OceanX, organisasi nirlaba asal New York, Amerika Serikat (AS), memulai ekspedisi laut dalam bertajuk “Misi Indonesia 2024". Selama penjelajahan ini, OceanX bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Perjalanan dimulai pada 8 Mei di Batam, Kepulauan Riau, berlanjut hingga 25 Agustus 2024. Pulau Bitung, Sulawesi Utara, bakal menjadi titik penelitian terakhir. OceanX menjalankan ekspedisi di Indonesia menggunakan OceanXplorer—kapal eksplorasi, penelitian ilmiah, dan produksi media tercanggih di dunia.
“Perairan Indonesia memainkan peran penting dalam perekonomian, geopolitik, budaya, dan lingkungan alam. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan berharga mengenai sumber daya penting ini,” tutur Vincent Pieribone, Co-CEO dan Chief Science Officer OceanX, dalam pernyataan resmi di Bali, Rabu (15/4/2024).
OceanXplorer dilengkapi teknologi mutakhir untuk menyurvei beragam lingkungan laut, termasuk habitat laut dalam, dangkal, dan pesisir. Armada ini berisi dua kapal selam berawak untuk menyelam hingga 1.000 meter, kendaraan yang dioperasikan jarak jauh untuk menyelam hingga 6.000 meter, laboratorium penelitian mutakhir, kemampuan pengurutan DNA generasi terbaru, kemampuan pemetaan akustik penuh, serta analisis konduktivitas, suhu, dan kedalaman.
Tim akan melakukan penelitian ilmiah, mengadakan program pendidikan, membuat konten inspiratif yang meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap laut, sekaligus mengembangkan kapasitas nasional.
Gandeng 22 Kampus, TNI AL Jalankan Ekspedisi Jala Citra 3 Telusuri Bawah Laut Flores
Penelitian itu mencakup investigasi zona megathrust dan riset perikanan di Sumatra Barat untuk meningkatkan pemahaman, memandu keputusan pengelolaan serta eksplorasi potensi keanekaragaman hayati beserta penilaian dampaknya terhadap manusia.
“Dengan mengumpulkan data yang komprehensif, kami bertujuan untuk memperkuat pengambilan keputusan terkait pengelolaan perikanan berkelanjutan, strategi konservasi yang efektif, dan upaya mitigasi bencana alam di masa depan,” sambung Vincent.
Melalui OceanX Education, organisasi itu akan meluncurkan beberapa kegiatan di kapal dan program pendidikan baru dalam kemitraan dengan universitas atau organisasi nirlaba di Indonesia. Tujuannya, untuk mengembangkan dan membina generasi ilmuwan, insinyur, serta pendongeng tentang kelautan.
“Kolaborasi ini akan memajukan pengetahuan ilmiah, mendukung penciptaan kawasan perlindungan laut berkelanjutan, dan mendorong pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab,” ujar Meizani Irmadhiany, Wakil Presiden Senior dan Ketua Eksekutif Konservasi Indonesia.
Ekspedisi Himiteka Ungkap Potensi Pariwisata Kepulauan Seribu Bagian Utara
Misi ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang untuk mengeksplorasi perairan di kawasan Asia Tenggara. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berharap, penelitian ini dapat mendukung kesejahteraan sosial melalui penemuan inovasi potensial dan solusi untuk kedokteran atau bioteknologi.
“… yang paling penting adalah kesempatan untuk mempelajari potensi gempa bumi dan tsunami demi keselamatan umat manusia,” ujar Luhut.
Misi ini juga melibatkan kementerian dan lembaga lain, di antaranya: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta peneliti dari universitas dan organisasi, termasuk Konservasi Indonesia.
“Program ini dibuat terbuka untuk semua ilmuwan berdasarkan open call dan kolaborasi yang kompetitif. Skema pendukungnya dimaksudkan untuk mendorong penelitian kelautan dan pemanfaatan sumber daya kelautan di seluruh wilayah perairan Indonesia,” tandas Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
Cetak Rekor MURI, Peneliti BRIN Berhasil Lakukan Penelitian Laut Dalam Hingga 7.129 Meter
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News