Pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata Bali menggunakan saat-saat terakhir menjelang penyelenggaraan World Water Day (WWF) untuk membahas isu-isu terkini yang berkembang di Bali.
Sebagaimana diketahui, Forum Air Dunia ke-10 akan berlangsung pada 18—25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali. Ribuan orang akan terlibat secara langsung maupun tak langsung berkenaan dengan event berskala dunia ini.
Untuk itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menggunakan kesempatan yang ada untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar.
Sandiaga mengundang para pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali untuk membicarakan berbagai isu terkini dan tentunya mencari solusi terbaik untuk mengatasin isu tersebut.
Untuk kepentingan ini, Kemenparekraf mengadakan pertemuan dengan format focus group discussion (FGD) yang berlangsung di kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, Kamis (16/5/2024). Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf melalui siaran pers.
Indonesia Manfaatkan World Water Forum ke-10 untuk Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Solusi dan Langkah ke Depan
Dalam pertemuan dengan stakeholder pariwisata di poltekpar Bali bertajuk "FGD Stakeholders Pariwisata Bali" tersebut, Menparekraf Sandiaga hendak memastikan pariwisata Bali semakin berkualitas dan berkelanjutan.
Kegiatan focus group discussion yang diikuti para pemangku kepentingan setempat, tak lain untuk memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan termutakhir, serta langkah-langkah yang harus diambil ke depan.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut Sandiaga juga menyampaikan bahwa hal ini tak lepas dari posisi Bali sebagai destinasi unggulan. Termasuk juga untuk menjaga budaya dan taksu Bali yang tidak boleh ditinggalkan.
Pertemuan tersebut mendiskusikan sejumlah topik terkini yang banyak mendapat perhatian masyarakat Bali, terutama yang berkembang di ranah media sosial. Selanjutnya, topik-topik ini ditindaklanjuti lebih jauh.
Menparekraf: World Water Forum 2024, Kunci Keberlanjutan Wisata Indonesia
Memperkuat Ekosistem Pariwisata
Di hadapan stakeholder pariwisata Bali yang hadir dalam focus group discussion tersebut, Menparekraf Sandiaga menyampaikan dukungan agar ekosistem pariwisata harus diperkuat.
Untuk ke depannya, bersama industri terkait, Kemenparekraf akan meningkatkan pengawasan. Termasuk melibatkan bendesa, serta desa-desa wisata dan masyarakat sekitar. Dengan demikian diharapkan terjadi “saling mengawasi”.
Topik lain yang turut didiskusikan adalah mengenai pelanggaran-pelanggaran keimigrasian dan tindak kriminalitas. Isu ini terkait dengan apa yang dilakukan oleh dua warga negara Ukraina dan satu warga negara Rusia.
Dari penelusuran diketahui bahwa ketiga warga negara asing tersebut, yang berdiam di vila kawasan Canggu, Badung (Bali), menggunakan Kartu Izin Terbatas (kitas) investor.
"Ini yang kita harapkan dapat ditindak tegas, karena pariwisata yang berkualitas ini kita tidak boleh ragu-ragu,” tegas Menparekraf Sandiaga seraya menyampaikan beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Menurut Sandiaga, secara makro maupun mikro adalah mengirim pesan yang jelas kepada dunia bahwa tidak ada toleransi atas aktivitas kriminalitas di wilayah destinasi wisata unggulan dunia ini.
Berbagai Pengalaman Wisata di World Water Forum ke-10 dari Indonesia
Panduan Komunikasi Krisis
Melalui diskusi ini, Sandiaga berharap kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata semakin baik. Dengan begitu Bali dan Pariwisata Indonesia menjadi rujukan pariwisata dunia karena berkualitas dan berkelanjutan.
Sebelumnya, Biro Komunikasi Kemenparekraf telah menyusun panduan komunikasi krisis. Panduan ini bertujuan untuk mencegah, merespons, dan memulihkan kondisi krisis kepariwisataan di sektor parekraf melalui komunikasi.
Manajemen komunikasi krisis dibutuhkan sebagai upaya terpadu, komprehensif, dan berkelanjutan dalam membantu mencegah atau mengurangi dampak negatif apabila krisis kepariwisataan terjadi.
Dengan adanya manajemen komunikasi krisis yang baik, akan memudahkan para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan dalam menyikapi krisis yang akan terjadi.
Selain itu, tata kelola komunikasi yang efektif ini juga sangat dibutuhkan terutama dalam hal menjaga reputasi atau citra dalam ranah industri pariwisata.
Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan informasi bahwa angka pertumbuhan wisatawan (di Bali) terus meningkat. Namun demikian, hal ini harus dipastikan agar aspek-aspek kualitas dan keberlanjutannya tetap terjaga.
Sumber:
https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-jelang-world-water-forum-menparekraf-undang-stakeholder-pariwisata-bali-bahas-isu-pariwisata-terkini
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News