liem koen hian dari wartawan hingga jadi politikus indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Liem Koen Hian: Dari Wartawan hingga Jadi Politikus Indonesia

Liem Koen Hian: Dari Wartawan hingga Jadi Politikus Indonesia
images info

Liem Koen Hian, seorang jurnalis dan politikus Tionghoa Peranakan yang mendirikan Partai Tionghoa di Hindia Belanda, merupakan suatu figur politik yang menarik perhatian. Dengan orientasi politik kaum Tionghoa Peranakan yang berbeda, Liem mendirikan partai yang berorientasi kepada pergerakan nasionalisme di Tiongkok, golongan Sin Po.

Lahir di Banjarmasin, Liem Koen Hian berasal dari keluarga peranakan Cina yang bergerak di bidang bisnis. Dia mendapatkan pendidikan di Hollands-Chineesche School hingga kelas 6, tetapi ditemukan dalam konflik dengan guru Belanda dan kemudian bekerja sebagai karyawan perusahaan minyak Royal Dutch Shell di Balikpapan.

Perjalanan Karier Liem Koen Hian

Liem Koen Hian menjadi aktif dalam jurnalisme dan mendirikan beberapa laporan dan magzines, seperti Soeara Poeblik dan Soe Liem Poo. Dia juga menjadi editor laporan lokal di Surabaya, Padang, dan Batavia. Pada tahun 1925, dia menjadi pengarang laporan Soeara Poeblik yang terbit di Surabaya hingga tahun 1929.

Liem Koen Hian menjadi aktif dalam politik dan mendirikan Partai Tionghoa di Hindia Belanda, yang berorientasi kepada pergerakan nasionalisme di Tiongkok. Dia menjadi suatu figur politik yang menarik perhatian dan mempengaruhi perkembangan politik di Hindia Belanda.

Liem Koen Hian juga menjadi aktif dalam perkembangan Partai Komunis Tiongkok, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dalam buku Chungkin dan Yenan atau The Challenge of Red China. Dia juga menjadi suatu aktivis dalam perjuangan pembinaan bangsa yang mencakup rakyat Indonesia, termasuk Tionghoa Peranakan.

Transformasi dari Identitas Tionghoa

Transformasi dari identitas Tionghoa Liem Koen Hian dapat dilihat melalui perkembangan kewarganegaraan dan pendirian partai yang berorientasi kepada pergerakan nasionalisme di Tiongkok. Dia menjadi seorang aktivis dalam perjuangan pembinaan bangsa yang mencakup rakyat Indonesia, termasuk Tionghoa Peranakan. Liem Koen Hian juga menjadi aktif dalam perkembangan Partai Komunis Tiongkok, yang mempengaruhi pendirian partai yang berorientasi kepada pergerakan nasionalisme di Tiongkok.

Selain itu, Liem Koen Hian juga menjadi aktif dalam perkembangan politik di Hindia Belanda dan Indonesia, yang mempengaruhi perkembangan kewarganegaraan Tionghoa Peranakan. Pada akhirnya, Liem Koen Hian meninggal dunia dengan status sebagai warga negara asing, mengingat kewanganan dan kewarganegaraan yang tidak teratur.

Peran politik Liem Koen Hian

Liem Koen Hian menjadi seorang tokoh politik yang sangat penting dalam pergerakan nasionalisme Indonesia. Sebagai peranakan Tionghoa, dia menjadi pendiri partai politik peranakan yang berorientasi ke Indonesia, Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Liem mendukung konsep kewarganegaraan Indonesia yang menyatakan bahwa kewarganegaraan itu tidak hanya terbatas pada golongan Eropa atau Belanda, tetapi juga termasuk golongan Timur Asing, termasuk Tionghoa, Arab, India dan seterusnya.

Liem Koen Hian juga mendukung konsep nasionalisme Indonesia, tetapi dia dan PTI mengkritik Gabungan Politik Indonesia (GAPI) yang menjadikan PTI sebagai anggota luar biasa. Saat Gerindo membuka keanggotaannya untuk kaum Tionghoa Peranakan, Liem keluar dari PTI dan bergabung dengan organisasi itu.

Pada masa Revolusi Kemerdekaan, Liem berbisnis obat-obatan dan apotek. Namun, ia ditahan oleh Kabinet Soekiman karena kekhawatiran pemberontakan komunis lanjutan setelah peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. Liem juga ditunjuk sebagai anggota dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dipimpin oleh Ir. Sukarno dan Mohammad Hatta.

Liem Koen Hian juga menggunakan pena dan sepakbola untuk merobohkan pagar rasial dan menjadi seorang tokoh yang membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia menjadi seorang pemimpin redaksi Sin Tit Po dan juga menjadi aktif dalam politik, gagasan nasionalisme, dan nasionalisme Indonesia sendiri.

Penangkapan dan Akhir Hidup Liem Koen Hian

Liem Koen Hian meninggal dunia pada tahun 1952. Dia ditangkap oleh Kabinet Soekiman pada tahun 1951 dan dipenjara di Cipinang tanpa diadili. Dia kemudian dibebaskan pada 29 Oktober 1951, tetapi kondisinya sudah sakit. Liem meninggal dunia di Medan pada 4 November 1952.

Dalam akhir hidupnya, Liem Koen Hian mengalami kekecewaan karena keadaan yang tidak sesuai yang dilakukan terhadap Tionghoa Peranakan, termasuk dirinya sendiri. Dia ditangkap dan dipenjara tanpa diadili, dan banyak kawan-kawannya di Partai Tionghoa Indonesia juga diperlakukan tak selaiknya. Liem menjadi seorang martir, yang tidak diperlakukan seperti yang harus dilakukan, dan ia hanya ingin menjadi martir.

Saat kemerdekaan Indonesia, Liem mengibarkan bendera RRC di rumahnya dan mengakibatkan kebohongan. Tetapi dia mengatakan agar orang Tionghoa lain tidak mengikutinya, hanya ia yang ingin menjadi martir dan mengikutinya. Namun, setelah Liem meninggal, terdapat penolakan terhadap kiprahnya, yang terdapat pada buku Sejarah Nasional Indonesia edisi pertama dan kedua.




Sumber :

https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Liem_Koen_Hian

https://historia.id/politik/articles/perlawanan-liem-koen-hian-untuk-kemerdekaan-P9d

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RH
AS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.