Pemerintah Indonesia memprediksi tambang batu bara bawah tanah akan semakin banyak di masa depan. Tren ini muncul akibat cadangan di dekat permukaan yang kian sedikit.
Pertambangan di bawah tanah memang membutuhkan investasi yang besar, teknologi canggih, dan sumber daya manusia lebih banyak. Namun, risiko kerusakannya kecil bila dibandingkan dengan tambang di permukaan.
"Dampak lingkungan yang muncul lebih kecil dari tambang permukaan," ucap Staf Khusus Menteri ESDM RI Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba, Arif Irwandy, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Arif memperkirakan bahwa biaya operasional tambang bawah tanah dua kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka sebab ada tambahan biaya untuk ventilasi, penyanggaan, dan sebagainya. Bukan itu saja, biaya modal atau kapital tambang bawah tanah bisa tiga sampai empat kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka.
"Biaya penambangan bawah tanah memang lebih besar dari tambang terbuka, tapi dengan adanya disruption technologies, beberapa biaya bisa terpangkas," jelasnya.
Tambang Baru Bara Bawah Tanah Pertama di Indonesia Diresmikan, Tahan Hingga 15 Tahun
Akan tetapi, banyak hal yang mendorong peluang tambang bawah tanah di Indonesia akan semakin meningkat. Beberapa di antaranya: pengurangan deposit (cebakan) berkadar tinggi dekat permukaan. Dia bilang, jika kedalaman deposit terus bertambah, akan sulit ditambang dengan sistem terbuka karena dibatasi rasio pengupasan (stripping ratio). Di samping itu, saat ini teknologi baru dalam peralatan tambang bawah tanah pun telah ditemukan.
“Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, serta berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila penambangan semakin dalam, menjadi alasan selanjutnya,” tambah Arif.
Arif kemudian memperkuat prediksinya. Potensi tambang batu bara bawah tanah di Indonesia, kata dia, masih sangat besar. Misalnya, 6 Blok tambang di Barito dan Asam Asam Basins memiliki total potensi 530.711 metrik (Mton) batu bara. Lalu, 13 Blok di Kutai dan Tarakan Basins memiliki potensi 12,344.515 Mton, serta 20 blok di South Sumatra Basins menyimpan potensi 20,658.330 MTon.
Menteri ESDM Resmikan Formula Baru Harga Batu Bara, Begini Perhitungannya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News