin ditampilkan dalam tenun ikat tersebut.
Kemudian setelah mendapatkan pola yang diinginkan, barulah benang-benang tersebut ditenun hingga menjadi sebuah tenun ikat Sintang.
Tak Banyak yang Tahu, Tenun Ikat Sintang Ternyata Laris Manis di Pasar Dunia
Kental akan Nilai Budaya
.jpg)
Sebagai salah satu produk warisan yang ada di masyarakat Dayak, tenun ikat Sintang juga kental akan nilai budaya yang dimilikinya.
Dalam dkp.kalbarprov.go.id dijelaskan bahwa setidaknya terdapat tujuh unsur budaya yang terdapat dalam tenun ikat Sintang, yakni.
1. Tradisi Lisan
Proses pewarisan cara membuat tenun ikat Sintang dilakukan secara turun temurun dengan menggunakan tradisi lisan.
Hal ini memungkinkan cara membuat tenun ikat Sintang bisa tetap diwariskan dan tidak punah begitu saja.
2. Adat Istiadat
Dalam proses pembuatannya, tenun ikat sintang memiliki adat istiadat dan aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar oleh siapa saja.
3. Ritual
Terdapat beberapa ritual yang dilaksanakan pada proses pembuatan tenun ikat sintang, baik dalam hal persiapan, pelaksanaan, hingga saat setelah selesai menenun.
4. Pengetahuan Tradisional
Pewarisan cara membuat tenun ikat Sintang secara turun temurun juga bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat Dayak untuk mempelajari proses pembuatan produk budaya tersebut.
5. Teknologi Tradisional
Alat yang digunakan dalam proses pembuatan tenun Sintang masih menggunakan teknologi sederhana hingga saat ini.
6. Seni
Tenun ikat Sintang kaya akan nilai seni yang terkandung dalam motif atau pola yang ada di kain tersebut.
7. Bahasa
Proses pewarisan cara membuat tenun ikat Sintang secara tidak langsung juga menjaga bahasa daerah masyarakat Suku Dayak.
Sebab proses pewarisan yang dilakukan dengan tradisi lisan menggunakan bahasa ibu dalam penyampaiannya.
Sumber:
- https://media.worldwaterforum.org/id/contents/siaran-pers-660047517afb1/siaran-pers-world-water-forum-ke-10-sajian-nusantara-di-jamuan-kenegaraan-world-water-forum-ke-10-6649fffc1142c
- Nurcahyani, L. (2018). STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KAIN TENUN IKAT Sintang. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 3(1), 56 -72. https://doi.org/10.24832/jpnk.v3i1.530
- https://dpk.kalbarprov.go.id/tenun-ikat-khas-Sintang-akomodir-7-jenis-objek-pemajuan-budaya/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News