Meskipun ketidakpastian global meningkat, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,11% (yoy), naik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,04% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh permintaan domestik yang lebih tinggi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91% (yoy), terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama.
Konsumsi oleh Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 24,29% (yoy), didorong oleh aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 dan momen Ramadan. Sementara itu, konsumsi oleh Pemerintah meningkat sebesar 19,90% (yoy), dipicu oleh peningkatan belanja barang, terutama terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024, dan juga belanja pegawai.
Investasi juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,79% (yoy), terutama didorong oleh investasi di sektor bangunan seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur. Namun, pertumbuhan ekspor melambat menjadi 0,50% (yoy), terutama ekspor barang, sejalan dengan penurunan harga komoditas produk ekspor utama, meskipun permintaan dari beberapa negara mitra dagang utama tetap tumbuh.
Turki Borong Alat Kesehatan Indonesia, Nilai Kontrak Rp168 Miliar
Peningkatan pertumbuhan ekonomi juga tercermin dari segi Lapangan Usaha (LU) dan aspek spasialnya. Dari perspektif Lapangan Usaha (LU), hampir semua sektor lapangan usaha pada kuartal pertama tahun 2024 menunjukkan kinerja positif, dengan pertumbuhan yang signifikan terjadi pada sektor-sektor yang terkait dengan mobilitas, seperti Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman, serta Perdagangan Besar dan Eceran.
LU Industri Pengolahan, yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi, juga mengalami pertumbuhan yang baik seiring dengan pemeliharaan permintaan baik dari dalam negeri maupun global.
Dari segi spasial, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, kecuali di Sumatera dan Jawa. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti oleh Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, dan Sumatera.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan tetap kuat dalam kisaran 4,7-5,5% (yoy) didukung oleh permintaan domestik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN)," terang Fadjar Majardi selaku Direktur Utama Departemen Komunikasi Bank Indonesia sebagaimana dikutip dari keterangan resmi.
Rencana RI Usai Kuasai Saham Mayoritas Freeport Seharga 4 Miliar Dolar AS
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News