mengangkat makanan tradisional dalam perayaan ulang tahun berbagai kota di indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Mengangkat Makanan Tradisional dalam Perayaan Ulang Tahun Berbagai Kota di Indonesia

Mengangkat Makanan Tradisional dalam Perayaan Ulang Tahun Berbagai Kota di Indonesia
images info

Makanan tradisional menjadi bagian dari sejarah suatu kota. Makanan tradisional ini bahkan mampu menjadi faktor penarik banyaknya wisatawan yang berkunjung di suatu kota. Makanan tradisional kini menjadi tren baru yang diangkat saat perayaan hari jadi atau hari ulang tahun suatu kota.

Grebeg Gethuk di Magelang

Di Magelang, pemerintah mengangkat makanan getuk sebagai perayaan hari jadi yang ke- 1118, Minggu (28/4/2024). Getuk merupakan makanan khas Kota Magelang.

Gethuk menjadi makanan yang menyaksikan perjuangan masyarakat Indonesia melawan penjajahan. Maka dari itu, Grebeg Gethuk biasanya diawali dengan pertunjukan drama tentang sejarah terbentuknya Kota Magelang.

Grebeg Gethuk telah menjadi rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Kota Magelang sejak 2006 lalu. Tahun ini, Grebeg Gethuk dibarengi dengan Festival Gethuk.

Merawat Makanan Perjuangan Melalui Grebeg Getuk di Magelang

Jika Grebeg Gethuk membagikan gunungan gethuk secara gratis kepada masyarakat, Festival Gethuk menjajakan aneka jenis getuk dari berbagai daerah untuk mengangkat UMKM.

Tahun ini, Pemkot Magelang menyediakan lima buah gunungan getuk dan menggelar 90 stan yang khusus menjajakan aneka getuk.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Sugeng Priyadi mengungkapkan bahwa acara Grebeg Gethuk diharapkan dapat menjadi event yang tembus di skala internasional.

“Ini sudah menjadi event nasional. Harapannya menjadi internasional, berkelas lebih tinggi,” jelasnya.

Kemeriahan HUT Magelang: Dirayakan Tiga Bulan Hingga Rally Mobil Kuno

Masak Besar Nasi Goreng di Semarang

Di Kota Semarang, hari jadi yang ke-477 diwarnai dengan masak besar nasi goreng, makanan yang disebut berkali-kali dalam Taste Atlas. Makanan ini menjadi salah satu makanan yang disukai oleh masyarakat.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama Chef Bobon Santoso memasak nasi goreng sebanyak 477 porsi dan dibagikan kepada warga yang bertandang ke Simpang Lima Semarang, Jumat (3/5/2024).

Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang mengungkapkan, pembuatan nasi goreng dilandaskan pada karakteristik makanan tersebut yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.

“Nasi goreng ini kan universal, bisa dimakan siapapun. Mulai anak kecil sampai orang tua, orang dewasa,” ujarnya.

Untuk memasak nasi goreng berukuran raksasa itu, Mbak Ita menggunakan beras sebanyak 100 kilogram.

Roti Ganjel Rel, Makanan Khas Semarang Hasil Modifikasi Kue Belanda

Festival Rujak Uleg di Surabaya

Surabaya tidak mau ketinggalan. Pada perayaan hari jadi yang ke-731, Surabaya menggelar Festival Rujak Uleg dengan tema "History of Rujak Uleg", Minggu (19/5/2024).

Rupanya, festival ini telah rutin digelar sejak 2004 lalu dan selalu menjadi saya tarik Kota Surabaya. Apalagi, Kemendikbudristek telah menetapkan rujak uleg sebagai bagian dari warisan budaya tak benda pada 2021. Festival ini bahkan masuk ke dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023.

Festival Rujak Uleg memiliki filosofi yang unik, yakni menebarkan toleransi kepada masyarakat Kota Pahlawan yang majemuk. Hal ini tercermin dalam aneka buah yang bercampur untuk dijadikan rujak.

Menikmati Lezatnya Rujak Otek, Menjaga Kearifan Lokal Masyarakat Lumajang

“Ibarat rujak uleg, tanpa ada cingur, maka tidak akan terasa, tanpa ada petis juga akan hambar. Maka dari itu, Surabaya tanpa ada agama Kristen maka terasa hambar, tanpa ada agama Islam juga tidak akan terasa, tanpa ada agama Buddha juga tidak akan terasa. Begitu pula tanpa ada suku, Tionghoa, Jawa, Madura, semuanya tidak akan terasa,” jelas Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, sebagaimana dikutip dari Tempo.co.

Selain mengangkat keberagaman, Festival Rujak Uleg juga turut menargetkan agar makanan khas Surabaya ini dikenal lebih luas, bahkan hingga ke skala internasional.

Tahun ini, Pemkot Surabaya menyediakan 731 porsi rujak uleg yang dibagikan kepada masyarakat umum secara gratis. Selain itu, masih ada 800 porsi yang dibagikan oleh puluhan peserta dari pihak swasta. Total rujak uleg tahun ini mencapai 1.531 porsi.

Mencocol Rujak sebagai Perantara Silaturahmi Masyarakat Nusantara

1

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.