topeng malangan budaya kota malang yang selalu punya makna di tiap bagian - News | Good News From Indonesia 2023

Topeng Malangan: Budaya Kota Malang yang Selalu Punya Makna di Tiap Bagian

Topeng Malangan: Budaya Kota Malang yang Selalu Punya Makna di Tiap Bagian
images info

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Siapa sih Kawan GNFI yang tidak kenal dengan Kota Malang? Salah satu kota di Jawa Timur, Indonesia yang karena keindahan kotanya sampai dijuluki “Paris van Oost-Java” atau Kota Paris di Pulau Jawa bagian timur. Akan tetapi, jangan salah, kota yang tahun ini menginjak umur 109 tahun ini tidak hanya memiliki pemandangan dan suasana yang indah, tetapi juga menyimpan berbagai kebudayaan yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah seni topeng tradisional Malang yang terkenal dengan sebutan Topeng Malangan. Menarik bukan? Maka dari itu, mari kita gali lebih dalam tentang Topeng Malangan ini.

Sejarah singkat Topeng Malangan

Menurut informasi budaya Kementerian dan Kebudayaan, keberadaan seni topeng telah dikenal sebagian besar masyarakat Nusantara sejak lama. Dahulu, kesenian topeng tidak hanya memiliki nilai seni saja, tetapi juga mempunyai nilai simbolis yang konon digunakan untuk penghormatan kepada arwah nenek moyang mereka. Oleh karena itu, di masa lalu, topeng lebih dikenal sebagai tradisi kultural dan religiusitas.

Tidak berbeda dengan Topeng Malangan yang berdasarkan tulisan Dyah Mulyaningtyas dalam Liputan6, telah dikenal sejak zaman kekuasaan Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Topeng Malangan pertama terbuat dari emas dan terkenal dengan istilah Puspo Sariro, yang memiliki arti bunga dari hati yang paling dalam. Keberadaannya digunakan Raja Gajayana sebagai simbol pemujaan kepada arwah Dewa Sima, ayahnya.

Ciri khas Topeng Malangan

Topeng Malangan tentu memiliki ciri khas yang membedakannya dari kesenian topeng daerah lain. Ciri dari Topeng Malangan ini adalah memiliki bentuk pahatan karakter wajah topeng yang terkesan lebih nyata, serta memiliki makna di balik setiap warna, ukiran, dan fitur wajah.

Ciri khas Topeng Malangan yang pertama adalah memiliki warna dasar yang lebih beragam dan setiap warna topeng menjadi cerminan karakter tokoh. Warna-warna tersebut, meliputi warna putih, kuning, hijau, merah, dan hitam. Putih menggambarkan kesucian dan kejujuran. Kuning mencerminkan kemuliaan. Hijau mewakili kedamaian. Merah melambangkan kemarahan dan kemurkaan. Terakhir, hitam menyimbolkan kebijaksanaan.

Selain warna, ragam hias yang terukir pada Topeng Malangan juga melambangkan bahwa tokoh topeng merupakan seorang bangsawan. Umumnya, ukiran tersebut berupa urna pada bagian kening dan berbentuk melati, teratai jamang, irah-irahan (tutup kepala), dan kantil.

Bentuk fitur wajah pada Topeng Malangan juga menggambarkan karakter tokohnya. Dari total keseluruhan tokoh Topeng Malangan yang telah berkembang sejak zaman Hindu-Buddha, setidaknya ada 76 karakter tokoh. Namun, berdasarkan catatan Liputan6, terdapat 6 tokoh utama yang paling sering muncul dalam pementasan Topeng malangan.

6 karakter utama yang paling menonjol dalam Topeng Malangan

a. Panji Asmoro Bangun

Panji Asmoro Bangun merupakan tokoh protagonis yang sangat berpengaruh pada naik-turunnya konflik cerita. Topeng Panji Asmoro Bangun ini memiliki mata berbentuk seperti bulir padi yang menunjukkan sifatnya yang sabar, gesit, dan jujur. Bibirnya yang berbentuk sedikit terbuka melambangkan karakternya yang lembut dan berbudi luhur. Warna topeng tokoh ini adalah hijau yang menyimbolkan kedamaian dan sosok yang baik hati. Tokoh ini juga memiliki titik emas yang menandakan bahwa sang tokoh merupakan keturunan dewa. Selain itu, tokoh Panji Asmoro Bangun ini memiliki alis nanggal sepisan, gigi atas tampak, hidung mancung, dan kumis.

b. Dewi Sekartaji

Dewi Sekartaji merupakan kekasih dari sang tokoh protagonis, Panji Asmoro Bangun. Tokoh ini memiliki beberapa kesamaan fitur wajah dengan tokoh Panji Asmoro Bangun, yaitu alis yang nanggal sepisan, hidung yang mancung, dan titik emas yang terletak di antara alis. Tokoh ini memiliki bibir tipis dan warna putihpada topeng yang melambangkan kesucian dan kepribadian yang lembut, feminim, dan baik hati.

c. Gunung Sari

Tokoh yang merupakan sahabat dari Panji Asmoro Bangun ini memiliki warna putih, mata sipit, hidung mancung, bibir tipis, dan kumis panjang. Karakter dari tokoh ini adalah suci, rendah hati, dan lembut.

d. Dewi Ragil Kuning

Dewi Ragil Kuning merupakan adik dari Panji Asmoro Bangun dan istri dari Gunung Sari yang topengnya berwarna kuning, bermata sipit, dan berhidung mancung. Karakternya lembut, tegas, dan pemberani.

e. Klana Sewandana

Klana Sewandana ini merupakan tokoh antagonis dan musuh dari Panji Asmoro Bangun. Tokoh ini memiliki warna merah, mata kedhelen (mata besar), hidung pagotan, mulut jambe sinegar setangkep, jambang yang serupa dengan ronce melati, dan jenggot brewok. Karakter dari tokoh Klana Sewandana ini adalah pemarah serta pemberani.

f. Bapang

Topeng sahabat tokoh Klana Sewandana ini berwarna merah, bermata besar, dan berhidung panjang. Tokoh ini memiliki karakter yang sombong, pemarah, dan licik.

Ritual pembuatan Topeng Malangan

Dalam proses pembuatan Topeng Malangan, ada syarat ritual yang wajib dilakukan yang menurut catatan Dioramalang, bertujuan untuk menghormati para leluhur terdahulu serta menciptakan topeng yang memiliki Yoni (karisma).

Salah satu tempat kesenian Topeng Malangan yang telah melegenda di Kota Malang, Padepokan Seni Asmoro Bangun mempertunjukan ritual sebelum acara Topeng Malangan ini yang disebut Gebyak setiap Minggu Kliwon malam Senin Legi yang dipercaya sebagai hari keramat. Berbeda dengan pembuatan topeng biasa, pembuatan topeng beberapa tokoh harus melewati ritual mistik yang sudah menjadi tradisi. Ritual tersebut juga tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, hanya beberapa orang tertentu saja, seperti Tri Handoyo, pewaris kelima Mbah Karimoen, pendiri Padepokan Seni Asmoro Bangun.

Pembuatan Topeng Malangan pada zaman modern ini

Tidak semua penciptaan Topeng Malangan harus melewati tradisi ritual mistik, terlebih pada zaman modern seperti sekarang. Seperti menurut Tri Handoyo kepada Dioramalang, pembuatan Topeng Malangan dibagi menjadi 3, yaitu topeng untuk suvenir, menari, dan pesanan khusus.

Topeng suvenir umumnya berbahan baku yang relatif lebih murah, mudah didapat, dan cepat, seperti kayu randu atau kayu sengon. Topeng ini juga umumnya dibuat lebih kecil karena digunakan sebagai aksesoris saja.

Lalu, topeng untuk menari menggunakan kayu sengon yang lebih ringan dan tahan lama. Untuk topeng ini, umumnya kaya akan ornamen karena digunakan untuk sebuah pertunjukan.

Selain itu, untuk topeng pesanan khusus, dibuat dengan lebih cermat dan menggunakan kayu pohon beringin tua. Topeng ini dibuat dengan memperhatikan aspek esoterik (hanya dimengerti sebagian orang saja) dan eksoterik (dimengerti oleh siapa saja).

Luar biasa bukan Topeng Malangan ini, Kawan GNFI? Topeng Malangan ini adalah salah satu dari jutaan budaya Indonesia yang juga tidak kalah hebatnya. Oleh karenanya, kita sebagai rakyat Indonesia, terlebih di era yang serba modern seperti sekarang, harus sadar akan nilai-nilai kebudayaan, bangga dengan warisan-warisan budaya dari seluruh Indonesia, dan terus melestarikannya supaya di masa depan, kebudayaan dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia terus terjaga. Salam Satu Jiwa!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.