pulang untuk perubahan kisah david hidayat dalam konservasi terumbu karang dan ekonomi - News | Good News From Indonesia 2023

Pulang untuk Perubahan: Kisah David Hidayat dalam Konservasi Terumbu Karang dan Ekonomi

Pulang untuk Perubahan: Kisah David Hidayat dalam Konservasi Terumbu Karang dan Ekonomi
images info

Sumatera Barat dikenal dengan tradisi merantau. Merantau adalah istilah dalam budaya Minangkabau yang mengacu pada tradisi pergi merantau atau meninggalkan tempat asal untuk tujuan tertentu, seperti belajar, bekerja, atau menjalani kehidupan di luar kampung halaman. Namun, seorang Putra Minangkabau memiliki keterikatan batin yang erat dengan tanah kelahirannya. Terlepas dari seberapa bahagia mereka hidup di perantauan, kampung halaman selalu menjadi kenangan yang dirindukan, dan itulah yang dialami oleh David Hidayat.

David Hidayat adalah putra daerah yang lahir dan besar di Desa Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, setidaknya hingga menyelesaikan sekolah dasar. Meskipun ia menempuh pendidikan menengah hingga kuliah di Kota Padang, ia tidak pernah melupakan akarnya. Alih-alih bekerja di kota dengan seragam kantoran, David Hidayat justru bercita-cita untuk kembali ke kampung halamannya. Setelah menyelesaikan kuliah di salah satu universitas swasta di Kota Padang, David Hidayat mantap memutuskan untuk kembali ke desanya, Sungai Pinang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Pada tahun 2014, David mulai merencanakan untuk mendirikan sebuah komunitas selam karena hobi dan kecintaannya terhadap selam di desanya yang terletak di pesisir pantai. Namun, saat itu, ia juga menyadari bahwa kondisi lingkungan di sekitarnya, yaitu Desa Sungai Pinang, benar-benar tidak baik. Pantai-pantai mengalami abrasi parah karena kerusakan hutan mangrove. Selain itu, kerusakan ekosistem laut juga menjadi masalah serius. Alasan awal mendirikan komunitas selam berubah menjadi dorongan untuk melakukan tindakan konservasi dan pemulihan lingkungan pesisir serta ekosistem bawah laut di desanya.

Dengan semangat cinta untuk menjadikan lingkungan pesisir yang lebih baik, David mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Andespin Deep West Sumatera. Andespin sendiri merupakan singkatan dari Anak Desa Sungai Pinang. Komunitas ini muncul sebagai upaya nyata untuk konservasi dan pemulihan ekosistem pesisir di Desa Sungai Pinang. Seluruh anggota Andespin adalah anak-anak nagari Sungai Pinang, yang juga merupakan teman sejak masa perkuliahan.

David dan teman-temannya memulai langkah konservasi di Sungai Pinang dengan fokus pada penanaman dan perawatan terumbu karang. David aktif terlibat dalam proses transplantasi terumbu karang. Upaya kolaboratif antara Andespin dan para nelayan sekitar menjadi komitmen nyata dalam menjaga dan memulihkan ekosistem bawah laut di wilayah tersebut. Proses transplantasi melibatkan pengambilan bibit terumbu karang dari sumber yang telah ada. Bersama rekan-rekannya, David membuat wadah dari beton dan rak-rak besi untuk menampung bibit-bibit tersebut. Pertumbuhan terumbu karang memerlukan waktu yang cukup lama, dan David mengakui bahwa selama kegiatan ini, pertumbuhan terumbu karang hanya mencapai sekitar 2 cm per tahun. Berkat inovasi yang mereka persembahkan, kawasan yang sekarang telah ditanami 20 ribu bibit terumbu karang menjadi tujuan wisata dan sumber penelitian yang menarik bagi masyarakat.

Tidak hanya itu, David dan teman-temannya juga melakukan penanaman bibit mangrove di sepanjang pesisir pantai Sungai Pinang. Sejak tahun 2009 hingga saat ini, lebih dari 50 ribu bibit mangrove telah berhasil ditanam di berbagai lokasi, termasuk Pantai Manjuto dan Pantai Erong di Pesisir Selatan. Hutan mangrove yang tumbuh subur saat ini menarik banyak wisatawan, yang pada akhirnya memberikan dampak ekonomi yang positif bagi penduduk sekitar. Selain menjadi destinasi wisata, kawasan mangrove juga telah menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Kini, perempuan di sekitar hutan mangrove tidak hanya mengandalkan suami mereka sebagai nelayan untuk mencari penghasilan, tetapi mereka juga mampu menghasilkan pendapatan sendiri dengan menangkap kepiting bakau dan langkitang.

Dalam upayanya untuk mencapai keberlanjutan dalam konservasi, David menyadari pentingnya meningkatkan literasi lingkungan masyarakat. Saat ini, bersama dengan kelompok Andespin, David aktif mengadakan diskusi dan memutar video pendidikan mengenai isu-isu lingkungan di Warung Kampanye Andespin di Sungai Pinang. Tempat ini awalnya merupakan warung kecil yang sering digunakan sebagai tempat istirahat oleh para nelayan.

Berkat dedikasi dan usahanya dalam memulihkan lingkungan, Astra Indonesia memberikan apresiasi yang sangat luar biasa. Pada tahun 2022, David Hidayat dihormati sebagai penerima Penghargaan Lingkungan SATU Indonesia ke-13 dalam rangkaian SATU Indonesia Awards.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.