tren baca online pukulan telak bagi eksistensi toko buku - News | Good News From Indonesia 2023

Tren Baca Online, Pukulan Telak bagi Eksistensi Toko Buku

Tren Baca Online, Pukulan Telak bagi Eksistensi Toko Buku
images info

Bermula dari keprihatinan akan menurunnya minat baca buku fisik di kalangan anak muda, Larasati, salah satu customer advancer Togamas Margorejo Surabaya, turut menyuarakan keprihatinannya. Togamas sendiri merupakan sebuah Toko Buku Diskon yang telah berdiri sejak 15 Desember 1990 atau selama 33 tahun.

Toko ini berawal dari sebuah toko kecil seluas 50m2 di Kota Malang yang menjual berbagai genre buku dengan harga murah agar terjangkau oleh seluruh kalangan. Togamas menghadirkan konsep one stop living dengan menyediakan beragam jenis buku mulai dari buku pelajaran, novel, hingga komik.

Larasati atau akrab disapa “Mba Laras” oleh para pelanggannya, turut prihatin dengan menurunnya budaya literasi di tengah masyarakat Indonesia.

Pito Rooms di Salatiga, Hotel Teramping Kedua di Dunia yang Ada di Jawa Tengah

"Sebenarnya kalau orang sudah menemukan bagaimana experience-nya dia beli buku dan baca buku sampai selesai itu pasti ada experience sendiri daripada kita menikmati e-book, karena kan memang sekarang juga kemudahan akses seperti hp sudah mudah sekali," ujar Mba Laras ketika diwawancarai pada Minggu (26/11/23).

Platform Digital Jadi Saingan Baru

Popularitas platform dan aplikasi baca online beberapa tahun belakangan menjadi saingan baru yang mengancam keberadaan toko buku konvensional. Data menunjukkan pengguna aktif aplikasi baca komik online di Indonesia mencapai jutaan. Hal ini tentu menggerus pangsa pasar toko buku yang mengandalkan penjualan komik cetak.

Mba Laras pun mengatakan bahwa penjualan di marketplace banyak yang lebih murah, tapi masyarakat mungkin tidak tahu tentang keorisinalitasnya. Terlebih lagi di marketplace juga menyediakan fitur pencarian buku sesuai keinginan konsumen dan menampilkan jumlah stoknya. Hal itu juga didukung dengan pemikiran masyarakat yang enggan ke toko buku karena melelahkan.

Penjualan Buku Fisik Terus Menyusut

Berbanding terbalik dengan platform digital yang terus tumbuh, tingkat penjualan buku fisik justru terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Terutama sejak awal pandemi COVID-19, di mana sudah sangat terasa penurunannya meskipun mungkin secara berangsur-angsur. Kemudian di pertengahan tahun 2022 juga terasa perubahan omzetnya dan minat pembaca pun semakin menurun.

Berani Icip ? Lawar Merah, Kuliner Ekstrem Khas Bali Kaya Filosofi

Dampak dari semakin meningkatnya tren baca online pun berpengaruh hingga ke karyawan. Pada tahun 2023, di Togamas juga sedang mengalami pengurangan karyawan.

"Kalau di Togamas sendiri pun cabang-cabang yang di kota kecil, seperti Kediri dan Tulungagung itu juga sudah mulai hilang. Di Surabaya saja biasanya kalau Togamas ada tiga cabang, sekarang jadi dua cabang saja," ucap Mba Laras.

Strategi Bertahan di Tengah Tren Digital

Di tengah populernya tren baca online, para pelaku bisnis toko buku konvensional berupaya menerapkan berbagai strategi agar tetap mampu bertahan dan bersaing.

"Kalau dari kami sendiri, di Togamas Margorejo itu ada space untuk anak-anak. Jadi mungkin selagi orang tuanya belanja, anak-anaknya juga masih dapat bermain dalam area anak-anak di toko buku kami. Di mana kami berusaha agar membuat para pengunjung atau pembeli merasakan kenyamanan juga. Selain itu, kami juga menjual alat tulis agar Togamas tetap dapat bertahan," kata Mba Laras.

Meski tren baca online kian populer beberapa tahun terakhir, tetapi eksistensi dan peran penting toko buku bagi masyarakat tidak lantas tergerus. Dengan menerapkan berbagai strategi seperti peningkatan layanan pelanggan dan program loyalitas, toko buku masih mampu bertahan bahkan tetap diminati sejumlah pembaca.

Apa yang dialami oleh Togamas dan toko buku lainnya patut menjadi pembelajaran berharga. Transformasi digital dan perubahan perilaku konsumen memang tidak terelakkan. Namun, dengan penyesuaian model bisnis, toko buku tetap mampu memainkan peran sentral dalam mencerdaskan bangsa. Inilah upaya nyata untuk mempertahankan budaya literasi di tengah gempuran platform digital.

Melalui kisah dari Togamas dan para pelaku bisnis toko buku lainnya, Kawan GNFI diajak untuk tetap optimis bahwa minat membaca tidak akan punah ditelan zaman. Asalkan terus berinovasi dan memberikan nilai lebih, maka toko buku akan tetap eksis berdampingan dengan kemodernan digital.

Pantai Sadeng: Destinasi Wisata Pantai di Yogyakarta yang Nggak Boleh Dilewatkan



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AZ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.