mati ketawa cara kyai kyai nu mengenalkan islam dengan selipan humor - News | Good News From Indonesia 2024

Mati Ketawa Cara Kyai-Kyai NU: Mengenalkan Islam dengan Selipan Humor

Mati Ketawa Cara Kyai-Kyai NU: Mengenalkan Islam dengan Selipan Humor
images info

Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan Hari Lahir (Harlah) di akhir Januari ini. Dikutip situs resmi NU Jabar, dalam versi tahun Masehi, NU merayakan Harlah ke 98 yang puncak perayaannya diselenggarakan di kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

NU telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, beragam tradisinya lazim terlihat mulai dari tahlilan, yasinan, dan sholawatan. Tetapi ada salah satu karakter dari NU yakni humor yang selalu terjaga kelestariannya.

“Sepertinya, sel-sel humor dalam tubuh NU aktif membelah, terus bereproduksi tanpa henti, bermutasi, hingga semakin adaptif terhadap perubahan cuaca dan iklim global,” tulis Muhammad Makhdum dalam Selamat Harlah ke 94, Humor itu Penting bagi NU.

100 Tahun Nahdlatul Ulama, Bagaimana Sejarah dari Ormas Terbesar di Indonesia Ini?

M Fakhru Riza dalam Mati Ketawa Ala Kiai-Kiai NU menyebutkan syarat wajib kiai-kiai NU dalam berceramah adalah harus lucu. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, lanjutnya menyebut kalau tidak lucu, akan mirip ceramah komandan militer.

Gus Dur misalnya punya cerita mengenai mantan Danramil saat ceramah. Ketika itu Danramil memberi petuah,”Wahai orang-orang yang beriman, senantiasalah bertakwa kepada Allah SWT. Awas kalau tidak!”

“Nasihat si mantan Danramil itu dipungkasi dengan kalimat “awas kalau tidak!!”. Kalimat peringatan tersebut menampakkan betapa kaku dan keringnya kultur dalam berbagai jika hanya dipenuhi oleh ancaman dan pemaksaan,” ucapnya.

Humor adalah solusi

Riza menjelaskan alasan mengapa kyai-kyai NU selalu melucu saat berceramah supaya tetap mendapat perhatian para jamaah. Hal ini karena kegiatan dakwah yang biasanya berlangsung pada malam atau siang hari.

“Jam-jam seperti itu adalah waktu kritis, di mana konsentrasi manusia sedang mengalami penurunan yang drastis,” paparnya.

Karena jamaah pengajian NU harus mendengarkan ceramah dengan durasi berjam-jam. Bagi Riza, rasanya tidak mungkin dapat menginternalisasi materi ceramah dengan konten yang serius, karena itu humor jadi solusi.

NU Inggris Dukung Penerjemahan Al Quran ke Bahasa Rumania

Riza menyebut pengajian NU tidak sebatas kegiatan transfer ilmu saja, namun juga menjadi wahana hiburan dan berbagai canda tawa. Lambat laun, lanjutnya kebiasaan humor itu menjadi budaya dalam kalangan NU.

“Dan budaya berhumor inilah yang kemudian turut mempengaruhi kultur keislaman NU yang luwes dan penuh toleran,” jelasnya.

Membumikan ajaran Islam

Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkapkan humor merupakan salah satu metode dakwah NU dalam membumikan ajaran Islam. Berdakwah dengan diselingi humor akan membuat orang senang dan kemudian tertarik dengan Islam.

Misalnya Gus Baha menceritakan banyak orang yang minum-minuman keras ataupun memakai narkoba sulit untuk diajak ke pengajian. Karena itu para kiai-kiai pesantren menemukan metode berdakwah yakni melalui humor.

NU-Muhammadiyah Satu Suara soal Konflik Palestina-Israel: Bukan Perang Agama

“Melalui humor, ahli maksiat bisa datang ke pengajian dan sekaligus mendapat hiburan,” paparnya.

Karena itu berdakwah dengan diselingi humor akan membuat orang senang dan kemudian tertarik dengan Islam. Tak heran, setiap pulang pengajian, wajah jemaah NU selalu berseri-seri.

“Melalui humor, orang-orang NU menjalin dialog peradaban, melintasi sekat-sekat perbedaan suku, budaya, bahkan agama,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.