melestarikan kearifan minangkabau baralek datuak lareh bodi caniago di nagari sariak - News | Good News From Indonesia 2023

Melestarikan Kearifan Minangkabau: Baralek Datuak Lareh Bodi Caniago di Nagari Sariak

Melestarikan Kearifan Minangkabau: Baralek Datuak Lareh Bodi Caniago di Nagari Sariak
images info

Dalam rangka melestarikan budaya Minangkabau, artikel ini membahas prosesi regenerasi pemimpin adat. Suku Minangkabau memiliki kekayaan adat dan budaya yang melimpah termasuk beragam suku. Suku-suku yang terdapat di Minangkabau antara lain: Suku Koto,Suku Piliang, Suku Caniago, Suku Sikumbang, dan masih banyak ragam suku lainnya. Suku di Minangkabau dipimpin oleh pemimpin adat yang biasa disebut “Datuak”.

Di Minangkabau terdapat 2 sistem kepemimpinan yang biasa digunakan dalam mengambil kebijakan dan juga dalam meregenerasi pemimpinnya , sistem itu adalah sistem keselarasan Koto Piliang dan Bodi Caniago. Sistem keselarasan Koto Piliang ini seperti halnya sistem otokrasi yang mana keputusan tertinggi berada ditangan pemimpin yang dalam hal ini adalah datuak. Semua peraturan dan kebijakan dibuat dan disusun oleh datuak dan kaum hanya menjalankan aturan saja. Susuai dengan ungkapan dalam petitih berikut : “Titiak dati ateh, Turun dari tanggo, Tabujua lalu tabilang patah”.

Berbeda dengan keselarasan Bodi Caniago yang mengunakan sistem demokrasi, yang mana setiap aturan dan keputusan diambil berdasarkan hasil dari mufakat. Bahkan kata mufakat juga tetap digunakan dalam proses meregenerasi datuak. Pelaksanaan sistem ini sesuai dengan ungkapan petitih berikut: “Putuih rundiang dek sakato, Rancak rundiang disepakati, Kato basamo kato mufakaik, Sasuko mangko manjadi, Sasuai mangko talamak, Tuah dek sakato.”

Di kabupaten Agam masih terdapat 4 nagari –nagari istilah desa yang digunakan oleh masyarakat Sumatera Barat. 4 Nagari ini masih kental menggunakan sistem Bodi Caniago dalam proses pengangkatan datuak, 4 nagari ini diantaranya Sariak, Sungai Pua, Batagak, Batu Palano. Dalam prosesnya nagari-nagari ini meregenerasi datuak dengan musyawarah dalam kaum dengan memperhatikan kriteria, adab, dan pengetahuannya tentang adat.

Menurut seorang tokoh adat dari Nagari Sariak seorang datuak tidak cukup hanya memahami adat, namun juga harus memiliki adab yang baik, karena orang beradat belum tentu beradab, tetapi orang yang beradab sudah pasti beradat. Datuak sebagai seorang pemimpin adat selain memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang adat dan kaumnya tentu juga harus memiliki beberapa keriteria lain yang sesuai dengan syariat islam dalam mengemban tanggung jawab ini, diantaranya Siddiq (Berkata Jujur), Amanah (Dapat Dipercaya), Fatanah (Cerdas), dan Tabliq (Menyampaikan). Setelah memenuhi syarat dan kriteria diatas barulah seorang datuak layak untuk diangkat sebagai pemimpin bagi kaumnya.

Proses regenerasi datuak di 4 nagari ini dilakukan melalui beberapa tahapan musyawarah yang biasa disebut “Babaua-baua” untuk memilih datuak yang layak, dimulai dari babaua-bauasaparuik yang bermakna musyawarah yang dilakukan oleh sekeluarga/seibu yang akan mengangkat datuak. Selanjutnya, Babaua-bauasapayuang maksudnya musyawarah yang dilakukan oleh gabungan beberapa keluarga besar yang masih ada ikatan darah untuk menyepakati seorang nama yang akan menjadi datuak. Lalu, babaua-baua saindu biasanya prosesi musyawarah ini untuk menentukan siapa yang akan di undang dalam musyawarah sesuku. Babaua-baua pangka (sesuku) tahapan yang bertujuan untuk pembagian kerja ketika acara inti (baralek datuak) nantinya. Selanjutnya, babaua-baua anak pinak ipa bisan pada prosesi ini bermaksud untuk mengundang dan memberitahukan maksud pengangkatan datuak kepada anak, cucu, ipar, dan besan.

Setelah melalui prosesi tahapan musyawarah internal diatas barulah lanjut ke tahapan yang melibatkan datuak 4 suku untuk memastikan semua kesiapan untuk prosesi baralek datuak. Lalu dilanjutkan babaua-baua gadang jo pangka ampek buah nagari, prosesi ini menghadirkan datuak 4 buah nagari yang sesuku dengan datuak yang akan diangkat untuk emnentukan siapa datuak 4 buah nagari yang akan diundang pada acara puncak. Pada acara puncak baralek gadang dilakukan penyembelihan kerbau di tengah malam yang dihadiri oleh datuak dari 4 buah nagari dan terdapat berbagai hiburan masyarakat seperti basaluang.

Pada pagi harinya, datuak yang diangkat diarak dari rumah bako (rumah keluarga ayah si datuak) ke tempat acara (rumah gadang suku si datuak). Ketika sampai di tempat acara barulah sampai kepada tahap malewakan gala yang bermakna mengumumkan gelar datuak kepada datuak 4 nagari dan masyarakat. Pada acara puncak ini seluruh masyarakat diundang untuk memeriahkan dan menikmati hidangan dari daging kerbau. Di Nagari Sariak olahan daging kerbau ini bernama gulai kancah.

Begitulah sekilas prosesi “Baralek Datuak” di Nagari Sariak yang menganut lareh bodi caniago. Pada prosesi ini tergambar bagaimana budaya demokrasi dan mufakat yang diterapkan dari lareh bodi caniago, serta tergambar pula bagaimana masyarakat Minangkabau memilih pemimpin seperti anjuran syariat Islam. Hal ini cocok dengan ungkapan dan prinsip masyarakat Minangkabau yang terkenal dengan ketaatan mengamalkan adat dan agama, sesuai dengan ungkapan “adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah” (adat bersandi agama, agama bersandi Kitabullah).

Dengan demikian, diharapkan adat budaya minangkabau ini dapat turun temurun dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Sesuai dengan harapan para tokoh adat, khususnya di Nagari Sariak yang mengharapkan setiap orang tua di Minangkabau baik yang berada di rantau maupun di ranah minang, dapat mewariskan secara turun temurun kepada anak cucunya nanti.sehingga adat istiadat di minangkabau “Dak lakang di Paneh, dak lapuak di ujan” yang bermakna adat istiadat jangan sampai hilang ditelan zaman. serta diharapkan adanya dukungan penuh dari pemerintah untuk menjaga dan melestarikan kearifan budaya adat Minangkabau. Selain itu, besar harapan kepada para generasi muda sebagai pemimpin dan penerus adat budaya Minangkabau dapat mempertahankan dan melestariakan prosesi ini agar kearifan ini dapat menjaga dan menerapkan nilai-nilai adat minangkabau dengan mengkedepankan adab karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang beradab.

Refrensi:

https://nagarikamang.wordpress.com/2016/04/17/hubungan-paruik-jurai-payuang-kaum-suku/

https://www.kompasiana.com/suwandaalfasha/6059f9aed541df7a430abcb2/mengenal-lareh-koto-piliang-dan-lareh-bodi-caniago-dua-sistem-pemerintahan-menurut-adat-minangkabau

Batagak Penghulu di Nagari Sariak,Makalah Batagak Penghulu Di Nagari Sariak, 2022. Hal. 12-15.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.